In Seoul

101 10 0
                                    

Tanaka Midori

Aku membuka-buka sebuah website tentang kerajinan tangan. Aku menyerah. Aku berdiri dari sofa dan menyeret langkah menuju kulkas. Dengan pandangan berbinar, aku mengeluarkan sepotong cheese cake sisa makan malam kemarin.

Ini sudah hari kedua aku berada di Seoul. Tidak banyak hal spesial yang sudah aku lakukan. Sebagian besar waktu aku habiskan di dalam kamar. Hyesung terlalu sibuk untuk menemaniku jalan-jalan layaknya turis. Soonyoung pun ada pekerjaan dari pagi hingga malam.

Kemarin malam, pria itu tiba-tiba datang ke apartemen Hyesung membawa kue sehabis dari pulang bekerja. Hyesung yang terlalu lelah memilih langsung tidur dan membiarkan kami berdua menikmatinya. Aku dan Soonyoung menghabiskan malam itu dengan mengobrol banyak hal. Sayangnya, manajer Seventeen tidak memberi kami banyak waktu. Soonyoung harus segera kembali karena pagi ini ia ada jadwal syuting.

Setelah menghabiskan satu potong kue seorang diri, aku kembali merasa bosan. Aku melihat ke arah sungai Han yang terpampang indah dari jendela apartemen Hyesung. Ah, sudah jauh-jauh ke Seoul, sebaiknya aku menggunakan kesempatan ini untuk bersenang-senang.

Aku berganti pakaian. Kini aku mengenakan rok berwarna merah maroon dan kemeja off shoulder putih. Sebagai pemanis, aku mengenakan flat shoes warna senada dan mengambil tas selempang berwarna putih. Aku mematut diri di depan cermin. Terlihat girly dan innocent.

Pandangan mataku menangkap deretan peralatan make up milik Hyesung di atas meja rias. Hm, karena aku sedang berlibur, dandan sedikit sepertinya tidak masalah. Anggap saja sebagai bentuk apresiasi diri. Selama ada waktu untuk libur, aku harus melakukan hal-hal yang selama ini mau aku lakukan namun tidak sempat.

Pertama-tama, aku meraih alat catok rambut. Kini rambutku sudah kembali menjadi sependek bahu. Aku memang tidak tahan dengan rambut panjang. Panas.

Karena ingin menunjukkan kesan feminime, aku membuat rambut seleherku ini menjadi lebih berisi dan terkesan sedikit bob. Kutata poni pendekku hingga tidak terlihat aneh dan bundar. Untuk sentuhan make up, aku memoles sedikit blush on dan eye-shadow dengan warna cerah dan ringan. Terakhir aku memoles lipstick dengan model ombre, model yang disenangi gadis Korea.

Aku tersenyum puas memandangi pantulan diriku di cermin. Tidak pernah aku tampil serapi ini. Bahkan untuk bertemu dengan Soonyoung pun aku tidak berusaha sekeras ini.

Sekarang aku sudah siap untuk pergi! Aku memasukkan ponsel, dompet, dan beberapa peralatan ke dalam tas selempang. Tak lupa aku menjejalkan kartu akses apartemen Hyesung ke dalamnya. Aku tidak ingin terkurung di luar.

---

Setelah berjalan selama kurang lebih 30 menit, aku melihat sebuah restoran yang tampak ramai dari luar. Bahkan antriannya mengular sepanjang tiga meter. Aku mengingat-ingat penjelasan Hyesung. Sepertinya ini adalah tempat makan terkenal di dekat tempat tinggalnya yang dimaksud oleh Hyesung. Penasaran, aku ikut mengantri di baris terakhir.

Akhirnya giliranku tiba. Seorang pelayan menyapaku ramah menggunakan bahasa Korea. Aku langsung menjelaskan bahwa diriku adalah turis dan memintanya bicara menggunakan bahasa Inggris. Untunglah, dia mengerti dan cukup lancar berbahasa Inggris.

Karena sekarang sedang musim panas, aku memesan naengmyeon, mie dingin. Sebenarnya ada makanan serupa ini di Jepang, namun aku ingin merasakan mie dingin Korea. Selain itu, aku memesan patbingsoo sebagai penyegar lainnya.

Aku memandang berkeliling. Sekarang sedang jam makan siang, tentu saja tempat ini penuh. Apalagi berada di dekat area perkantoran. Kalau menurut testimoni Hyesung sih, ini tempat makan murah yang enak. Semoga saja benar.

[SVT FF Series] Teach Me How to Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang