"Kejar apa yang pantas dikejar, tinggalkan apa yang pantas ditinggalkan. Selalu berpikir tentang kemungkinan terburuk agar tidak sering terlanjur terpuruk."----------------------------------------------------
5 Tahun lamanya. Ia lima tahun lamanya Dira tidur dibangsal rumah sakit itu,seakan tubuhnya sudah terikat dengan tempat tidur bewarna putih pucat itu.
Apalagi aroma rumah sakit ini sudah membekas sekali dihidung Dira. Dia ingin bangun,bahkan bukan ingin saja tapi ingin sekali,tapi nyatanya tak bisa. Sudah berkali-kali dia mencoba menyadarkan dirinya dari tidurnya yang cukup lama.
Dia ingin melanjutkan kencannya bersama Arkan,dia ingin makan malam romantis dengan Arkan. Tapi sekarang yang ia rasakan hanya mati rasa.
"Dir!" Saut Henry pada Dira yang bengong menatap jendela.
Dira menoleh kearah Henry sambil tersenyum "Astaga,bikin kaget aja lo!" Ucapnya sambil tertawa.
"Udah ayo,lo mau lama-lama disini?betah amat udah 5 tahun" Godanya,tapi Dira malah tertawa. Ia Dira sudah sadar dan diberitahu bahwa dia berada disini sudah 5 tahun.
Bahkan rambutnya sudah sangat panjang sepinggang. Bagimana tidak 5 tahun tidak dipotong.
Dira mengangguk mengikuti langkah Henry didepannya,sudah lama dia tidak menghirup udara segar diluar ruangan ini.
Dira tersenyum lebar,menatap kearah depan ternyata ada Nata, "Eh,Dira?" Sautnya.
"Apakabar lo Nat. Udah punya cewe baru lo?" Tanyanya sambil tertawa. Nata pun tertawa,lalu kemudian mengajaknya berjalan bersama.
Kini mereka berjalan bersamaan tiga-tiganya,Yaitu Dira-Henry-dan juga Nata.
"Udahla,yakali gue seumur hidup jomblo. Emang gak kayak lo"
"Santai dong,abis keluar dari sini gue bakalan pacaran sama semua orang yang gue temuin."
"Termasuk gue kan Dir?" Tanya Henry.
"Gak! Lo sahabat gue. Lagian bukan nya lo pacaran sama Qila sekarang? Gilak lo"
"Hahaha,canda kali. Qila ternyata lebih galak dari lo."
"Maksudlo? Lo bilangin gue galak gitu?" Dira memukul bahu Henry kuat. Kuat menurut Dira sih,tapi bagi Henry itu cuma pukulan biasa.
"Aduhhhh,kangen banget dipukul sama loo,peyukkk dongg" Goda Henry mengisyaratkan memeluk Dira.
"Ah najiss!!"
Kini mereka tertawa bersama ketiganya. Henry sangat merindukan moment ini,dimana dia bisa tertawa lepas bersama Dira. Tidak memikirkan apa-apa.
Bagimana tidak,lima tahun tidak ia rasakan sensasi dipukul Dira,dijambak Dira. Bahkan diludahi Dira,Ahhh rasanya dia sangat-sangat rindu masa-masa itu.
"Hai Dir" Ucap Arkan yang kini didepan Dira.
Dira bengong,terus berhenti didepan Arkan. Begitu pula Henry dan Nata menghentikan langkahnya.
"Siapa,ya?"
Arkan terkejut.
Begitu pula dengan Henry dan Nata.
"Maaf,lo kenal sama gue?" Ucap Dira sekali lagi.
Arkan tak berkutik apa-apa,bahkan bibirnya saja sudah membeku. Begitu pula hatinya,rasanya teriris.
Arkan sudah membawa bucket bunga besar,bersama coklat kesukaan Dira.
"Gajelas banget sih,ayo pergi" Ucap Dira meninggalkan Arkan dan berjalan kearah depan seolah-olah Arkan tidak ada.Henry menatap mata Arkan,matanya mulai menunjukkan tatapan kosong. Begitu pula dengan Nata,tapi Nata menepuk pundak Arkan dengan pelan lalu berjalan menuju Dira.
"Woi,ayolah. Cape gue berdiri terus" Saut Dira pada Henry.
***
"Dir,lo gakenal siapa tadi cowok didepan lo?"
"Siapa Hen?"
"Ituloh,dirumah Sakit tadi" Ucap Henry lagi.
"Kagak,salah orang kali"
Dira membaringkan tubuhnya diatas sofa empuknya itu. Sudah lama dia menginginkan tidur diatas sofa ini lagi,padahal dulu ini adalah basecamp favorit nya bersama Arkan.
Dira tiba-tiba terdiam,Arkan?
"Arkan?" Ucapnya. Henry tiba-tiba menoleh.
"Lo tau sekarang kan Dir?" Ucap Henry antusias.
"Tau apa?"
"Yang tadi!!!"
"Ah gajelas lo,udah sana pulang. Gue mau tidur syantik dulu"
***
"Katanya lo nemuin cewe lo yang koma selama 5 tahun? kenapa udah pulang?" Saut Gibran teman kerjanya Arkan. Arkan sekarang sudah mempunyai Kafe sendiri sebenarnya dia membuat Kafe ini hanya untuk menghilangkan rasa bosannya dan rasa khawatirnya tentang keadaan Dira.
Sejak Lima Tahun yang lalu,Arkan sampai sekarang tidak mempunyai perempuan baru untuk menggeser posisi Dira dihatinya. Arkan selalu setia pada Dira,setiap hari Arkan menjenguk Dira yang terbaring lemah dirumah sakit.
Tapi hari ini, Arkan menemui Dira dan reaksi Dira tak mengenal Arkan,cukup membuatnya sakit hati.
Rasanya dia ingin teriak sekeras-kerasnya,meratapi nasibnya.
"Apa kisah cinta gue harus berakhir tragis kaya gini?kenapa disaat Dira kenal semua orang tapi dia gak kenal sama gue? Apa dia punya rasa trauma sama gue waktu kecelakaan itu? Iya gue akui gue salah,tapi emang sama sekali gaada ruang buat gue lagi?"
"Dia gakenal sama gue" Ucap Arkan.
Gibran terkejut "Maksud,lo? Amnesia gitu?"
"Bukan,dia kenal sama orang disekitarnya tapi dia gakenal sama gue." Ucap nya putus asa.
"Gue tau perasaan lo,Kan. Dan pasti semuanya butuh waktu,begitu juga sama cewek lo. Mungkin dia butuh waktu ingat siapa diri lo,gue yakin cinta sejati gamungkin bohongin siapa pemilik hati tersebut"
"Menurut lo,Dira bakalan ingat gue siapa? lo yakin?"
"Yakin lah,ini semua tentang waktu. Dan gue rasa Dira gamungkin ngelupain lo seutuhnya,ingat Kan. Hati gak bisa ingkari dimana letak ia berada,hati lo ada sama Dira begitu juga sebaliknya."
Arkan terdiam,apa yang dikatakan Gibran mungkin ada benarnya,dan ini semua adalah persoalan waktu. Arkan akan memberikan Dira waktu untuk mengingat siapa dirinya.
Dia akan berjuang lebih keras untuk kembali diposisi semula. Tapi balik lagi cuma waktu yang tahu kapan itu akan terjadi.
"Ingat,Kan. Lo gaboleh nyerah,kalo lo nyerah sama aja lo udah ngeruntuhin perjuangan lo 5 tahun yang lo buat".
###
Asik nihh,akhirnya aku update cerita ini lagii. Maafiin yaaaa,aku bakalan lebih sering update lagi sampe namatin cerita ini,maafyaa.:(
Jangan lupa baca cerita aku yang satu lagi yaa "Triple A" Love you gaiss,happyy enjoyy!!❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok galak vs Cewek jutek
Teen FictionGimana kalo cowok galak sama cewek jutek disatukan?,apa hati sicewek jutek akan luluh?dengan berjutaan gombalan dari si cowok galak? ---------------------------------------------------------- "Aku seneng kamu nerima tantangan itu,jadi aku bisa punya...