Chapter 12

2.9K 154 2
                                    

Chapter 12

Pribahasa : Tak kenal maka tak tampol juga.

Tawa Arya berhenti, suasanya tidak lucu lagi ketika Bayuaji benar-benar terlihat merah padam dan hampir menangis. "Jangan mewek gitu, semua pria juga pasti pernah mengalami mimpi basah."

"Aku juga tahu, Mas. Semua pasti pernah ngompol. Tapi, sudah sebesar ini juga masih ngompol?" Mata Bayuaji buram karena air mata mulai menggenang. Bayu malu sekali, terakhir dia ngompol waktu dia kelas 5 SD, Bayuaji selalu benci ketika dirinya bermimpi kencing dan benar-benar kencing di kasurnya. Tetangga dan teman sepermainannya selalu mengolok-ngolok waktu ibunya menjemur kasur yang basah.

Dia kira tindakan ibunya yang mengusap-usap burungnya dengan kulit ceker ayam benar-benar berhasil menghentikan ngompolnya, tapi apa? Walau hanya membentuk pulau kecil dan terasa lengket di kolornya, tetap saja dia ngompol. Parahnya di depan Mas Arya. Mau di taruh di mana muka Bayu

Arya menggaruk-garuk hidungnya. Dia tidak tahu harus berkata apa pada pemuda yang sepertinya baru pertama mendapat mimpi basah. Dirinya tidak berpengalaman mengajari hal seperti ini. Dulu waktu remaja, ayahnya tidak pernah membicarakan mengenai ini dengan dirinya, Arya waktu itu harus mencari tahu sendiri mengenai perubahan pada tubuhnya. Beruntung dia memiliki kakak sepupu yang dengan senang hati memberinya tontonan bokep dan menjelaskan semuanya.

"Kamu ngak ngompol. Itu namanya mimpi basah. Bayu pernah belajar reproduksi waktu masih sekolah?" Ketika pertanyaan Arya dijawab dengan gelengan, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Ini kejadian alami, semua pria pasti mengalami mimpi basah, itu tandanya kamu sudah mulai matang secara seksual. Ngerti?"

"Ngak." Bayuaji belum begitu mengerti, tapi paling tidak, dia bukan ngompol.

"Kamu ini, perlu diingat saja, kejadian ini pasti terulang, jangan takut. Ini normal." Arya mengusap rambu berombak Bayuaji. "Trus, kamu mimpi apa memangnya semalam? Gadis mana yang jadi pemeran mimpimu?" Alis Arya naik turun, dia penasaran juga siapa yang menjadi bintang utama mimpi basah seorang Bayuaji. Arya saja masih ingat, dia mendapat mimpi basah setelah melihat film lama tentang Inem si pelayan seksi.

"Gadis apa, Mas?"

"Ya, gadis yang membuat celanamu basah."

"Ngomong opo to, Mas? Semalam Bayu ngak mimpi gadis, aku hanya mimpi bulu merak dan bisikan tembang."

"Kalau tak kenal maka tak tampol juga kamu, bagaimana kamu bisa ejakulasi dengan mimpi bulu merak?" Tawa Arya meledak, dia tidak sungkan lagi untuk menertawakan Bayuaji sekarang.

.

.

Seperti janji Bayuaji, setelah mencuci celana yang basah karena seperma, dirinya langsung menyeret Arya ke lapangan tempat kesenian reog akan kembali digelar. Pertunjukan hari itu juga luar biasa, tiga penari barong dan bujang ganong kesurupan termasuk Wagiman. Pria itu dengan lahap mengunyah beling lampu tanpa terluka, mengunyah bara api layaknya es batu, dan menari menggila mengikuti tabuhan gendang. Bayu benar-benar tidak bisa berkedip, pemandangan di luar nalar disajikan sebagai pertunjukan. Keadaan bertambah heboh ketika salah satu penonton ikut kerasukan, pria tambun itu besuara layaknya wanita dengan bahasa Belanda. Baru ketika Ki Darma mengatakan sesuatu ke telinga mereka, keempat orang itu kembali ke kesadaran masing-masing.

Bayuaji mengendap-endap mencuri lihat ruangan tempat peralatan reog disimpan. Arya yang tidak lagi sanggup mengikuti langkah Bayuaji sekarang sedang berinstirahat dan mengobrol dengan tukan pentol goreng. Mereka sedang seru membicarakan club sepak bola ketika Bayuaji memutuskan untuk berpetualang sendiri.

Semua penari kini sebagian besar masih berada di area panggung, ruangan yang mengyimpan peralatan dan kostum sebagian penari itu terlihat kosong. Dengan gugup Bayuaji masuk, matanya tertarik pada kuda-kudaan yang digunakan jatil untuk menari. Tangannya tak kuasa untuk menyentuh jaranan itu.

"Tertarik untuk menggunakannya?" Suara rendah dan dalam membuat Bayuaji terlonjak. Dirinya sama sekali tidak menyangka di sudut ruangan, duduk sosok berpakaian hitam dengan jenggot lebat yang sedari tadi memperhatikannya. Bagaimana Bayuaji tidak melihatnya waktu masuk tadi?

Bersambung ...................

TABOO - Di Balik KelambuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang