13

62 13 0
                                    

Malam ini, setelah kontrak drama baru yang mereka ambil, Woo Jinkyung atau sebut saja dia Jinkyung, mengajak Saeron pergi makan malam. Jinkyung merasa, sudah lama sekali tidak bertemu Saeron, karna Saeron lebih banyak menghabiskan waktunya dengan June—pada saat mereka masih berkencan.

Saat Saeron berkencan dengan June, Saeron lebih banyak menghabiskan waktu di agensi utama, bukan di YGK+ dengan teman-teman modelnya yang lain.

Sesaat setelah berita putusnya Saeron dan June, Jinkyung merasa ia memiliki kesempatan untuk kembali menyukai Saeron. Jinkyung merasa ini adalah waktu yang tepat untuk ia mengambil hati Saeron. Menyembuhkan luka di hatinya, dan membuat Saeron jatuh cinta padanya.

Bukankah itu hal yang mudah? Hanya menyembuhkan dengan cara; selalu berada di dekatnya, selalu mendengar ceritanya, dan berusaha mengerti perasaannya.

Cukup dengan perasaan Jinkyung, yang berusaha mengambil hati Saeron. Satu jam perjalanan dari agensi, akhirnya mereka sampai.

Jinkyung memarkir mobilnya sedikit jauh dari deretan toko dan kedai itu, membuat ia dan Saeron harus berjalan sekitar 50 meter menuju tempat yang mereka tuju.

"Kudengar kau putus dengan June?" Jinkyung akhirnya menyinggung hal sensitif itu pada Saeron. Setelah pembicaraan basa basi mereka dimobil tadi, Jingkyung akhirnya berani menanyakan hal itu pada Saeron.

Saeron hanya mengiyakannya, kemudian lebih mendekat pada Jinkyung—hujan bisa saja membasahi tubuhnya. "Kau baik baik saja?" tanya Jingkyung dan Saeron hanya tersenyum kecut.

"Aku tau kau masih mencintainya." komentar Jinkyung setelah melirik ekspesi wajah Saeron. "Kenapa kalian putus?"

"Hanya…sudah tidak cocok? Entahlah," jawab Saeron seadanya. "Kenapa kau memilih kedai? Biasanya restoran?"

"Hanya ingin? Tempat ini cocok untuk idol, karna…sepi. Sulit di temukan reporter"jawab Jinkyung. Mereka masuk kedalam sebuah kedai nenek yang menjajakan sup hangat. Cocok untuk suasana hujan sedingin malam ini.

Namun, sebuah kejutan untuk Saeron begitu manik matanya menatap seorang yang sangat ia kenali, yang sangat ia cintai, dan sangat ia benci. Kalian sudah bisa menebak?

Yap! June. Dan yang paling mengejutkan, June bersama dengan gadis pelayan yang bekerja di Platte cafe. Gadis yang Saeron ajak bicara kemarin malam, gadis yang membuat Saeron kesal sekaligus tenang walaupun gadis itu diam saja. Rose.

June menatap Saeron dan Saeron menatap June. Terjadi kontak mata beberapa detik, hingga June yang pertama memutuskannya.

Tak lama kemudian June mengatakan sesuatu pada Rose, yang tentu saja Saeron tidak mendengarnya. June bangkit di ikuti dengan Rose.

"Oh, June-ya!" sapa Jinkyung begitu berbalik. Sebenarnya, Jinkyung akan bertanya apa yang di inginkan Saeron, tapi begitu berbalik, ia melihat Saeron mematung di dekat pintu—menatap June.

"Hai, hyung" balas June dengan senyum yang dipaksakan.

Sepertinya malam itu, Jingkyung dan Rose yang menjadi pengamat antara Saeron dan June.

Yang lucu disana adalah, saat June melirik Saeron, dan Saeron melirik June hingga mata mereka bertemu. Rose menatap June dan Saeron bergantian, begitu Juga dengan Jinkyung yang melakukan hal yang sama dengan Rose.

"Hei, ada apa dengan kalian?" Jinkyung tiba tiba saja menepuk bahu June, dengan kekehannya. Cukup keras hingga membuat June melonjak, terkejut.

Canggung.

Itulah yang mereka berempat rasakanan. Ah, tidak. Rose tidak merasa begitu. Hanya Rose saja yang tidak merasakan hawa itu, Rose bersikap seolah tidak peduli disana. Bersikap seolah biasa saja, dan tidak peduli.

"Aku duluan" ucap June pada akhirnya menghentikan kekehan renyah Jinkyung.

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang