'Minggu pagi ini sinar matahari semakin menyeringai. Sejak satu bulan terakhir tidak ada tanda tanda hujan akan turun.Asap kebakaran hutan di Kalimantan dan Riau semakin menebal. Suara pemberitaan kebakaran hutan kian meramai, bukan masalah dengan banyaknya orang yang bersimpati atas peristiwa ini. Tetapi kurang pahamnya masyarakat dalam menaati undang undang tentang lingkungan hidup.
Aku harap semesta dapat melihat kejadian ini, memberikan balasan bagi mereka yang telah membakar paru paru dunia yang dengan tulusnya masih memberi hembusan udara untuk para manusia. Bahkan yang membakarnya sekalipun.
Aku seorang gadis remaja, usia 14 tahun dan aku tinggal di Semarang. Sekarang ini aku aktif dalam kegiatan melukis. Jangan heran lagi, sejak kecil aku memang suka melukis, ibuku yang pertama kali mengenalkanku dengan dunia seni.
Aku bersyukur sekali memiliki bakat yang banyak memberiku penghargaan atas prestasiku yang satu ini.
Tidak dapat kupikirkan bila aku tak pandai dalam bidang seni ini. Mungkin aku akan menjadi gadis tanpa mimpi.Dengan melukis, aku mempunyai mimpi menjadi seorang seniman. Beruntung aku memiliki orang tua seperti mereka, yang dengan sepenuh hati mendukung bakat dan potensi yang ada pada diriku.
Tak lupa guru sekolah dasarku, Pak Syukur dan Pak Tri yang selalu mengajari semuanya yang berkaitan dengan seni lukis.Haha aku jadi ingat, saat masih kelas 4 Sekolah Dasar, aku diikutkan menjadi guru pengganti Pak Syukur di eskul SeRu atau Seni Rupa.
Mereka sangat mempercayai aku sebagai guru seni.Ah lupakan tulisan diatas, itu tidak menimbulkan kesan sama sekali dalam cerita ini.
Aku mempunyai sebuah cerita yang mungkin menurut orang ini terlalu tidak masuk akal. Dunia fantasi dan lorong waktu yang berubah setiap partnya akan memenuhi cerita ini.
Selamat menikmati
****
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL ALFALHO
Teen FictionBukan sebuah mimpi, Bukan pula sebuah khayalan, Mimpi yang dialami gadis seni tersebut membuahkan khayalan yang tak lain adalah pengalaman nyata. Ini sebuah misteri, perjalanan, dan kehidupan.