bagian 15

1.4K 68 1
                                    

Semakin hari, Lisa semakin merindukan Sukardi. Begitu pun Sukardi, untuk melepas rindu mereka berkirim pesan lewat email terkadang lewat telpon pun mereka lakukan jika Sukardi mendapat sinyal..

Tak terasa 2 minggu lagi Sukardi akan kembali ke Batalyon, rasanya Lisa tak bisa tenang menyambut Sukardi nanti...

"Bendera setengah tiang lagi? Ya Alloh siapa lagi yang gugur?" (Bisik seorang ibu-ibu disamping Lisa)

Bagi seorang isteri prajurit tidak lah mudah pada saat ditinggal operasi atau tugas lainnya, karena bukan hanya LDR yang dialami oleh para isteri prajurit tapi juga kesiapan jika suami harus pulang dengan nama karna gugur di medan pertempuran.

"Berita hari ini, para kelompok separatis melakukan kontak senjata dengan para prajurit, 5 orang prajurit gugur dan kelompok separatis telah berhasil diamankan oleh tni" (liputan dari berita)

'5 prajurit gugur?' (Pikir Lisa)
Tanpa terasa air mata Lisa berderai, Lisa takut kehilangan orang yang mencintainya seperti Sukardi... Lisa takut tak bisa membahagiakan Sukardi

"Kenapa Lisa?" (Tanya ayah Lisa)
"Ayah, apakah Sukardi bisa pulang kembali ?" (Tanya Lisa)
"Kamu rindu pada nya?"
"Hmmm" (jawab Lisa sambil mengangguk)
"Ibu juga dulu seperti kamu, sering menangis semalaman jika ayah pergi operasi. Katanya takut jika tidak bisa melihat ayah lagi"
"Itu yang Lisa rasakan sekarang yah"
"Doakan saja suami mu"
Lisa lalu memeluk ayah nya sambil menangis

"Lisa rindu yah" (ucap Lisa di sela isak tangisnya)

*2 minggu kemudian*
Hari ini adalah hari kepulangan para prajurit di Batalyon, seluruh ibu persit yang suaminya pergi operasi menyambut di lapangan upacara dengan memakai seragam persit

"Sukardi yang mana?" (Tanya Lisa pada dirinya sendiri)

Saat ini, seluruh prajurit banyak yang berubah yaitu kulit mereka menjadi sangat hitam pekat karena berhari2 di jemur di bawah teriknya matahari demi menjaga keutuhan negara ini.

Upacara selesai, lalu barisan para prajurit itu buyar dan beberapa langsung menghampiri keluarga nya. Tiba-tiba..
"Ini!"
"Pa Sukardi!" (Pekik Lisa)
Lisa lalu menghampiri Sukardi dan memeluknya

Sukardi yang kaget setengah mati tak mampu berbuat apa apa selain membalas pelukan Lisa tersebut..

"Ahhh" (rintih Sukardi tiba-tiba)
"Maaf, sakit?"
"Sedikit"

Lalu mereka pun pulang ke rumah

"Itu luka apa?" (Tanya Lisa kaget)
"Ahh ini, bukan luka serius ko" (jawab Sukardi santai)
"Luka memar? Luka sobek? Luka sayat? Luka tembak? Luka tusuk? Luka apa?" (Tanya Lisa)
"Luka tembak"

Rasanya kaki Lisa menjadi lemas, ia tak bisa membayangkan bagaimana Sukardi bisa sampai ke Batalyon dengan luka tembak seperti itu?

Cinta Dalam Nostalgia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang