Chapter 21
Pribahasa : Elok buruk dan busuk hanyir. (senang dan susah selalu datang beriringan)
"Eh?" Tangis Bayuaji langsung berhenti, dahinya mengerut bingung. Kenapa jadi membahas Ki Darma? "Hati-hati bagaimana, Mas?"
"Jangan terlalu dekat dengan Ki Darma, dia itu warok." Arya menggaruk kepalanya kasar. Dirinya berjalan mondar-mandir di depan Bayuaji.
"Bayu sudah tau Ki Darma itu warok. Tapi tenang, Ki Darma baik." Bayuaji mengangguk-anggukkan kepala mencoba meyakinkan.
"Bukan itu maksudnya."
"Trus apa?"
Rasanya Arya ingin mencubit gemas pemuda di depannya.
"Besok kita tidak usah ke lapangan, ya? Kita cari ikan saja di sungai."
"Ndak mau, besok katanya acara reognya akan ramai sekali. Bayu ingin lihat Pak Wagiman manggul pengantin di atas kepala dadak merak." Bayuaji tidak tahu keinginan tiba-tiba Arya, tapi dirinya benar-benar tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menonton dan berlatih pertunjukan kesenian miliki Ki Darma itu.
Selama ini, Arya kira Bayuaji hanya berkeliling lapangan melihat-lihat pertunjukan ketika dirinya mengobrol dengan Pak Karsono. Keegangan Bayuaji dulu untuk dekat dengan Ki Darma membuatnya tidak pernah berpikir macam-macam. Dia sama sekali tidak tau jika Bayuaji dan Ki Darma sering berbicara berdua. Dia menyangka, Bayuaji hanya belajar pada Wagiman dan anggota sanggar yang lain.
"Bukannya kamu ngak mau ketemu Ki Darma karena melihatnya bersama Liam? Kenapa sekarang jadi dekat gitu?" Arya tahu suaranya sedikit meninggi. Perkataanya lebih seperti menuduh dari pada bertanya. Tapi, dia tidak bisa mengontrol perasaannya sekarang. Ada rasa tidak suka dan risau dari kedekatan Ki Darma dan Bayuaji.
Wajah Bayuaji memerah. Dia masih belum lupa pemandangan yang dia saksikan beberapa malam yang lalu. Awalnya ada penolakan dalam hati Bayuaji. Melihat dua orang pria bersetubuh terasa salah. Tapi pikirannya berubah, setelah bersinggungan dengan Ki Darma, dirinya mendapati pria itu tidak semenakutkan yang dia sangka awalnya. Ki Darma baik pada Bayuaji. Dirinya sudah dibiarkan melihat-lihat dan berlatih bersama anggota paguyuban. Ki Darma juga sering diberi makanan serta uang jajan yang langsung Bayuaji masukkan celengan. Apalagi ....
Bayuaji semakin menunduk, wajahnya semakin merah. Jika dia saja tidak masalah berbuat mesum dengan Mas Arya, bagaimana mungkin dia mempermasalahkan Ki Darma dan Liam? Dalam benak Bayuaji, dia telah mengambil kesimpulan, gender bukan batasan bagi seseorang untuk bersama.
"Kenapa diam?"
"... kan Mas Liam gemblaknya," suara Bayuaji hampir tidak dapat Arya dengar.
"Jadi karena gemblak, kamu ngak masalah gitu? Jangan-jangan kamu malah mau jadi gemblak Ki Darma?"
"Mas ini ngawur, Ki Darma sudah punya Mas Liam, dan aku—
"Apa?"
"—punya Mas Arya."
Belum sempat Arya mencerna, pemuda itu sudah melompat turun dan berlari meninggalkan Arya. Wajah Arya memerah, pernyataan itu membuat hatinya bertalu kencang. Ujung bibirnya berkedut dan terangkat membentuk senyum canggung. Arya mengusap wajahnya, mencoba menghilangkan rasa panas yang membuat wajahnya semerah tomat.
Dia mengikuti jalan tempat Bayuaji pergi, di balik pohon kepala di pinggir sawah, kaos kuning Bayuaji terlihat tersembunyi. Arya mendekatinya, pemuda itu berjongkok dan menyembunyikan wajahnya diantara lutut. Sosok itu terlihat begitu polos, dan itu mengusik sudut hati Arya.
Entah mendapat dorongan dari mana, Arya menarik pemuda itu dan menciumnya. Dia melesakkan lidah pada bibir merah yang kini kesusahan mengikuti ritme ciumannya. Bibir yang dia kecap sungguh membuatnya gila. Rasa lembut dan manis dari bibir yang tidak pernah di sentuh siapapun selain dirinya membuat Arya tidak bisa berpikir lurus. Mungkin, yang paling berbahaya bagi Bayuaji bukan Ki Darma, tapi dirinya.
Elok buruk dan busuk hanyir. Sensasi memabukkan itu membuat Arya lupa, dalam setiap hal kesenangan yang muncul, kesusahan juga akan mengikuti. Mungkin, dis terlalu terlena dengan tempat pelariannya, hingga Arya lupa apa yang sedang mengejarnya.
Bersambung ......
![](https://img.wattpad.com/cover/143571562-288-k62679.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TABOO - Di Balik Kelambu
General FictionArya tidak pernah melanggar norma. Taat pada aturan dan menghindari tabu. Namun keteguhannya diuji. Sosok dari masa lalunya muncul. Mengulik kenangan yang ingin dia lupakan. Menghadirkan rasa yang tidak ingin ia kecap lagi... Apa yang harus Arya l...