19.Puing puing Harapan

2.6K 79 6
                                    

Bagai tom and jerry,seperti itulah keadaan Nata dan Arkan sekarang,seharusnya mereka tidak seperti ini saat Dira tidak ada,dan seharusnya mereka akur dan bukannya malah bertenkar,mereka sama sama kalah dengan egonya sendiri.

Sudah Seminggu berlalu,dan Dira pun juga belum ada perubahan,tanda tanda pergerakan nya juga belum ada muncul,sementara hari ini Henry Take-off, bayangkan betapa terkejutnya Henry mendengar kondisi Dira sekarang,penyeselan terbesarnya adalah pernah meninggalkan Dira.

Sesampainya dirumah sakit,selalu ada Arkan dan Nata yang siaga menjaga Dira,dan sementara Wisnu dan sarah belum tiba dirumah sakit,Arkan dan Nata tidak mengetahui bahwa Henry akan datang hari ini,setelah berbulan bulan meninggalkan mereka tanpa kabar dan sekarang Henry muncul begitu saja.

Tentu menjadi moment canggung bagi mereka bertiga,sementara Henry langsung buru buru mengunjungi Dira dan melihat kondisinya sekarang.

Betapa hancur nya Henry melihat kondisi Dira sekarang,tak jauh dengan Arkan dan Nata,Henry pun ikut ikutan menyesal dengan kepergiannya,menyesal karna tak bisa menjaga Dira seharusnya dirinya tetap menemani Dira walaupun kenyataannya dia tidak bisa bersama Dira karna dia sudah punya Arkan.

"Bukan ini yang gue mau,bukan keadaan ini yang gue inginkan,bukan suasana sial ini yang gue impikan,seharusnya gue lebih bersikap dewasa." Pikir Henry,hatinya hancur,badannya lemah tersandar di tembok pucat sambil mengusap ngusap wajahnya.

"Lo jadi pacar bisa pantas sedikit?"  Ucap Henry melirik Arkan,Arkan diam tidak melawan apapun,memang ada benarnya juga apa yang dikatakan Henry,tentu saja Arkan menyadari itu.

"Gue tinggalin Dira dan nyerahin dia ke lo,bukan gini yang gue mau,gue nyerahin dia ke elo karna gue percaya sama dirilo,tapi yang gue terima apa?"  Ucap Henry yang perlahan mendekati Arkan.

"Udah!Bukan Ini yang Dira mau,sadar gak sih perlakuan kalian selama ini kaya bocah?semakin tingkah kalian seperti ini semakin Dira ogah buat ketemu kalian lagi." Saut Sherly yang datang menghampiri mereka berbaringan dengan Qila.

"Tolong,gue gamau liat kalian gini lagi!tolong sekali ini aja bersikap lebih dewasa lagi,gue mohon sama kalian ini semua untuk Dira!" Sambung Qila yang kini sedang meneteskan air matanya.

Siapapun yang berada diposisi mereka pasti tak kuasa melihat suasana seperti ini,yang mereka lakukan hanyalah bertengkar,bukan memperbaik masalah tapi memperburuk. Semua nya pasti menyesal tapi apa boleh buat penyesalan selalu datang terlambat. Bahkan semesta pun tidak bisa mengubahnya kalau ini sudah takdir yang kuasa.

"Bahkan saat penyeselan menghantuin pikiran lo semua,itu gaada gunanya sekarang semuanya udah terjadi,jadi buka pikiran lo semua,lihat kedepan apa yang bakalan lo semua hadapin!"

Nata,Arkan,dan Henry hanya diam saja mendengar perkataan Sherly dan Qila,memang benar mereka tak boleh seperti ini,semuanya berharap hanya Dira kembali tapi tidak seperti ini caranya.

Rasanya menatap ruang ICU itu sudah hal biasa bagi Arkan,memang sejak awal pertama begitu menyeramkan baginya seolah olah membawa nya ke masa lalu dimana Ibunya yang berada diruang ICU itu.

Sulit sekali melupakan moment menyedihkan ini,mau tak mau Arkan mengingat nya lagi,dia tidak mau posisi Ibunya dialami Dira juga,cukup seorang wanita yang ia cintai saja pergi meninggalkannya.

Rekaman tentang Rumah sakit ini sudah jelas di memori Arkan,begitu pilu saat ini semua kenangan menyelimuti ruangan Rumah sakit ini,tidak tau harus disebut kenangan atau tidak,dan tidak ada yang paling menyeramkan lebih dari menunggu diruang ICU.

"Apakah Dira akan terbangun dari komanya?atau malah sebaliknya?dia bakalan ninggalin gue disaat seperti ini?tidak Dira tidak,bahkan saat ini lo belum terbangun dari tidur lo yang lelap,gue akan jagainlo selalu,bahkan maut memisahkan kita pun gue bakalan ikut kemana pun lo berada Dir,karna disitu lo berada,disitulah gue berada."

Cowok galak vs Cewek jutekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang