24 | Cemburu |

31 3 0
                                    

🎶Kau beriku harapan sebelum kau matikan
Ternyata bukan hanya padaku kesempatan itu
Kukira kau masa depan yang aku nanti-nantikan
Sungguh menyakitkan cinta tanpa balasan

Mungkin aku salah, sikapmu selalu ramah
Dan 'ku terbawa perasaan
Tapi 'tuk menghilangkanmu, hapus dari pikiranku
Takkan mudah, cinta buatku lemah

Sungguh aku kalah
Benar-benar kalah

Aku cemburu
Mengapa dia yang dapatkan cintamu, bukan aku
Aku cemburu
Saat kau berdua bermesraan di hadapanku
Lebih baik kau bunuh saja aku

Menyakiti hatiku sepertinya kau sengaja
Dan 'ku bertanya-tanya selama ini 'ku salah apa?
Jujur memang masih ada hati
Dan di dada masih menyimpan rasa
Kenapa harus aku yang jatuh dia yang kau cinta?
Tak boleh terus sedih 'ku harus bisa 'tuk bahagia

Dan aku harus pergi
Tak ingin disakiti lagi
Semua ini bukan tentangku
Hanya kisah kau dan dia🎶

[On Mulmed : Aku Cemburu - Langit Sore]



24 |Cemburu |

"Semakin bertambahnya umur, semakin berusaha mengurangi musuh, karena sadar semakin kurangnya frekuensi pertemanan yang 'asli'."

~Te Extraño~



Jangan lupa follow Author🎀

Budayakan meninggalkan jejak. Vomment-nya ya♥

Karena itu sangat berarti untuk Author

Happy reading :D











Alin kembali menghampiri Fian dengan di tangannya yang sudah membawa kantong plastik berisikan nasi bungkus dan sebotol minuman untuknya. Sebenarnya, mengingat tadi cukup mengacak-acak hatinya sendiri. Dadanya terasa sesak saat sekelebat potongan kejadian tadi muncul tanpa izin melintas seenaknya di pikiran Alin. Mengacaukan keseluruhan aktivitas.

Alin menoleh ke samping. Ikut duduk di samping Fian. Cowok itu duduk di ubin rumah sakit yang dingin, dengan kakinya ditekuk dan kepalanya ditenggelamkan di antara kedua lengannya yang memeluk kaki. Pelik, Fian mendapatkannya.

Lantas dengan pelan, Alin mengusap kepala Fian dengan lembut. Tangannya terulur ke belakang pundak cowok itu. Merangkulnya hangat karena ia percaya sebuah pelukan mampu meringankan sedikitnya pelik seseorang.

Fian tergerak. Wajahnya terangkat membalas tatapan Alin yang menenangkan.

Nampak sudut mata cowok itu berlinangkan air mata. Gadis itu menatapnya dalam, maklum. Laki-laki juga manusia. Makhluk yang juga bisa lemah. Perbedaan gender seringkali membatasi hak seseorang. Padahal kan laki-laki juga boleh menangis. Laki-laki boleh memakai baju pink. Laki-laki juga boleh pakai skincare tanpa harus dapat stigma keraguan atas kejantanan. Laki-laki nggak selamanya harus tetap kuat, mereka juga bisa rapuh. Sama seperti perempuan. Laki-laki juga punya perasaan, tapi memang laki-laki lebih sering mengandalkan logika dibanding perasaannya. Seharusnya nggak perlu banyak peraturan yang malah membuat seseorang nggak bisa bebas berekspresi. Selama itu positif, kenapa harus ditekan dengan ini-itu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Te ExtrañoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang