Aku bura buka hape saat perjalan pulang dari kampus. Dan ternyata aku baru tahu, kalau ternyata ada transaksi penarikkan uang dan juga transfer ke rekening lain. Padahal hari ini aku merasa sama sekali gak pernah melakukan transaksi apapun melalui kartu ATM dari bank mandiri tersebut.
Tapi setelah kupikir-pikir. Aku memang telah memberikan kartu itu ke Fajar. Tapi, apa iya dia yang melakukannya? Mengingat jumlah nominal tabunganku yang berkurang cukup banyak.
"Aku pulang.."
Sipapah langsung nyambut aku. Rupanya dia lagi sibuk masak-masak. Tapi kok masaknya cuma pake celana pendek ketat dan celemek aja ya?
Gimana coba kalau misalnya buku ketiaknya itu rontok dan masuk ke dalam makanan?/Hhihii..
"Anak Papah akhirnya pulang juga.."
"Papah maksudnya apa masak gak pake baju gitu? Biar dibilang seksi?"
"Kenapa emangnya? Gak boleh?" Papah mengangkatku ke atas meja. Dia mencium dahiku lama sekali. "Gimana kuliahnya? Pasti hari ini kamu capek sekali kan?"
"Satu-satu dong!" Aku memukul lengan papah.
"Papah hari ini masak tenderloin steak, asparagus, daging asap tuna, dan minuman segar penuh protein dan gizi.."
"Minuman apaan tuh? Kok warnanya ungu gak jelas gitu, pah?"
"Icipin dulu dong.."
Aku menciumnya dulu. Dan rasanya ada kunang-kunang berterbangan di sekitar kepalaku.
"Bau banget sih, pah!"
"Tapi ini sehat, sayang.."
"Enggak ah!"
"Papah taruh di kulkas dulu ya. Pokoknya nanti kamu harus minum."
Ngeliat gelagatnya si papah yang lagi gembira gitu, aku jadi ikutan senang juga. Berarti si papah gak tahu kalau tabunganku habis berkurang cukup banyak hari ini.
"Papah kapan mau cari isteri lagi?"
Papah menoleh padaku. "Kamu mau punya mamah tiri?"
Aku menggeleng. "Kalo papah tiri yang sama kerennya dan baik kayak papah, aku baru mau..!"
Papah menoleh lagi dengan dahi berkerut. "Papah tiri? Maksudnya, Papah tiri itu --"
"Ya habisnya papah disuruh cari isteri lagi gak mau mulu. Yaudah mendingan cari suami aja. Hihii.."
"Anak ini kok nakal ya sekarang..." Papah mengelitikiku sampai perutku rasanya sakit sekali. "Sudah ya. Papah mau masak dulu. Sekarang kamu mandi, ganti baju, dan istirahat. Kamu itu bau matahari dan asem.."
"Enggak ah! Aku males mandi.."
"Davi, jangan sampai kamu Papah mandiin pakai sinduk sayur ini ya.."
"Kan katanya papah sendiri yang bilang, kalo papah suka sama bau ketekku yang kecut.."
Papah meletakkan pisaunya. Lalu dia berbalik dan mendekat padaku. Dia menidurkanku diatas meja makan, dan mengankat kedua tanganku keatas.
"Papah mau apa.."
Papah diam saja. Kemudian dia menenggelamkan kepalanya di ketiakku yang sebelah kiri. Setelah itu berpindah kesatunya. Dan kini dia berpindah ke leherku. Menjilati leherku yang lembab karena keringatku sendiri.
"Kamu sudah puas sekarang, anak nakal?"
"Ihhh, papah jorokkk...!!"
Aku berguling ke samping dan cepat-cepat melarikan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN MONEY TALKS -END-
Teen FictionDavi memutuskan untuk tidak jadi kuliah di University of Tokyo. Dan dia berencana akan memberikan Edwin surprise, dengan kuliah ditempat yang sama dengannya. Namun dia sama tidak tahu, kalau di kampus inilah -- dia bertemu lagi dengan Bintang, Faja...