13.Kalau saja aku mampu.

3K 97 0
                                    



"Sekuat-kuatnya seseorang memendam,akan kalah oleh yang menyatakan. Dan sehebat-hebatnya seseorang menunggu,akan kalah oleh yang menunjukkannya."

------------------------------------------

"Hai ma" Ucap Dira lesu berbaringan jalan dengan Arkan yang baru saja masuk kedalam rumah Dira,Ya ini baru pertama kali Arkan berjumpa dengan Sarah,pasti sangat canggung rasanya,Arkan harus bersikap Gentel dan Keren didepan Sarah.

"Hallo tan" Saut Arkan sambil berjabat tangan.

"Kamu siapa?Pacarnya Dira?"

"Ma" Ucap Dira berdecak.

"Iya tan,kenalin saya Arkan Harith Putra."

"Oo gantengya calon menantu mama." Goda Sarah pada Dira,Arkan hanya tertawa mendengar candaan Sarah,ya tertawa senang pastinya,sementara Dira sibuk menggelengkan kepalanya yang sudah lagi tak heran dengan sikap mamanya itu.

"Muka kamu kenapa?" Tanya penasaran Sarah.

"Kepentok dinding tadi" Dira langsung menjawab pertanyaan Sarah padahal ditujukan oleh Arkan,kalau saja Dira tidak langsung menjawab pasti suasana akan canggung,dan pasti Sarah selalu saja ingin bertanya kenapa,Sarah dan Dira mempunyai kesamaan yang membuat siapapun kesal,ya kepo dengan urusan orang. Namanya juga anak sama ibunya.

"Ohyaudah,mama kedapur duluya sekalian ambil minuman"

"Eh gausa repot repot tante"

"Gapapa kali santai aja" Ucap Sarah sambil meninggalkan Arkan dan Dira yang berada diruangtamu.

"Maaf ya kan,mama gue emang suka gitu,kepo sama urusan orang"

"Pantes dong"

"Pantes apanya?"

"Pantes nurun ke anaknya" Ucap Arkan tertawa sambil mengacak ngacak rambut Dira dengan gemas.

"Eh anak aja lo ya" Cibir Dira bibirnya naik sebelah sambil menunjukkan muka kesal.

"Hehe kan emang iya."

"Iya deh untuk sekali ini gue biarin aja."

"Heehe yeay gitu dong cantik" Lagi lagi Arkan gemas dengan tingkah Dira,kedua tangannya menyentuh sambil mencubit kedua pipi Dira yang merah dan lembut itu.

"Hm,jadi yang ngebuat lo kaya gini siapa?"

"Gak penting Dir"

"Semua hal yang lo lakuin,sekecil apapun itu penting sama gue kan"

"Tapi percuma gue ceritain"

"Kenapa?lo bakal dihabisin lagi kalo ceritain ke gue?"

"Ya enggaklah,sebelum mereka ngehajar gue,gue luan yang harus."

"Hm iya deh,gue tau ceritain dong makanya"

"Nata"

"Maksudlo?"

"Iya Nata sama temen temennya yang ngebuat gue gini,tapilo jangan salah kiraya,gue kalah karna lagi pengen aja"

"Apaansih,udah gini masi becanda terus"

"Yee gapapa kali"

"Ehem kok canggung banget sih suasananya" Tiba tiba Sarah datang mencairkan suasana yang tegang antara Dira dan Arkan,tidak tau apa yg diperbicarakan Sarah hanya datang dan tersenyum sambil membawa tatakan dan segelas air minum untuk Arkan.

"Gak kok ma"

"Makasih tan" Sarah hanya tersenyum dan kemudian balik kedapur untuk membereskan yang berantakan.

"Nata sendiri yang buat lo gini?" Arkan hanya diam tak mau berkata apa apa,ia fikir jika bilang yang sebenarnya pun tidak ada gunanya hanya akan memperumit keadaan.

"Jawab" Lanjut Dira.

"Enggak Sayang"

"Jadi?"

"Awalnya sih Nata sendirian terus teman temannya datang,ya terus mereka langsung pukulin gue"

"Siapa?" Sontak Dira langsung mengingat kejadian tadi melihat segerombolan lelaki keluar dari gedung yang gelap.

"Gue gakenal"

"Bukan anak Sekolah kita?"

"Gatau Dir,gelap,gak liat apa apa"

"Hm iya deh kan,gue ngerti kok gausa dibahas lagi" Dira hanya pasrah untuk tidak memaksa Arkan memberitahu semuanya,ya pasti waktu akan cepat berlalu dan termasuk Dira cepat atau lambat akan mengetahui hal yang sebenarnya.

"Dir,udah malamnih,gue balik duluya"

"Iya deh,hati hatiya kan"

***

"Nat,gue perlu bicara sama lo" Saut Dira dari kejauhan menghampiri Nata yang sedang berjalan kekantin.

"Bicara apa?"

"Lo sama temen temen lo kan?"

"Maksudlo?"

"Gausa belagak gak ngerti deh"

"Iya,bilang dulu dong Dir"

"Lo mukulin Arkan semalemkan?"

"Oh jadi cowo lo itu yang bilang?pengecut banget sih" Tanpa disadari tangan Dira sudah melayang kewajah Nata meninggalkan bekas cap tangan yang merah dipipi Nata,Nata langsung seketika memegang pipi nya yang baru saja ditampar Dira,pukulan Dira sangat kuat mengeluarkan bekas bunyi yang deras ya sontak Dira langsung terkejut apa yang dilakukannya sekarang,menampar cinta pertamanya?apa ini nyata?

"Dir?"

"Nat,yaampun gue gasengaja"

"Lo bela belain nampar gue gara gara dia?" Emosi Nata semakin meluap,kesabarannya sudah semakin habis,nafasnya terengah engah,kedua tangannya dikepal sekuat kuatnya,tidak menyangka Dira akan berbuat seperti ini.

"Gara gara hal sepele ini Dir?" Lanjut Nata.

"Enggak Nat,lo salah"

"Lo dendam sama gue?karna gak gue terima cinta lo?perempuan kaya apaanlo?gapunya harga diri?" Suara Nata semakin kuat,berdengung diseisi koridor sekolah itu,sementara Dira mulai ketakutan kedua telapak tangannya memegang telinganya dan menutupi,tubuhnya bergetar,kalau saja dia tidak menemui Nata akhirnya tidak seperti ini.

"Ha ha Dir,gue baru tau lo semurah ini,ngebelain cowo yang kaya gituan?" Lanjut Nata,semua isi otak Dira terpenuhi kata kata tidak punya hargadiri, dia sangat ketakutan,apa yang dilakukan Nata setelah ini padanya?emosi Nata yang selama ini tidak pernah dilihatnya sekarang baru muncul.

"Seseorang siapapun itu tolong,tolong bantu aku jauh dari lelaki ini"

Pikiran Dira sudah entah kemana,dia ketakutan,Ya dira selama ini memiliki gangguan kepanikan atau kecemasan (ANXIETY DISORDERS). Suara Nata semakin samar samar ditelinganya,tubuhnya semakin bergetar dan kemudian terjatuh kelantai.

###

hallo,hai gimana ceritanya?cuman bisa up segini aja semoga suka,enjoy your day<3

Jangan lupa vote comment,kritik & sarannya yah<3

F,lov,f

Cowok galak vs Cewek jutekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang