Play on mulmed: When Night Falls by Eddy Kim
.
.Malam telah tiba, kesepuluh demigod memutuskan untuk menginap selama semalam di Desa Arsell. Udara dingin begitu menusuk kulit dan Seokjin tengah terduduk di beranda penginapan.
Manik hazelnya menatap kosong ke depan dan tangannya mengusap-usap kedua lengannya, berusaha menghalau hawa dingin yang tengah menyerang. Tak lama, kepalanya mendongak, menatap langit malam yang kali ini menampakkan bintang dan bulan yang saling berdampingan.
Oh, rupanya langit sedang dalam suasana yang baik sekarang, tapi tidak dengan Seokjin. Ia tak tau sampai kapan dirinya harus terus-terusan terjebak dalam rasa sakit ini. Seokjin sudah berusaha merelakan, tapi sekuat apapun usahanya, hal itu akan sia-sia karena jauh di dalam hatinya sendiri, Seokjin sama sekali belum merelakan.
Dia memejamkan mata sejenak, sekedar menenangkan diri sebelum akhirnya sebuah suara membuatnya membuka mata kembali.
"Seokjin." Itu suara Taehyung.
"Hmm.. "
"Berdiri dan tatap aku."
Seokjin bergeming, seolah menulikan indra pendengarannya dan hal itu membuat Taehyung geram. Ia menarik paksa lengan Seokjin, membuatnya mau tak mau terpaksa berdiri dan terkejut kala Taehyung langsung memeluknya.
Seokjin membulatkan matanya kaget, tangannya tergerak untuk mendorong dada Taehyung tapi pria itu semakin mempererat pelukannya. "Tae, lepaskan!"
"Tidak! Diam dan dengarkan aku dulu!" Taehyung mengusap-usap kepala Seokjin dan perlahan-lahan pemuda itu mulai tenang. Ia tak memberontak dan memasrahkan diri dalam rengkuhan sang putra Hades.
"Dengar, aku akan mengatakannya sekali sebelum aku membiarkanmu kembali padanya." Taehyung menaruh kepalanya di ceruk leher Seokjin, menghirup aroma pemuda itu dalam-dalam dan mempersiapkan diri untuk mengatakan sesuatu yang telah lama dinantinya.
"Aku mencintaimu."
Seokjin terbelalak kaget, "A-apa?"
"Aku mencintaimu, Kim Seokjin."
Oke, Seokjin mulai merasa tak enak sekarang. Ia segera mendorong kuat dada Taehyung dan usahanya berhasil. Dilihatnya sang putra Hades di depannya dengan tatapan tak percaya. "Tae, kau- "
"-maaf, aku tak tau harus berkata apa." Seokjin berniat memasuki penginapan tapi Taehyung menghalangi jalannya dan kembali berkata, "Aku tau kau mungkin kecewa padaku tapi aku ingin setidaknya kau mengerti perasaanku sebelum akhirnya melihatmu kembali bersamanya."
"A-apa? Aku tak mengerti ucapanmu."
"Aku membawanya kembali." Taehyung berkata lirih dan Seokjin menatap pria di depannya tak percaya, "Nam-namjoon.. " Taehyung mengangguk dan seulas senyum terbit di bibir Seokjin bersamaan dengan air matanya yang turun.
"Maka dari itu, biarkan aku memelukmu dengan perasaan ini untuk yang terakhir kalinya." Dan Taehyung langsung menarik pemuda itu kembali ke dekapannya hingga Seokjin terisak, "Terimakasih.. terimakasih banyak.. "
"Untukmu, apapun itu, aku akan melakukannya, sekalipun hal itu akan menyakiti perasaanku sendiri."
Perkataan itu tak bisa untuk tak membuat Seokjin menangis keras. Ia mempererat pelukannya pada Taehyung, merasa sangat bahagia sekaligus berterimakasih pada sang putra Hades.
Mereka berpelukan selama beberapa menit, sebelum akhirnya Taehyung melepas pelukan dan mengusap air mata Seokjin. "Sekarang temui dia, ke tempat terakhir kali kau menangis."
Dan Seokjin tau tempat itu, tempat dimana ia menangis di lekukan leher Lethan. Pemuda itu tersenyum, mengulas senyum terbaiknya sebelum akhirnya berbalik dan pergi dari sana dengan sebuah kalimat yang menyadarkan Taehyung bahwa cinta tak harus memiliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destroy The Problem [ NamJin ]
FanfictionNamjoon menatap lurus ke depan, ke arah kegelapan dan pepohonan yang bergerak tertiup angin. "Because I don't want my lili flowers wilted." Dan Seokjin tak mengerti apa maksud pria itu. WARN! BL, demigod au, half-blood, fantasy