22 | A Kiss On Forehead |

50 5 33
                                    

🎶Tak mengerti
Apa yang telah terjadi
Kau tak lagi sama
Engkau bukan engkau

Yang selalu
Mencari dan meneleponku
Dering darimu
Tak ada lagi

Walau kau menghapus
Menghempas diriku
Mengganti cintaku
Semua tak mampu
Hilangkan cinta
Yang telah kau beri

Walau kau berubah
Aku 'kan bertahan
Di sepanjang waktuku
Biarkan aku mencintaimu
Dengan caraku

Tak mengerti
Mengapa engkau membisu
Kau tak lagi sama
Engkau bukan engkau

Sampai aku
Ragu untuk meneleponmu
Mengertikah kamu
Aku rindu kamu

Walau kau menghapus
Menghempas diriku
Mengganti cintaku
Semua tak mampu
Hilangkan cinta
Yang telah kau beri

Walau kau berubah
Aku 'kan bertahan
Di sepanjang waktuku
Biarkan aku mencintaimu
Dengan caraku🎶

[On Mulmed :  Dengan Caraku - Arsy Widianto feat. Brisia Jodie]


22 | A Kiss On Forehead |

"Kamu mampu mencintai orang lain teramat tulus, tapi pernahkah kamu menyisihkan cintamu untuk dirimu sendiri?"

~Te Extraño~


Jangan lupa follow Author🎀

Budayakan meninggalkan jejak. Vomment-nya ya♥

Karena itu sangat berarti untuk Author

Happy reading :D

















"Boleh?" tanya Eza dengan sangat lirih.

"Ini berkaitan dengan yang namanya consent seksual. Jadi lo itu seharusnya minta ijin dulu sama cewek lo. Bukan asal nyosor aja."

Bibir Alin kelu, tak mampu lagi bersuara. Alin hanya memejamkan matanya. Menunggu kejadian setelahnya.

"Dan yang paling penting. Cewek diem itu bukan berarti dia setuju. Mungkin, dia lagi kebingungan untuk cari kalimat yang sesuai dan nggak menyinggung perasaan laki-laki. Atau kemungkinan lain dia udah terlanjur takut makanya dia nggak berani untuk ngomong."

Ucapan Adib itu begitu memutar di kepalanya. Seolah akal sehat dan gerak tubuhnya saling memberontak. Tak berkesinambungan. Bertolak belakang.

Urung. Eza menarik sedikit kepalanya menjauh dari Alin yang masih terpejam. Bibirnya yang ranum dengan tipis membentuk sebuah senyuman.

Eza tersenyum. Eza meniup wajah Alin. Tangannya menyusuri tepat di hidung Alin. Alin tersentak. Bayangan soal tadi ia telan kuat-kuat.

Alin begitu tegang dengan kondisi itu. Berbeda dengan Eza, yang memang sangat santai dalam situasi apapun. Berulang kali Alin meneguk salivanya dengan kasar.

Te ExtrañoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang