11

75 13 0
                                    

Ruangan seukuran studio, tak cukup luas berisikan; satu buah sofa mampu menampung dua orang, satu sofa single dan satu buah meja kayu. Ruangan itu berada sebelah loker dan ruang ganti. Ruangan yang dikususkan untuk para tamu Siyeon atau tamu pegawai Siyeon yang sekiranya ingin mengunjungi dan berbicara secara kusus. Waktu yang Siyeon tentukan hanya sampai satu jam, karna mereka juga harus bekerja, bukan mengobrol.

Saat ini.

Sehun dan Rose duduk berhadapan, diruangan itu. June tidak ikut, tapi diam diam menunggu Rose tanpa sepengetahuan Rose, Sehun, maupun Siyeon yang bekerja membuat kopi di balik meja.

"Sebenarnya apa yang mereka bicarakan" gerutu June mondar mandir di luar. Menunggu Rose yang berbicara dengan Sehun didalam. Pria itu tidak lagi memegang ponsel Rose karna Rose sudah mengambilnya, kembali.

"Siapa yabg menganggat panggilanku?" tanya Sehun membuka suaranya.

"Bukan urusanmu. Katakan apa yang ingin kau katakan lalu pergilah. Waktu ku tidak banyak" balas Rose ketus.

"Kau sekarang terkenal dingin" gumam Sehun yang masih bisa terdengar oleh Rose tapi gadis itu memilih untuk diam "Aku menemukan bukti-"

"Sudah kubilang kau tidak perlu mencari buktinya!" Sehun tersentak ketika Rose tiba tiba berteriak.

"Tapi aku mendapatkan satu bukti, yang mengejutkan. Pihak keluarga memang hanya tau itu kecelakaan biasa" balas Sehun.

"Mereka, atau aku tidak butuh penyebabnya. Kau tidak akan bisa memenjarakannya saat kasus itu sudah ditutup"

"Kau terluka karna fansnya. Dan aku ingin membuktikan pada-"

"Apa itu berpengaruh sekarang? Kau hanya akan semakin memperburuk namaku. Bagus, mereka sudah melupakannya, tidak ada yang mengenalku kalau kau tidak memperumitkannya. Dengar! Kau tau aku terluka sekarang kan? Jadi jangan buat aku semakin terluka karna bukti yang akan kau tunjukan padaku"

"Tapi ini kebenarannya! Dengarkan aku, Chayeong-ah-"

"Jangan sebut nama kutukan itu!" teriak Rose histeris. "Jangan sebut nama itu!"

"Baiklah tapi- aku-"

"Aku sudah bahagia dengan hidupku yang seperti ini. Dengan banyak luka yang kau tidak tau kalau luka luka itu akan sembuh dengan sendirinya. Kau datang kemari dengan sebuah bukti yang perlahan akan menumbukan luka itu lagi dan menghancurkanku, jadi pergilah!" usir Rose kali ini bangkit hendak meninggalkan Sehun.

"Dia menghamili gadis lain!" teriaknya mengintrupsi pergerakan Rose. Gadis itu membeku, masih tidak percaya apa yang diucapkan Sehun. "Chanyeol, mencampakanmu karna menghamili gadis lain. Tapi aku belum tahu siapa gadis itu"

"Hentikan omong kosong dan halusinasimu, Oh Sehun. Kurasa mentalmu bermasalah"

Rose membuka pintunya. "Oh! "Rose terkejut begitu melihat June ada di depannya. Dia mengintip?

"Jangan- apa yang kau lakukan disini?" Sehun yang tadinya hendak menahan Rose, terkejut karna June sudah berhadapan dengan, Rose yang juga terlihat terkejut.

"Aku- aku hanya-"

"Aku yang memintanya menunggu. Kau lihat hidupku sudah tenang dengannya. Pergilah dan anggap saja urusan kita, sudah selesai." balas Rose menarik June ke belakang cafe.

"Apa yang kau dengar tadi?" tanya Rose dingin pada June yang mulai memakai maskernya, takut ketahuan media. Sekarang, media ada dimana mana senenjak berita putusnya dengan Saeron.

"Aku tidak mendengar apapun. Ada hal yang ingin kutanyakan padamu, siapa Chayeong?"

Rose diam diam menghela nafas leganya. "Jangan mencari tahu kalau kau tidak tahu"

"Aku akan mencari tahunya kalau kau tidak memberi tahuku. Aku masih punya pertanyaan lain untukmu"

"Kau pikir aku peduli?"

"Aku yakin kau sangat peduli. Dengar dulu pertanyaanku." June menahan Rose agar tidak segera pergi. "Siapa Chayeong? Siapa pria itu? Sehun? Lalu kenapa kau mau dibantu Raesung? Kenapa kau menangis, terlihat sangat sesak waktu itu. Lalu kenapa kau hujan hujanan sendirian, dan ada Sehun waktu itu? Kau sangat aneh"

"Aku tidak punya banyak waktu menjawab pertanyaanmu" balas Rose berjalan meninggalkan June.

"Kalau begitu jelaskan padaku atau aku akan mencari tahu pada orang lain?!" ucap June sedikit berteriak.

"Pemaksa! Cari tahu saja, aku tidak peduli!" balas Rose masih dengan nada santainya yang bisa terdengar June.

"Sialan! Gadis itu benar benar ingin dimaki!" gerutu June saat Rose menutup pintu belakang.

~•~

Hi! Kusempatkan karna, lagi nggak males bangun hehe. Maaf ya lama, abisnya aku sibuk. Kalau lupa baca lagi aja

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang