8 | Beriringan |

139 35 48
                                    

[On Mulmed : Berawal Dari Tatap - Yura Yunita]

8 | Beriringan |

"Aku pernah merasa bahagia ketika kamu ada di dekatku tanpa perlu kamu tau bagaimana perasaanku untukmu."

~Te Extraño~

Jangan lupa vote dan comment-nya ya♥

Karena itu sangat berarti untuk Author

Happy reading :D










"Oke, anak-anak. Minggu depan ulangan ya?" ucap Pak Didi horror.

"HAA?" serempak satu kelas.

"Apa ha ha ha ha?" Pak Didi bertanya, "Minggu depan ya dipersiapkan hp atau laptopnya!"

Pak Didi mengakhiri pelajarannya begitu saja, walaupun masih ada satu jam pelajarannya lagi yang tersisa.

Ting!

Terdengar bunyi notifikasi dari ponsel Alin, langsung dibukanya. Pesan dari nomor yang tidak ia kenal.

+62*********** : Seminggu lagi, siap nggak? 😏

Seminggu lagi?

Siap nggak?

Dari nomor yang tidak dikenal, nomor yang belum ia save.

Pandangan Alin langsung jatuh ke barisan tempat duduk depan, paling pojok kiri.

Benar saja, dari cowok menyebalkan itu. Terlihat muka-muka yang siap untuk Alin ceburkan ke rawa-rawa buaya. Wajahnya yang begitu nampak menyeringai, namun tak membuat Alin takut sedikitpun.

Alin mengetikkan sesuatu pada ponselnya. Mengetikkan balasan untuk pengirim tidak dikenal itu.

Gue, Alin Ariastina bakal siap kapanpun! 🔥

Send!

Sekarang gantian Alin ikut menyeringai memandangi ponselnya. Walau dalam lubuk hati terdalam sebenarnya ia tidak yakin bisa menang atau tidak. Apalagi pelajaran Matematika Minat ini yang ia benar-benar membuatnya menjadi tidak minat.

Masuk peminatan MIPA tapi sekarang malah tidak minat Matematika. Percayalah, yang mengalami seperti itu pasti jarinya tidak sengaja memencet pilihan peminatan MIPA.

✨✨✨

"Al, kantin yuk!" ajak Intan yang sudah beranjak berdiri.

"Nggak ah, gue mau ke perpus aja deh!" Alin menolaknya halus sembari merapikan buku dan tempat pensilnya di meja.

"Tumben banget sih," heran Intan melihat perubahan Alin yang biasanya semangat ke kantin sekarang malah lebih memilih nangkring di perpustakaan.

"Kan karena tantangan itu." Alin memandang lesu wajah Intan.

"Oh oke deh. Semangat ya Alin!" Intan menepuk bahu Alin sambil tersenyum manis.

Intan pun berjalan seperti udang, berjalan mundur."Hei Alin semangat! Hei Alin semangat! Hei Alin semangat!," ucapnya menggebu-gebu dengan diiringi tepukan dari dirinya sendiri.

"Hei Alin sem--"

BRAKKK!!!

"Aduhh! Lo nih gimana sih, orang segede gue masih aja nggak ngeliat!" sulut Intan yang masih terduduk lemah di lantai dengan pandangan yang masih ke bawah.

Te ExtrañoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang