Conversation

148 12 1
                                    

Kwon Soonyoung

"Kau kekasih kakakku?" tembak orang dari seberang sana. "Namamu... Soonyoung? Nama macam apa itu?"

"Perkenalkan namaku Kwon Soonyoung. Aku orang Korea, jadi mungkin kau tidak terlalu familiar dengan nama ini," ucapku setelah berhasil meredam rasa kesal. "Kalau boleh tahu, siapa namamu?"

"Tanaka Takuo," jawabnya singkat. "Jadi apa benar kau adalah kekasih kakakku?" tanyanya lagi. Sepertinya ia benar-benar penasaran dengan hubunganku dan Midori. Yah, aku sendiri tidak bisa menjelaskan secara pastinya.

"Aku teman kakakmu," jelasku pada akhirnya. "Calon kekasihnya. Calon kakak iparmu,"lanjutku dalam hati.

Terdengar helaan napas panjang dari seberang. Ia terdengar sangat lega. Tunggu, jadi maksudnya ia senang karena aku ternyata bukan kekasih kakaknya? Apakah aku sudah kalah bahkan sebelum maju berperang?

"Syukurlah. Aku tidak pernah melihat Kak Midori dekat dengan pria manapun, jadi aku takut kau akan menyakitinya," jelasnya. Kali ini nada bicaranya terdengar sedikit lebih lunak. "Kalau begitu, apa maksudmu mengirim pesan yang mengatakan pada kakakku untuk menjaga diri baik-baik? Bukankah itu percakapan yang lazim dikatakan oleh sepasang kekasih yang akan berpisah?"

Kalau saja saat ini aku tidak berusaha bersikap sopan demi mengambil hati adik Midori, aku pasti sudah tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan polosnya itu. Ternyata dibalik sikap sangar yang berusaha Takuo perlihatkan, ia tetaplah anak kecil yang belum terlalu banyak tahu masalah hubungan percintaan seperti ini.

Eh, aku juga begitu sih. Aku jadi teringat dengan julukan Hyesung yang ia gunakan untuk mengejekku. Unlucky Lover. Ugh, memang dia tahu apa sih tentang kehidupan romance-ku?

"Tidak selalu begitu, Tanaka-san," balasku. "Aku beritahu kau sebuah rahasia. Aku memang sedang berusaha mendekati kakakmu. Aku berjanji tidak akan menyakitinya."

"Aku tidak ingin percaya. Lagipula aku tidak kenal denganmu."

Wah, sombong juga anak ini. Sepertinya mendekati keluarga Midori akan menjadi pekerjaan yang lebih menyulitkan daripada mendapatkan hati gadis itu. Ini baru salah satu adiknya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kondisinya jika bertemu keluarga Midori secara langsung. Gadis itu seperti putri yang dilindungi tiga orang pangeran di sekelilinginya. Menyeramkan.

"Kau tidak perlu mempercayaiku sekarang, aku akan membuktikannya," ucapku mantap tanpa gentar.

Terdengar kekehan kecil dari seberang. "Ternyata kau orang yang cukup tahan banting," katanya. "Ah ya, aku penasaran. Kenapa Kakak bisa bertemu denganmu? Bukankah kau tadi bilang kau adalah orang Korea?"

"Aku kenal Midori dengan perantara Han Hyesung, sahabat baik Midori," ucapku menjawab rasa penasarannya.

Terdengar suara ah panjang dari seberang. Sepertinya ia kini mengerti benang merah apa yang menghubungkan diriku dengan kakaknya. "Kalau Kak Hyesung mengenalmu dengan baik, berarti aku cukup bisa mempercayaimu. Baiklah, aku mengizinkan kau untuk menjadi teman Kakakku."

Hei, aku tidak meminta izin padamu untuk hal itu! batinku.

"Ah ya, bahasa Jepangmu lumayan bagus," katanya lagi. "Walaupun masih terdengar aneh di telingaku."

Aku menarik napas panjang dan membuangnya perlahan. Sabar Soonyoung, sabar. Heran, mengapa ada pria yang secerewet ini? Padahal ini sudah hampir subuh, mengapa ia masih punya banyak tenaga untuk bicara hal-hal yang tidak penting seperti ini?

"Aku masih belajar. Terima kasih atas pujianmu," kataku menanggapinya dengan tenang.

"Baiklah. Sebenarnya masih banyak hal yang harus aku periksa darimu. Untuk memastikan apakah kau benar-benar pantas jika ingin menjadi kekasih kakakku. Tapi sepertinya hal itu harus ditunda, sekarang sudah sangat larut," katanya panjang lebar. "Semoga kita bisa bertemu ketika kau berkunjung ke Jepang. Jika saat itu tiba, aku akan mengadakan tes wawancara dengan cara yang lebih pantas.

[SVT FF Series] Teach Me How to Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang