20 (She Is Angry)

29 3 0
                                    

Jangan lupa vote dan comment yaaa...

Selamat membaca

                            

                             ****

"Portal portal, muncullah! Bawa aku kembali!"

Rupanya bisikan itu hanya dibawa angin semata, Rena menghendaki untuk membuka pintu ke tiga sebagai pemenuhan rules terakhir sesaat permohonan tadi tidak kunjung muncul dan membawanya kembali ke dunia nyata.

Kali ini dia lebih percaya diri, cengkraman kuat di knop pintu, langkahnya terhenti sembari melayangkan suatu perkataan.

"Siapa saja didalam, tolong jangan buat aku kesal untuk terakhir kalinya. Mengertilah perasaanku yang masih kacau."

Pinta Rena tanpa siapapun yang mendengar ucapannya itu.

Rena membuka pintu perlahan, dia tak lagi memejamkan mata. Dengan mata terbuka dia menyaksikan sendiri kegelapan yang mengelilingi sekitarnya.

Hanya ada satu sumber cahaya yang ada ditempat itu, yaitu buku tua yang tiba tiba terjun menimpa kedua telapak kakinya.

"Eh?"

Rena mengambil buku itu, memeluknya erat dan memandang sekitar dengan raut kebingungan.

"Dimana ini?"

Rena meraba udara sekitar, terasa dingin dan, dia pernah merasakan udara seperti ini. Tempat yang bau, dan suasana menyeramkan mendominasi menjadi satu ruangan yang ada di benak Rena.

"Ah? Aku telah kembali!"

Rena berlari keluar dari ruangan gelap itu, jarak tak begitu lama baginya yang setibanya di sebuah toko buku yang sama seperti tadi, sepi pengunjung.

Rena mengusap peluh keringat yang ada dikeningnya dan memperbaiki pakaiannya yang kusut.

Memasang wajah ceria seperti semula.

Rena melirik arlojinya, waktu masih menunjukkan pukul setengah tiga sore. Waktu yang sama saat terakhir kali Rena memasuki toko buku itu.

"Dimensi lain itu sepertinya tidak ada waktu, ini terasa lama, tapi waktu masih menunjukkan waktu yang sama seperti sebelum aku memasuki portal itu."

Rena bergumam pelan.

Dia segera keluar dari mall itu, terlihat banyak anak yang masih mengenakan seragam sekolahnya. Bahkan terlihat beberapa anak dari Anges Chetau yang masih stay di beberapa kios makanan untuk makan siang.

Sekarang Rena berada didepan mall. Menatap keramaian pusat kota yang riuh piuh. Udara masih sama seperti semula, panas dan berpolusi.

Rena memasukkan buku tua itu ke dalam sling bag, lalu menyampirkan jaket ke kedua lengan tangannya.

"Huh! Semoga saja Mrs. Dietje segera menjemputku!"

Gadis itu berjalan diatas trotoar sambil menyedekapkan kedua tangannya didepan dada.

Rena berusaha tegar hati walaupun ada selipir perasaan kacau yang menyerangnya, dia berharap ada angkutan umum ataupun bis kota yang masih beroperasi di waktu yang tanggung seperti ini.

Dia benci jika aktivitas mencari bus kota gagal hanya karena ada sebuah mobil yang tiba tiba mengerem dadakan disampingnya. Membuat jantungnya hampir terlepas dari dada.

"Minsten, sudah aku bilang, tidak usah menjemputku!"

Rena kembali berjalan, bermaksud menghindar dari laki laki itu.

ANGEL ALFALHO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang