BAGIAN DUA || Di balik tawanya dan senyumnya ada Luka

17.7K 672 9
                                    

Now Playing : James Mercy, Oreweybear, Jeris - Learn to Love Me

Now Playing : James Mercy, Oreweybear, Jeris - Learn to Love Me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING

Sudah tahu menyakitkan masih saja bertahan.

***

Gadis itu kini sedang menghapalkan teks sambil berbicara di depan cermin, mulutnya terus berkomat-kamit, ia terus menghapalnya, bagaimanapun ia harus menunjukan pada cowok bernama Rigel kalau ia bisa bermain dengan maksimal dalam drama ini.

"Dira pasti bisa! Gue yakin!" kata itu terus saja terucap dalam hati kecilnya, Dira tidak akan mundur, ia tidak boleh putus asa.

Ketika sedang berakting di depan cermin ponselnya tiba-tiba berbunyi.

Arga is calling...

Pada saat itu pula jantungnya berdetak dengan kencang saat membaca siapa orang yang menelponnya malam-malam begini. Dira mengangkat teleponnya dengan gugup.

"Iya halo," ujar Dira.

'Lagi sibuk gak?'

"Nggak kok."

Jelas saja Dira berbohong agar Arga tidak mematikan sambungan teleponnya karena mendengar jawaban kalau dirinya sedang sibuk menghapal naskah untuk besok.

'Bisa ketemu nggak?'

Dira berpikir. Bagaimana bisa malam-malam seperti ini Arga meminta untuk bertemu dengannya? Untuk apa dia bertemu dengan Dira?

"Bisa kok, dimana?"

'Di kafe biasa kita ketemu.'

"Oke, Arga tunggu ya?"

Arga langsung mematikan ponselnya membuat Dira menghela nafasnya lelah, Arga memang yang selalu mematikan terlebih dahulu sambungan telepon ketika sedang bertelepon dengan Dira, kadang Dira juga merasa kesal dengan hal itu, tapi semakin kesini hal itu justru sudah biasa bagi Dira, di sakiti saja menurutnya sudah biasa.

Dira segera turun dari kamarnya, rumahnya sepi, mungkin kedua orang tuanya sedang tidur atau sedang bekerja. Dira memutuskan untuk berjalan saja karena letak kafe tempat ia dan Arga bertemu cukup dekat.

Dira sudah sampai di depan kafe tampak Arga yang sudah duduk di dalam sana menunggu kedatangan Dira.

'Sabar ya, jangan deg-degan dulu kalau lagi sama Arga,' gumamnya sambil mengelus dadanya. Kadang ia juga suka kesal sendiri setiap ia sedang dekat dengan Arga jantungnya selalu berpacu dengan cepat, mungkin rasa suka itu sangat besar dalam diri Dira.

"Hai Ga," sapa Dira sambil tersenyum tapi orang yang di sapa justru sedang melamun.

"Arga, kenapa?" tanya Dira.

Galdira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang