Cinta Dalam Nostalgia [END]

bagian 16

Pagi hari yang cerah, seperti suasana hati Sukardi.. duduk manis di depan rumah dinas, ditemani secangkir teh manis buatan Lisa...

Lisa datang menghampiri Sukardi

"Ada yang mau Lisa bicarakan" (ucap nya)

Deg!
'Mungkinkah Lisa akan minta cerai? Bagaimana ini? Aku tidak mau kehilangan dia' (pikir Sukardi)

"Waktu pa Sukardi pergi operasi, Lisa tak sengaja menemukan buku harian pa Sukardi yang tertulis dari tahun 1998, dan Lisa membacanya... maaf" (sesal Lisa)
"Tak apa dek Lisa, tulisan saya jelek ya hehe"
"Gadis itu siapa?" (Tanya Lisa)
"Saya sering bertanya seperti itu padanya, kamu siapa? Dari mana asal kamu? Kenapa kamu mengikuti kami?"
"Lalu apa jawabnya?"
"Dia selalu menjawab tidak tau"
"Memang seberapa mirip antara aku dengan dia?"
"Dari wajah kalian sangat mirip, tapi sifat berbeda" (jawab Sukardi seraya tersenyum)
"Kenapa dia pergi?"
"Entahlah"
"Bagaimana bisa kalian bertemu?"
"Entahlah"
"Ihhh" (ucap Lisa kesal)
"Ya habis apalagi, saya juga bingung dek Lisa"
"Lalu pa Sukardi mencintai dia?"

Sukardi terdiam...

"Sampai sekarang?" (Sambung Lisa)
"Tidak tau" (jawab Sukardi)

'Jika tak tau, berarti dia belum yakin kepada ku. Dan dia masih mencintai gadis itu' (bathin Lisa)

Lisa lalu pergi ke dalam rumah dengan termenung...

'Apa ada yang salah dari ucapanku? Kenapa dek Lisa jadi muram?'

Sukardi yang menyadari bahwa Lisa muram lalu mengajak Lisa keluar untuk berjalan-jalan

"Kita mau kemana?" (Tanya Lisa sebelum berangkat)
"Jalan2, dek Lisa mau nya kemana?"
"Tidak tau, terserah"
"Ya sudah kita berbelanja saja ya, saya yang bayar semua belanjaan dek Lisa"

Lalu mereka pun pergi ke mall
*di Mall*
"Lisa!" (Sapa Gea yang bertemu di Mall)
"Eh Gea, kamu sama siapa? (Tanya Lisa)
"Om Yudha? Eh bukan, maaf om saya kira om Yudha"
"Masa kamu lupa? Ini pak Sukardi suami aku" (jawab Lisa)

Sukardi senang bukan main, Lisa menyebutnya 'suami'

"Sukardi" (ucap Sukardi sambil mengulurkan tangan)
"Iya om"
"Ya kan aku ngga datang waktu kamu nikah karna liburan kan" (sesal Gea)
"Ya udah aku mau ke atas dulu ya Lis, sampai jumpa" (sambung Gea)
"Iya Ge, hati2" (jawab Lisa)

'Itu suami nya? Ko tua banget? Lisa ko mau2 nya dinikahin sama orang tua kaya gitu sih?' (Pikir Gea)

"Kita makan dulu yuk!" (Ajak Sukardi)
"Boleh"

*di foodcourt*
"Pa Sukardi, bisa tidak manggil aku jangan pake kata dek. Panggil aja Lisa"
"Hmm baik Lisa, tapi Lisa juga jangan manggil pa bisa?"
"Terus manggil apa?"
"Mas... hahaha"
"Bisa... mas Sukardi hahaha"

Bahagia kadang sesederhana itu, sesederhana panggilan dari orang tersayang kita... pintu telah terbuka... pintu hati Lisa