Aku sudah sampai di depan gerbang TK Bintang Kejora di daerah Antapani. Kata orang sih, TK yang namanya Bintang Kejora cuma ada satu doang disini. Sekolahnya kelihatan sepi dan pagarnya juga ditutup. Tapi, apa iya sekolahnya lagi libur ya?
Oke. Gak jadi masalah deh. Karena tujuanku berikutnya adalah mencari rumah yang ada garasinya yang penuh dengan barang jualan.
Yahh, semoga aja ketemu deh. Mumpung masih jam 9 pagi, dan untungnya cuaca juga lagi mendung.
Aku pun menelusuri tiap jalan disekitaran TK Bintang Kejora. Disana itu ada warung kelontong. Tapi cuma warung doang. Gak ada rumah apapun di sebelahnya.
Ada juga tukang kelapa hijau yang baru buka. Ehmmm, aku pura-pura beli sambil tanya-tanya ah. Kali aja bapak-bapak itu tahu dimana rumah orang yang jualan di garasi mobilnya.
"Adek teh lagi cari kos-kosan?" Tanya si bapak itu. "Bapak lihat, adek teh mondar-mandir daritadi.."
"Heheh, aku itu lagi cari rumah orang yang dia jualan barang digarasinya. Katanya sih gitu."
Si bapak itu memecahkan sebutir kelapa hijau, dan memberikannya kepadaku.
"Yang adek maksud, Pak Sapto kali ya?"
"Ciri-cirinya potongan rambutnya kayak tentara gitu, pak."
"Benar sekali, dek! Itu sih Pak Sapto. Dia tinggal di gang kedua belakang TK."
"Elehhh, jauh ya pak?"
"Enggak kok. Tinggal muter sedikit aja."
"Kok Bapak bisa kenal? Emang dia jualan apa?"
"Bapak mah kenalnya karena dia sering nungguin anak-anaknya sekolah disini. Minum kelapa ijo."
"Ohhh..." Aku ngangguk-ngangguk. "Itu TKnya lagi libur ya? Kok sepi amat.."
"Lagi pada berenang. Nanti juga jam sepuluhan pada pulang.."
Jam sepuluh tinggal empat puluh lima menit. Gak apalah aku tunggu disini aja. Lagian, warung kelapa hijau ini enak dan adem suasananya.
Saat lagi ngantuk-ngantuk, suara klakson mobil angkot tiba-tiba mengejutkanku. Kubuka mataku lebar-lebar. Kulihat puluhan anak-anak kecil itu berembutan turun dari dalam angkot itu.
"Pakde, saya es kelapa muda gula merah satu ya.."
"Saya pake susu aja.."
"Saya juga gula merah deh.."
Nah-nah kan, kenapa jadi banyak ibu-ibu gini? Waduh, gawat nih. Ketentramanku disini bisa terganggu karena kehadiran mereka.
"Pak ini uangnya ya."
"Loh, tidak jadi menunggu? Sebentar lagi Pak Sapto juga menjemput anaknya."
"Gak usahlah. Aku ke rumahnya aja. Makasih ya, pak."
Kalau dipenuhi sama abang-abang ganteng dan keren sih, aku gak keberatan. Duduk desak-desakkan juga ayo aja. Ciumin bau ketiaknya juga gak papa. Tapi ini ibu-ibu. Kalau yang diomongin pasti gak jauh dari gosipin orang lain, atau enggak ngomongin sinetron semalam yang mereka tonton.
Gang kedua di belakang TK. Rumah yang ada garasinya dan --- WOWWWW....!!
Mulutku menganga lebar. Aku gak percaya dengan apa yang kulihat saat ini. Kalau usahanya sebesar ini, gimana bisa dibilang usaha kecil-kecilan?
~~ S-Coffee shop&Pastry ~~
Keren banget!! Ini sih pasti kalau malem, jadi tempat tongkrongan anak-anak gaul seperti aku..!
![](https://img.wattpad.com/cover/185283509-288-k835308.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN MONEY TALKS -END-
Ficção AdolescenteDavi memutuskan untuk tidak jadi kuliah di University of Tokyo. Dan dia berencana akan memberikan Edwin surprise, dengan kuliah ditempat yang sama dengannya. Namun dia sama tidak tahu, kalau di kampus inilah -- dia bertemu lagi dengan Bintang, Faja...