🎶Terima kasih tuk luka yang kau beri
Ku tak percaya kau tlah begini
Dulu kau menjadi malaikat di hati
Sampai hati kau telah beginiBerkali-kali kau katakan sendiri
Kini ku tlah benci, cintaku tlah pergi
Pergi saja kau pergi, tak usah kembali
Percuma saja kini hanya mengundang perih
Cukup tahu ku dirimu, cukup sakit ku rasakan kini🎶[On Mulmed : Pergi Saja - Geisha (Chintya Gabriella Cover)]
23 | Lara Pertama |
"Butuh berhari-hari untuk meyakinkan diri ini jatuh cinta, tapi cuma butuh satu detik untuk ngerasa hati ini benar-benar patah."
~Te Extraño~
Jangan lupa follow Author🎀
Budayakan meninggalkan jejak. Vomment-nya ya♥
Karena itu sangat berarti untuk Author❤
Happy reading :D
"Halo, Tante..."
["Iya, gimana, Za? Alin udah ketemu? Tante khawatir banget, dia belum pulang-pulang."] ucap Nafisya sambil celingukan di depan jendela.
"Emm...." Eza meneguk ludahnya. Dengan berat hati, Eza memilih opsi sedikit berbohong pada Nafisya. Sungguh berat rasanya.
"Maaf, Tante... Eza masih belum nemuin Alin. Tante jangan khawatir. Aku yakin Alin baik-baik aja, pasti sebentar lagi dia pulang."
["Yaudah, Za. Terima kasih udah bantu Tante cari Alin."]
"Iya, Tante. Itu udah jadi kewajiban Eza juga. Selamat malam, Tante."
Sambungan telepon terputus. Tapi rasa tercekat itu belum putus. Mata Eza masih tetap mengamati mereka berdua. Eza menangkap keadaan bahwa Fian tengah mabuk. Maka dari itu, Eza tak pergi sebelum Alin kembali ke rumah dengan selamat.
Fian telah masuk ke dalam rumahnya. Alin akhirnya melangkah gontai ke arah rumahnya sambil menunduk. Merenungi pelukan dan ciuman Fian untuk kali ini.
"Ibu kamu khawatir banget karena kamu belum pulang dari tadi. Sekarang kamu cepetan masuk." Eza bertitah, membuat Alin menoleh cepat karena terkejut.
"Eza?" Alin membeo. Pikirannya bertanya-tanya, apakah tadi Eza melihat semuanya atau tidak.
"Ayo cepet masuk ke rumah." Satu tangan Eza mengusap pelan pundak Alin, lalu sedikit mendorongnya untuk masuk ke rumah.
"Kamu? Nggak mau mampir dulu?"
Eza tersenyum tipis dan menggeleng.
"Aku pergi ya? Titip salam buat ibu kamu."
"Hati-hati, Za." Eza mengangguk, lalu benar-benar pergi.
Semoga Eza nggak bener-bener lihat tadi, harap Alin dalam hati. Lalu masuk ke dalam rumahnya.
*****
"Eza, darimana aja?"
"Sorry sorry, gue ada urusan tadi."
"Alin ya?" Kening Eza mengerut seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Te Extraño
Teen FictionSetiap pertemuan dan perkenalan pasti akan diakhiri dengan perpisahan, Semua yang bertemu pasti akan berpisah, Semua yang hadir pasti akan kembali, Semua yang datang pasti akan pergi. Tidak ada yang benar-benar tinggal, kecuali... - - [Tulisan manus...