X-TRA PART
"Davi, apakah papahmu bisa menyukai kehadiranku?"
Aku menatap Satoru dan Takuya. Mereka itu adalah kakak beradik yatim piatu. Kakaknya, Satoru -- adalah temanku di kampus. Aku pernah beberapa kali diajak ke rumahnya, dan bertemu dengan kedua orang tuanya. Dan sambutan mereka sangat hangat sekali padaku. Mereka bilang kalau aku ini adalah orang yang sangat ramah, menyenangkan, dan selalu bergembira. Dan mereka juga bilang, kalau orang-orang Indonesia itu adalah orang yang sangat baik sekali. Pengalaman itu mereka dapatkan waktu sedang berlibur ke Bali.
Tapi musibah yang menimpa Satoru dan adiknya yang masih berumur 8 tahun, ternyata berdampak besar terhadap keduanya. Meski kedua orang tua mereka meninggalkan uang warisan, tapi tetap saja mereka butuh seseorang yang bisa tetap menjaga dan melindungi mereka dari apa saja.
Mungkin ideku ini adalah sebuah ide yang kedengarannya sangat gila. Ketika aku bicara dengan Satoru, aku bilang bagaimana kalau kita kuliah saja di Indonesia. Dan adikmu juga bisa sekolah disana. Karena biayanya yang tentu saja berkali lipat lebih murah dari biaya pendidikkan di Jepang. Selain itu karena di Indonesia aku punya papah yang pastinya akan senang sekali menerima kehadiran Satoru dan Takuma.
"Davi, aku mencintaimu. Tolong jangan tinggalkan aku dan adikku.."
Aku tersenyum geli saat Satoru membisikkan atau mengirimkan kalimat itu kepadaku. Sungguh perjuangan besar baginya untuk bisa belajar dan menguasai bahasa Indonesia. Aku tidak pernah memaksanya untuk melakukannya.
Karena bagi kami para mahasiswa yang berasal dari berbagai negara -- sudahlah pasti menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari.
Namun ternyata teman-temanku itu, malah tertarik mempelajari bahasa Indonesia dariku. Karena bagi mereka bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling mudah dipahami dan dilafalkan.
Aku, Satoru dan Takuya tiba di Bandara Soetta jam 1 dini hari. Tadinya aku mau langsung naik grab, tapi kupikir lagi daripada aku menganggu waktu istirahat papah, mendingan aku istirahat di bandara aja. Lagipula, pagi kan tinggal beberapa jam lagi.
Takuya tidur dengan posisi kepala di pangkuanku. Sementara Satoru tidur dengan menyenderkan kepalanya di pundakku. Wajah keduanya kelihatan sangat lelah sekali. Aku jadi merasa bersalah kepada mereka berdua. Seharusnya aku langsung mengajak mereka ke hotel untuk beristirahat.
Aku terus terjaga hingga subuh. Takuya memintaku menemaninya ke toilet. Aku gak tahu apa yang membuat anak itu lebih dekat kepadaku ketimbang kakaknya sendiri.
Tapi yang pernah kudengar dari Takuya, Satoru itu orangnya sangat galak sekali. Meski kepada adiknya sendiri. Pernah Takuya di tonjok Satoru cuma gara-gara mainan gundamnya masih berada di dalam jaket Takuya, dan sampai ikut terbawa ke dalam mesin cuci.
Saat aku dan Takuya kembali, kulihat Pak Yus dan hyung sedang berdiri celingak-celinguk. Sedangkan Satoru kulihat sedang menguap di kursinya.
"Mas Davi...!!" Pak Yus memanggilku dengan suaranya yang lantang. Satoru pun sampai melihat ke arahku dengan wajah bingung.
"Sepertinya ada yang mau menyusul aku nih.." kata hyung sambil mengacak rambutku.
![](https://img.wattpad.com/cover/185283509-288-k835308.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN MONEY TALKS -END-
Подростковая литератураDavi memutuskan untuk tidak jadi kuliah di University of Tokyo. Dan dia berencana akan memberikan Edwin surprise, dengan kuliah ditempat yang sama dengannya. Namun dia sama tidak tahu, kalau di kampus inilah -- dia bertemu lagi dengan Bintang, Faja...