3

5.1K 362 7
                                    

"Davi...!!"

"Apaan lagi sih?!!"

Aku menepis tangan Edwin yang kuatnya kayak jagal itu. Sejak break tadi, dia terus aja ngintilin aku kayak -- aku ini induk ayam, dan dia anak ayamnya!

"Apaan?!"

"Siapa cowok itu?!"

"Cowok yang mana?!"

"Hai Win, boleh minta nomer WA nya gak?"

Nah-nah kan..., daritadi kek datengnya. Jadinya kan aku gak perlu risih diliatin maba lain, gara-gara si Edwin terus narikkin tanganku.

"Iya, Win. Buat kepentingan kelompok juga.."

"Ehh, sodara gue juga dari SMA XV itu loh, Win..!"

"Lo keren ya Win, udah mah ganteng, pinter, tajir, jago basket lagi.."

Kaburrr...!! Aku berlari secepat kilat menghindari Edwin yang lagi dirubung sama lebah-lebah betina yang haus akan belaian lebah jantan itu.

Lagian ya, aku kok jadi heran sama si Edwin. Sejak aku dan dia pacaran, terus ngeseks lima kali, terus akhirnya putus karena aku harus berangkat ke Tokyo (padahal sih pura-pura), kok kayaknya dia beneran jadi gak suka atau gak minat atau gak nafsu lagi sama yang namanya cewek deh.

Masa iya, dia udah jadi gay seutuhnya?

Ehh, tapi dia jadi gay bukan karena aku loh ya..!

"Jalan sendirian, senyam-senyum sendirian. Kesambet gawat loh nanti.."

"Ehh, Kak Ruben." Aku tertawa kikuk. "Kok sendirian disini?"

Dia memelotot sambil berckckck padaku. "Lo lupa ya siapa gue?"

"Kak Ruben kan?"

"Bukan itu dodol!" Dia mendorong bahuku depanku dengan telunjuknya. Dan menurutku, itu keren banget..!!

"Ohhh, pasti lagi kesasar ya?"

"Untung ya, lo punya wajah unyu-unyu cute imut gini.." Katanya sambil memencet pipiku. "Kalo enggak, udah gue gamparin lo sampe bonyok.."

"Hahah, sadis amat sama maba.." Kataku sok akrab.

Tap.. Tap.. Tap..

Gdbrukk..!

Aku sempat mundur selangkah sebelum cowok -- uhmmm -- berpenampilan aneh itu melintas dengan tergesa, dan akhirnya menabrak Kak Ruben.

"Sorr -- ryy.."

Kak Ruben ikut berjongkok dan membantu membereskan lembaran kertas yang jatuh berserakan di sekitaran kakinya.

"Lo beneran cari ribut ya sama gue, hah?!"

Dahiku berkerut. Meski pelan, telingaku ini berhasil menangkap apa yang barusan dikatakan oleh Kak Ruben pada cowok aneh itu.

"Berani lo muncul di hadapan gue lagi, gue suruh anak-anak buat nganal lo..!"

WHEN MONEY TALKS -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang