15 | Akara |

102 13 18
                                    

🎶"Pagi telah pergi
Mentari tak bersinar lagi
Entah sampai kapan
'Ku mengingat tentang dirimu

'Ku hanya diam
Menggenggam menahan
Segala kerinduan
Memanggil namamu
Di setiap malam
Ingin engkau datang
Dan hadir di mimpiku
Rindu

Dan waktu 'kan menjawab
Pertemuanku dan dirimu
Hingga sampai kini
Aku masih ada di sini"🎶

[On Mulmed : Tentang Rindu - Virzha]

15| Akara |

"Mungkin ragamu tak dapat kumiliki seutuhnya. Namun ku percaya akaramu kan selalu terpendam dalam pikiranku selamanya."

~Te Extraño~

Jangan lupa follow Author🎀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa follow Author🎀

Budayakan meninggalkan jejak. Vomment-nya ya♥

Karena itu sangat berarti untuk Author

Happy reading :D






"Cewek nyebelin!!"

Seruan seseorang membuatnya membalikkan badannya. Menoleh ke arah sang pemanggil. Ia sudah tau persis julukan itu dan siapa yang memberinya.

"Apaan?!" tanyanya ketus.

"Bawain tas gue." Cowok itu mengulurkan tas punggung warna hitam miliknya yang langsung diambil oleh Alin.

"Ikut gue, yuk!" Tangan kanannya menarik tangan kiri Alin. Menariknya hingga sampai ke parkiran. Lalu mereka menaiki motor dan melaju bersama kendaraan lainnya di jalanan.

Eza mengajak Alin menuju salah satu mall di kota. "Sini, tas punya gue. Gue yang bawa!"

Alin pun menyerahkan tas hitam tersebut kepada pemiliknya dengan senang hati. "Ngapain kita ke sini?"

"Enaknya ngapain?" Eza malah berbalik tanya.

"Gimana sih, lo yang ngajakin ke sini malah nggak tau mau apa."

"Emmm..." jeda sejenak. "Sebenarnya, gue ke sini mau cari kado ulang tahun."

"Emang buat siapa?" tanya Alin dengan cepat.

"Buat bokap gue." responnya singkat sambil menggaruk belakang lehernya. Jujur saja, sebelumnya Eza tidak pernah bersusah-susah mencari kado dan bersikap manis seperti ini pada ayahnya.

Te ExtrañoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang