Kenapa kau menangis, terlihat sangat sesak waktu itu. Lalu kenapa kau hujan hujanan sendirian, dan ada Sehun waktu itu? Kau sangat aneh.
Sial! Kenapa Rose jadi memikirkan perkataan orang lain hari ini? Mulai dari ucapan Saeron, Sehun hingga June, sore tadi. Menyebalkan! Itu membuat mood Rose hancur berantakan.
Malam ini, berbeda. Yang biasanya, Rose pulang paling terakhir, kini pulang lebih awal—atas izin Siyeon tentunya. Ah, ngomong ngomong tentang Siyeon dan dua minggu setelah bekerja di cafe, tidak ada pemberitaan apapun mengenai dirinya. Masih aman. Toh juga sebelum sebelumnya Rose juga tetap aman.
Tin! Suara klakson mobil tiba tiba mendekat padanya.
Sehun memakai mobil siapa? Pikir Rose yang ternyata salah besar. Dari kaca mobil yang terbuka setengah, ada June disana. Ck! Apa yang dia mau?! Dasar keras kepala. Gerutu Rose dalam hatinya.
"Aku ingin minta penjelasanmu" ucap June dengan cengirannya.
"Apa itu penting untukmu?"
"Tidak sebenarnya, tapi aku penasaran. Aku tadi bertemu dengan Sehun dan bertanya, tapi dia tidak mau menjawabnya"
"Pergilah. Kau membuatku risih! Jangan menjadi penguntit" balas Rose kemudian berjalan cepat meninggalkan June yang malah keluar dari mobil, dan mengejarnya.
"Hei! Tunggu dulu!" seru June, berhasil meraih tangan Rose.
Rose segera menepisnya, kemudian menatap June dengan tatapan tajamnya. "Kenapa kau mau mengurusi urusanku? Urus saja urusanmu, pergilah" usir Rose sekali lagi.
Mereka berdebat. Rose mencoba mengusir June, dan June masih tetap kekeh dengan rasa penasarannya. Rasa penasaran tentang siapa Rose, mengapa gadis itu menangis sampai membuat dadanya sendiri sesak, dan malam itu ia melihat Rose dan Sehun di tengah hujan lebat, serta kenapa Sehun memanggilnya dengan Chayeong. Beberapa menit mereka berdebat, akhirnya June menyerah dan memutuskan untuk membuang jauh jauh rasa penasaran nya.
Namun sepertinya Dewi Fortuna sedang tidak, berbaik hati pada Rose, karna tiba tiba saja hujan turun. Rintik rintik. Tapi lama kelamaan semakin deras dan June berhasil memaksa Rose masuk kedalam mobilnya.
"Mau ku traktir? Tuhan sedang baik padaku, dan aku juga akan baik padamu, bagaimana?" ucap June dengan nada meledeknya.
Sialan!
Mobil itu melaju tanpa persetujuan Rose. Entah June akan membawanya kemana, Rose sepertinya tidak akan protes. Karna, protes pun pada akhirnya, sia sia. Kenapa? Tentu saja June tidak akan membiarkannya pergi selama Rose belum menjawab pertanyaan pertanyaan sulit dari June.
Di sebuah kedai milik seorang nenek, yang…entahlah, siapa. June hanya memilih tempat makan yang paling sepi. Cocok untuk idol yang berkencan. Tunggu! June dan Rose tidak sedang berkencan, mereka bertemu itu saja.
"Jadi, bagaimana aku harus memulai?" tanya June begitu sup daging dan berr kaleng nya datang.
"Sup daging lebih cocok dengan soju" gumam Rose berkomentar, mengabaikan pertanyaan June.
"Aku masih bisa mendengarmu." balas June. "Kau tidak lihat beberapa kali aku muncul di tv dan mengatakan kalu aku tidak cocok dengan soju?"
"Tidak"
"Padahal itu populer dikalangan-"
"Kau pikir aku peduli?" sinis Rose masih belum menyentuh sup daging dan sojunya diatas meja. "Katakan saja apa yang ingin kau katakan, lalu aku akan mendengarkan"
"Pertama, siapa kau?" tanya June yang langsung memenuhi permintaan, Rose. June pikir, gadis ini tidak bisa berbasa basi. Selalu menyebalkan karna nada bicaranya tidak pernah bisa santai.
"Kau sudah tau namaku"
"Rose?" tanya June dan Rose mengangguk. "Jawaban itu tidak memuaskan"
Rose mendengus tapi tetap membiarkan June bicara. "Kenapa kau menangis?"
"Apa maksudmu?"
"Saat kita terjebak hujan di depan toko waktu itu, kenapa kau menangis?"
"Aku tidak merasa pernah menangis"
"Setelah aku pulang? Kau pikir aku tidak melihatmu? Aku jelas tau, walaupun tidak terlalu jelas, tapi aku yakin itu kau"
Apa yang harus ku katakan? Pria ini akan terus mengasihaniku kalau aku mengatakan- ah! Tidak. Rose sadarlah, jangan sekarang. Pria ini bukan siapa siapa, dia tidak benar benar peduli
"Aku bicara denganmu," tegur June menyadarkan lamunannya. "Jadi apa?"
"Perihal aku menangis atau tidak, apa untungnya untukmu? Itu bukan urusuanmu, dan bagiku, kau masih orang asing yang-"
"Kita bisa pergi dari sini?"
~•~
Hai! Aku balik setelah dua minggu sibuk ini itu:)

KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
Fiksi PenggemarSatu hari yang mengubah segalanya. Dia, si gadis pelayan, yang meninggalkan sejuta kemewahan hanya karna satu alasan. Pria itu adalah alasannya menyukai hujan, "ada masanya kau tidak akan menyukai hujan lagi" pria itu mengatakan hal yang tak terduga...