05 (Old Book)

99 6 0
                                    


Pukul delapan pagi waktu Kota Washington DC, udara terasa sangat dingin tak memungkinkan bagi Rena untuk berjalan kaki menuju ke sekolah barunya.

Mrs. Dietje dengan penuh tanggung jawab mengantarkan Anak didiknya ke Anges Chetau yang berlokasi di sebelah selatan pusat kota.

Rumah baru mereka yang dibeli setahun lalu oleh Papa Rena tak cukup jauh untuk ditempuh menuju ke Anges Chetau.

Dan jalanan kali ini tidak terlalu ramai, terlihat beberapa Cafe yang banyak pelanggan karena cuaca yang dingin membuat siapa saja pasti ingin menyantap kopi sebelum menuju ke tempat kerja.

"Rena, kamu nanti tunggu saya didepan gerbang sekolah ya, saya jemput pukul dua." Ujar Mrs. Dietje.

Rena turun dari mobil tepat didepan gerbang sekolah yang sudah disambut oleh petugas keamanan sekolah dan juga seorang wanita muda memakai kemeja dengan setelan rok hitam selutut, dia nampak cantik dengan sunggingan senyum yang menawan.

"Selamat pagi nona Rena, kami semua sudah menunggumu. Mari masuk!" wanita muda itu menyapa dengan hangatnya. Seakan menghangatkan kota di pagi yang dingin ini.

"kamu dipersilahkan duduk di bangku tengah dekat jendela. Nanti waktu break kamu boleh berkenalan dengan teman teman barumu. Jangan berisik saat guru mulai mengajar!" himbau wanita muda itu sembari membalikkan badan menuju ke depan kelas.

"Selamat pagi, tuan dan nona muda. Kali ini kalian akan saya beri clue sebelum memulai kelas seni..."

                                 ****

"Baiklah, kalian bisa duduk di tempat yang sudah dipersiapkan!"

Rena terlihat kebingungan, dia akhirnya mengambil tempat duduk yang paling depan. Tempat melukis mereka sengaja diposisikan melingkar.

Mereka semua tengah mempersiapkan kegiatan kali ini. Kecuali Rena, dia masih saja terlihat kebingungan, bukan hanya karena kurang penguasaan mendengarkan bahasa Inggris, tetapi sistem belajar disini terlihat lebih elegan dari Sekolah sekolah Rena sebelumnya.

"Baik, Tuan Minsten sebagai model bisa segera memposisikan di tengah!"

Seorang lelaki bertubuh tinggi ideal tengah berjalan menuju kursi yang sudah disediakan di tengah tengah mereka.

Dia terlihat seperti model. Fisiknya benar benar sempurna  :)

Rena menatap ke sekitarnya, tepat disebelah kanannya ditempati oleh gadis bongsor dengan rambut panjang terurai hingga punggung. Dia sangat cantik.

Yang membuat Rena sedikit ilfil karena gadis itu terlihat sedang menggoda Minsten yang berada didepannya. Gadis itu mengedipkan sebelah mata sambil memberi kiss dengan tangannya.

Minsten hanya menanggapinya dengan senyuman. Senyum yang dapat membuat jantung-jantung wanita berdebar.

"kalian harus bisa lebih baik dari kemarin. Jangan membuat Tuan Minsten marah karena hasil lukisan kalian"

"Hahahaha!!!" Mereka semua tertawa serempak. Minsten hanya tersipu malu seraya menata posisi duduknya yang nyaman.

Tak disadari oleh siapapun makhluk hidup didalam ruangan seni itu, Rena diam diam memperhatikan Minsten yang tengah duduk tegak dengan senyum menyungging indah diwajahnya.

Rena merasa gugup.

"Baik, semua dapat memulai untuk melukis!" perintah miss pemandu ruang seni itu.

Semuanya sibuk saat membuat sketsa dengan model lukisan seseorang yang tampan. Rena tetap saja bingung seperti keadaan awal, akhirnya, ada seorang gadis berambut keriting tengah duduk menghadap Rena.

ANGEL ALFALHO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang