Confession

109 13 0
                                    

Tanaka Midori

Aku membuka pintu depan rumah dengan hati-hati. Sekarang sudah hampir tengah malam. Tadi, sebelum ke rumah, aku dan Soonyoung sempat mampir ke toko. Ayah dan Ibu sudah pulang, tersisa Takuo dan Yajun, salah satu keponakanku yang datang membantu, yang sedang membersihkan restoran sebelum menutupnya.

Awalnya aku ingin turun tangan membantu kedua orang itu, namun Takuo malah mendorongku untuk keluar dari toko. Ia menyuruhku untuk menikmati hari libur. Bahkan adikku itu meminta tolong pada Soonyoung untuk mengantarku ke rumah.

Sejak kapan Takuo dan Soonyoung jadi dekat? Perasaan tadi pagi Takuo masih menunjukkan muka datarnya ketika tahu aku dan Soonyoung akan pergi jalan-jalan bersama.

"Kau akan langsung tidur?"

Pertanyaan Soonyoung menarikku dari alam bawah sadar. Pandangan kami bertemu. Detik itu juga, kami sama-sama menolehkan kepala ke arah lain.

Ugh, memalukan. Aku tidak berani menatap matanya, terlebih setelah percakapan terakhir kami sebelum pulang terjadi.

"Sepertinya begitu," jawabku berusaha terdengar biasa saja. "Aku harus memanfaatkan waktu istirahat selagi bisa, haha," lanjutku dengan suara tawa kikuk di akhir.

"Baiklah." Ugh, tolong berhenti tersenyum padaku sambil memberikan tatapan lembut itu Kwon Soonyoung. Aku tidak dapat bernapas dengan baik karena terlalu gugup! "Jalja! Sleep well! Oyasuminasai!"

Aku tertawa kecil. Pria di hadapanku ini tidak ada lelahnya untuk menghiburku.

"Kau juga," balasku. "Sampai bertemu besok!"

Soonyoung mengangguk kecil. Ia mendaratkan tepukan ringan di puncak kepalaku sebelum berlalu menaiki tangga. Aku yang tidak menyangka akan mendapat perlakuan manis seperti itu hanya dapat terpaku di tempat. Aku memandangi punggung Soonyoung hingga ia hilang dari pelupuk mata.

--

"Huah!"

Aku menyentakkan bed cover hingga terlempar ke bawah kasur. Aku kesal karena tidak bisa tidur. Seseorang berlalu lalang dipikiran. Siapa lagi kalau bukan Kwon Soonyoung?

"Ternyata kau suka makan, ya," komentar Soonyoung. Pria itu bergerak cepat mengusap selai kacang merah yang entah sejak kapan bertengger manis di ujung hidungku.

Aku buru-buru mengusap wajah dengan tanganku sendiri. Sepertinya aku terlalu asyik makan kue dango hingga tidak sadar bahwa aku sedang jalan-jalan bersama orang lain. Ugh, malu...

"Memang kenapa? Aku jadi terlihat rakus dan gendut?"

Aku memalingkan wajah karena tidak kuat menahan malu. Malu karena dikatai makan banyak, karena aku lupa bahwa sedang jalan bersama cowok, karena perbuatan manis Soonyoung yang tiba-tiba dia lakukan.

"Tidak," sangkalnya tegas. Ia kemudian tersenyum lebar, membuat kedua matanya hilang menyipit. "Aku justru suka dengan perempuan yang senang makan. Tidak perlu diet karena diet itu menyusahkan banyak orang."

Blush! Bisa banget nih orang kalau ngomong.

"Kalau begitu, kenapa kau diet?" Aku berusaha meredam kegugupan dengan menyetir pembicaraan kembali ke alurnya.

"Tuntutan pekerjaan," jawabnya. "Tidak perlu sampai buat kotak-kotak di perut seperti Mingyu sih, tapi tetap saja aku ini terlalu chubby. Padahal konsep comeback kita berikutnya dark gitu. Ups, aku kelepasan bicara."

Aku tertawa kecil. "King of spoiler," ejekku.

"Wah, kau tahu julukanku?!" Seru Soonyoung terkejut. Ia melompat kecil sambil bertepuk tangan, mengekspresikan rasa bahagianya. "Akhirnya! Kukira kau sangat menyukai Mingyu sampai-sampai tidak hapal dengan namaku."

[SVT FF Series] Teach Me How to Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang