bagian 14

1.3K 63 0
                                    

Janji Sukardi pergi operasi adalah 3 bulan, namun baru 1 bulan berlalu tak ada kabar dari Sukardi  membuat Lisa sedikit risau. Apalagi semenjak surat itu Lisa terima, apakah Sukardi akan kembali?

Tok! Tok! Tok!
"Permisi bu Sukardi!" (Sapa seseorang)
"Loh bu Ramli, ada yang bisa saya bantu?" (Tanya Lisa)
"Terimakasih sudah menjadi tetangga saya bu, saya mau pamit pulang kampung. Sedih ya rasanya bukan lagi bagian dari keluarga besar persit ini" (ucap nya sambil menangis)

Lisa termenung, akankah dirinya mengalami hal yang sama? Sejujurnya Lisa cukup senang menjadi ibu persit, karena disini Lisa banyak belajar terutama bagaimana belajar menjaga nama baik suami dan batalyon.

*sore hari*
"Ayah ini teh nya, dengan sedikit gula" (kata Lisa sambil memberikan secangkir teh hangat pada ayahnya)

Kringgg!!!! (Suara telpon masuk)
"Hallo? Maaf ini dengan siapa?" (Tanya Lisa)
"Dek Lisa ini saya Sukardi"
"Pa Sukardi kenapa baru memberi kabar? Kenapa bisa surat nya sampai pada saya? Lalu bagaimana keadaan pa Sukardi sekarang? Apkah semua baik2 saja?" (Berondong pertanyaan Lisa pada Sukardi)
"Hehe iya maaf dek, disini tidak ada sinyal. Hp saya rusak dek ini pakai hp nya pa Deni"
"Iya tapi jangan dibiasakan hilang kontak, aku kan khawatir"

DEG!
Kata khawatir membuat senyum terlukis dari wajah Sukardi, ia senang bukan main. Rasanya ingin segera pulang bertemu dengan isteri nya

"Iya maaf dek, oh iya bapak gimana keadaannya?"
"Ayah sehat pa"
"Dek, maaf hp nya mau dipinjam lagi sama prajurit lain jadi tidak bisa lama-lama"

Tuuttt tutttt tuutttt
Sambungan telpon terputus

Jadi isteri prajurit memang seperti itu, ketika rindu menyapa maka harus akrab dengan rindu tersebut... rindu bagaikan sambungan yang akan menyatukan keduanya suatu saat nanti... dan rindu mengubah hidup Lisa...

Cinta Dalam Nostalgia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang