5

3.9K 323 22
                                    

"Papah liat Pak Yus gak?"

Papah mengintip dari balik majalah otomotif yang sedang dibacanya.

"Kamu kira Papah ini baby sitternya si Yus?"

Yaelah si papah, gitu doang aja sensian banget. Tahu deh yang selalu sendirian, merana, dan kesepian.

"Davi, mau kemana lagi kamu?"

"Mau ketemu Pak Yus."

"Papah tidak akan mengizinkanmu pergi kemana-mana ya!?"

Aku memutar bola mataku. "Papah liat gak aku pake baju apa?" Tanyaku sambil mendekat. "Nih periksa, emangnya aku bawa dompet sama hape?"

Papah menaikkanku ke atas pangkuannya. "Maafin Papah ya, sayang..."

"Capek ah! Papah itu gampang minta maaf, tapi gampang marah juga!"

"Papah marah itu demi kebaikkan kamu, Davi. Karena kamu ---" Hidung papah dan aku beradu. "Anak papah satu-satunya."

"Aku itu udah gak pacaran lagi sama Edwin. Oke.."

"Bagus.." Papah memegang kepalaku. "Pokoknya kalau kamu ketahuan sampai pacaran lagi dengan siapapun, tanpa persetujuan Papah, akan Papah marahi orang itu!"

"Iya deh.."

Papah menatapku intens. Membuat jantungku berdebar.

"Mmmuaachh, aku sayang papah!! Bye..."

Aku langsung berlari meninggalkan papah. Habis aku jadi malu sendiri tiap kali habis cium bibirnya papah.

Aku turun ke lobi bawah. Semoga aja Pak Yus dan hyung ada di bawah. Jadi, aku bisa cari tahu apa yang sebenarnya sedang dilakukan sama hyung di kampusku.

Hahaii..!! Ketemu kan dua manusia itu!

Ckckck, gaya-gayanya sok jadi orang kaya rupanya ya? Minum kopi sambil ketawa-ketiwi gak jelas.

"Woii..!! Ikutan dong!!" Aku mengagetkan keduanya.

"Anak kecil dilarang ikut campur urusan orang dewasa!" Hyung menjitak kepalaku.

Kutatap wajahnya yang unyu-unyu menyebalkan itu. Kutatap dia terus. Dan terus kutatap.

"Apa sih..?" Hyung mencubit pipiku.

"Mas Davi kenapa toh? Kok ngeliatin Mas Daniel kayak gitu?"

Aku harus membongkar kedoknya. Aku harus tahu alasannya malam ini juga.

Tapi kok --- kayaknya emang ada yang beda ya...

Aku tengadahkan kepala hyung. Kuperiksa bagian leher sampai ke belakang telinganya.

"Hei-hei, kenapa dirimu mengunyeng-unyeng kepalaku?"

"Kemaren siang, hyung dimana dan lagi apa?"

"Ya di markas-lah, masa iya digorong-gorong.."

Aku masih meneliti pria satu ini dengan secermat-cermatnya. Apa emang mataku menangkap sesuatu yang beda antara hyung yang sekarang dengan yang orang yang mirip dengannya di kampusku itu -- atau -- dia yang pandai bersandiwara dan mencoba mengelabui aku?

"Ada yang mau ditraktir sate kambing gak nih?"

Aku langsung melompat dan berdiri kembali. "Aku ngantuk. Mau tidur dulu deh."

"Loh-loh, anak itu..."

Tlingg..!

Aku sengaja menjatuhkan sesuatu barang di dekat kaki hyung. Dan aku maju selangkah, dan selangkah lagi, dan selangkah lagi menjauhi kedua pria dewasa itu.

WHEN MONEY TALKS -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang