bagian 7

1.4K 66 0
                                    

"Pusatkan pikiran, tutup mata, tutup telinga, yakini dalam hati bahwa hal tersebut tidak nyata" (ulang Sukardi setelah mendapat terapi dari dokter, Sukardi belum di beri obat karena dianggap masih mampu terkontrol)

Dari kejauhan...
"Sebenarnya Sukardi kenapa ya? Aku kasihan pada dia sampe seperti itu loh" (kata Rudi)
"Aku juga Di, apa yah yang mengganggu pikirannya" (tanya Agung)
"Hmmm" (jawab Rudi tak tau)
"Hah? Sukardi kenapa? Sakitkah dia?" (Tanya gadis itu)

Gadis itu pun pergi menuju Sukardi
"Sukardi aku dengar kamu dibicarakan, apakah kamu punya masalah?" (Tanya nya)
Sukardi diam tak menghiraukannya
"Sepatu belum aku semir" (ucap Sukardi menghindar dari gadis itu)
Namun, gadis itu tetap saja mengikuti kemana pun Sukardi pergi.
"Apa kamu sudah tidak bisa melihatku?" (Tanya nya lagi)
Namun tak ada sepatah kata pun dari mulut Sukardi, bahkan Sukardi berusaha tak beradu pandang dengannya.

'Tak ada yang bisa melihatku lagi, aku harus bagaimana?' (Bathinnya sambil menagis)

Keesokan hari nya, seperti tak pernah terjadi sesuatu. Gadis itu seperti biasa hilir mudik di ksatria dan mengikuti kegiatan setiap prajurit. Mulai dari upacara dia berlari-lari di tengah lapang, mencicipi makanan sebelum dimakan prajurit, ikut bergosip dengan para prajurit padahal ia tau akan diabaikan...
'Sejauh ini aku berhasil, tapi mengapa aku masih melihat bayangannya?' (Pikir Sukardi)
Hari ini juga Sukardi menghabiskan waktu dengan teman2 nya yang lain, ia tak terlihat menganggur sedikitpun..

Dalam lubuk hati yang terdalam ada rasa yang masih menyisaka  sesak pada dada Sukardi, ada rasa kasihan pada gadis itu karena harus kehilangan Sukardi satu2 nya teman di dunia ini.

"Dan hari ini jadwal cek up lagi ya?" (Tanya Ramli)
"Iya Li, nanti jam 2 sih jadwal nya" (jawab Sukardi)
"Gimana perkembangannya Dan?" (Tanya Ramli)
"Alhamdulilah ada kemajuan Li, doakan saja ya" (jawab Sukardi)

Jam 2 siang...
"Apakah bayangan itu masih ada?" (Tanya dokter)
"Masih dok, tapi saya sudah tidak berbicara dengannya lagi dok" (jawab Sukardi)
"Bagus, nanti bisa ditingkatkan lagi sampai bisa dikontrol bayangannya supaya tidak mengganggu" (jawab dokter)
"Untuk pengobatannya sebatas terapi dulu, nanti kamu akan mengikuti beberapa terapi selanjutnya" (lanjut dokter)
"Baik dok" (jawab Sukardi)

'Aku ingin bilang bahwa gadis itu nyata...' (ucap Sukardi dalam hati)

Cinta Dalam Nostalgia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang