Rose datang ke Cafe dengan kacamata hitam yang menutupi lebam di bawah mata dan lingkaran hitam di area matanya. Gadis itu masih merasakan nyeri yang menusuk area mata dan tulang pipinya akibat dua pria semalam.
Pria pria semalam adalah Park Jimin dan anak buahnya. Suatu hari, saat Rose benar benar tidak punya uang, Rose meminjam uang pada Park Jimin untuk melunasi hutang hutang ibunya di bank. Dan sekarang, Rose malah punya hutang dengan Park Jimin yang sampai wekarang belum juga terlunasi.
Rose tidak tahu berapa sisa hutangnya pada Jimin. Rose hanya membayar setiap kali Jimin menangih hutangnya. Sudah empat tahun Rose terlilit hutang pada orang yang sama. Rose merasa sudah membayar hutangnya setiap bulan, bahkan sekarang membayar dua minggu sekali. Tapi kenapa hutang hutangnya belum lunas? Ini sudah empat tahun, kan?
"Kenapa kau memakai kacamata hitam? Kau seperti tuna netra" komentar Siyeon yang baru datang ke cafe itu.
"Semalam aku tidak tidur, tidak masalah kan?"
"Tentu saja, kalau kau nyaman. Ah ini, jeruk Jeju, bagikan pada yang lain" balas Siyeon sembari tersenyum ramah.
Siyeon pergi ke ruang kerjanya, sementara Rose mengatakan pada rekan rekannya untuk berbagi Jeruk yang diberikan Siyeon.
"Woah, noona ada apa denganmu?" komentar Raesung tak lama kemudian. Pria iru baru saja datang bersama ketiga temannya yang lain.
"Tidak apa apa" balas Rose sembari melirik June yang juga ikut bersama Raesung, Jaewon dan Hanbin.
"Dimana Siyeon noona?" Tanya Hanbin dan Rose mengatakan kalau Siyeon diruang kerjanya. "Katakan pada Siyeon noona, kalau kami memakai ruang Vip-nya, lagi. Akan sampai malam, mungkin" ucap Hanbin kemudian masuk keruangan paling ujung.
Jinhwan sering membawa teman temannya datang. Agar tidak ketahuan fans atau wartawan, Jinhwan atau temannya, selalu memakai ruang Vip yang sudah disediakan Siyeon.
"Aku yakin Roje noona tidak baik baik saja" gumam Raesung ditengah diskusinya dengan ketiga pria di ruangan itu.
"Heish… kau keluar dari topik" keluh Hanbin memutar bola matanya malas. Sejak tadi Raesung memang tidak begitu menikmati diskusi mereka. "Sebenarnya apa hubunganmu dengan gadis itu?"
"Tidak ada. Aku menyukainya, kau tau itu, hyung"
"Tapi kau tidak mengenalnya" kali ini Jaewon berkomentar.
"Aku mengenalnya"
"Kau tahu rumahnya?" tanya June dan Raesung terdiam. "Kau tau bagaimana hidupnya? Siapa orangtuanya? Kenapa dia sangat menyedihkan? Kau kenal seseorang bernama Sehun? Kenapa Sehun selalu memanggilnya Chayeong? Dan siapa pria pria yang datang kerumahnya? Kau tahu itu?" tanya June bertubi tubi dengan sangat cepat tanpa memberi celah siapapun untuk menyelanya. Sangat aneh bagi Raesung, begitu mendengar June bertanya banyak hal seperti itu.
"Kau berlatih untuk ini hyung? June rapper" komentar Raesung membuat June mendengus. "Aku tidak tahu kenapa kau sangat ingin tahu tentang itu"
"Kau bilang kau mengenalnya" ucap June ketus.
"Ya. Tapi setelah kau bertanya, kurasa aku tidak mengenalnya"
"Kalau begitu jangan sok mengaku mengenalnya, kalau kau tidak mengenalnya!" balas June. Entah kenapa wajahnya berubah menjadi kesal.
"Jangan sok mengenalnya? Heol…memangnya kau mengenalnya?"
"Aku mengenalnya!" balas June. Nada suaranya meninggi.
"Ya! Tidak perlu berteriak!" balas Raesung ikut berteriak sedangkan Hanbin dan Jaewon memilih diam membiarkan mereka berdua memperebutkan Rose. "Memangnya seberapa kau mengenalnya? Huh, Aku yakin kau tidak benar benar mengenalnya" gumam Raesung.
"Ya! Kau tidak percaya padaku?!"
"Kenapa aku harus percaya padamu?!"
"Aku mengantarnya pulang semalam, kau tau itu hah?!"
"Lalu setelah kau mengantarnya pulang kau merasa sudah mengenalnya?! Bangunlah dari tidurmu-"
"Ya ya ya! Seistimewa apa gadis itu sampai kalian memperebutkannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
FanfictionSatu hari yang mengubah segalanya. Dia, si gadis pelayan, yang meninggalkan sejuta kemewahan hanya karna satu alasan. Pria itu adalah alasannya menyukai hujan, "ada masanya kau tidak akan menyukai hujan lagi" pria itu mengatakan hal yang tak terduga...