[On Mulmed : Dengan Caraku - Arsy Widianto feat. Brisia Jodie]
14 | Will Not Be Solved |
"We are one and will not be solved. Love problems later, the most important thing is friendship."
•BOYSGANG, CORSA SELAMANYA!•~Te Extraño~
Jangan lupa follow Author🎀
Budayakan meninggalkan jejak. Vomment-nya ya♥
Karena itu sangat berarti untuk Author❤
Happy reading :D
"Huahhhhhhh." Alin beruap setelah menikmati tidur nyenyaknya.
Retina matanya berusaha membiasakan cahaya yang perlahan pasti memenuhi pandangannya. Cahaya sore yang berasal dari jendela yang menganga membuatnya mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Mengetahui bahwa itu bukan kamarnya, ia langsung beranjak cepat berdiri. Mengingat-ingat kembali mengapa dia bisa ada di sini.
Ia mengingat ia sedang berada di rumah cowok super menyebalkan dalam kehidupannya itu. Ia menilik jam hitam di dinding kamar yang menunjukkan pukul empat sore. Ia bergegas keluar mencari sang pemilik rumah.
Alin menemukan sosok itu tengah tertidur di sofa ruang tamu. Tampak cowok itu tidur dengan kondisi yang tidak nyaman. Lengan kirinya ia letakkan untuk menutupi matanya. Dahinya timbul peluh keringat. Rambutnya terlihat basah. Berulang kali Alin melihatnya bergerak terusik. Membalikkan posisi tidurnya menjadi miring ke kanan.
Alin berjalan pelan duduk di sofa lainnya. Mengamati sebentar sosok laki-laki di depannya. Wajahnya terlihat tentram. Senyuman tipis di bibirnya seolah tampak walau itu benar-benar sangat tipis.
Alin berlalu ke dapur. Mengambil air putih dalam dua gelas. Saat ia kembali, ia melihat sosok itu telah terbangun dengan menyenderkan punggungnya pada senderan sofa.
"Ini, minum dulu." Eza menerima segelas air yang Alin beri. Ia teguk hingga tandas.
"Gue pulang ya," Alin mengambil tasnya yang tergeletak di bawah. "Udah sore juga nih."
"Gue anter." ucapnya dengan suara serak-serak basah khas orang yang baru bangun tidur.
Ia bangkit untuk mencuci muka, mengambil jaket, dan mengambil kunci motornya. Langkahnya tertahan karena suara Alin. "Gue bisa pulang sendiri."
"Nggak!" tegasnya seolah perintah yang tidak bisa diterima penolakan apapun. "Tunggu bentar."
Alin memainkan ponselnya sembari menunggu Eza. Eza mendekat dengan keadaan wajah yang lebih fresh. "Ayo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Te Extraño
Teen FictionSetiap pertemuan dan perkenalan pasti akan diakhiri dengan perpisahan, Semua yang bertemu pasti akan berpisah, Semua yang hadir pasti akan kembali, Semua yang datang pasti akan pergi. Tidak ada yang benar-benar tinggal, kecuali... - - [Tulisan manus...