49 (Scary Of Street)

14 3 0
                                    

Jangan lupa vote😊

Pada pagi ke lima, atau tepatnya selepas tengah hari. Terdengar langkah-langkah kaki pendek dan ringan datang mendekat. Kali ini orang itu masuk ke dalam ruangan.

Ia adalah Mrs. Dietje, berselendang warna merah anggur dan bertopi sutra hitam, sambil membawa keranjang berayun-ayun di tangannya.

"Oh, Rena!" tegurnya. "Semalam saya mendengar kau berbicara sendiri didalam kamar. Saya harap kau tidak begitu gila menyikapi kerinduan yang tak berkesudahan."

"..."

"Percuma kau meratapi kerinduan yang terlanjur kosong. Kau tak bisa menemui lelaki itu lagi."

"Kau benar-benar jahat!" jawab Rena kepadanya.

"Aku tau kau sudah berbuat jahat kepada Alfa. Kenapa kau harus berbohong? Lihat saja, semuanya akan terungkap apa adanya!"

"Oh ... rupanya kau sudah lancar berbicara." Mrs. Dietje mendekati tubuh Rena yang masih berdiri di pojok ruangan.

"Sirup itu manjur sekali. Bagaimana dengan kakimu?" Mrs. Dietje beralih menyentuh bagian lutut Rena yang terlihat menekuk, sangat lemah untuk berdiri dengan tegak.

"Kau tak perlu menyentuhku, perempuan gila!" tepis Rena.

Mrs. Dietje yang mendengar kalimat itu langsung melotot. Dia tidak menyangka gadis yang sudah dia anggap seperti anaknya sendiri berkata seperti itu.

"Kau terlalu kotor untuk menyentuhku. Aku tak mau bajuku menjadi kotor karena tersentuh oleh wanita murahan sepertimu!" teriak Rena yang langsung menelusuk ke hati Mrs. Dietje.

Wanita muda itu langsung bergerak menampar pipi Rena. Gadis itu meringis sembari memegangi pipinya.

"Apa salahnya? Kalau kenyataannya setiap malam kau selalu pergi dengan Minsten. Dan hari ini? Kau akan mengulangi perbuatanmu seperti kemarin malam!"

"Apa maksudmu?"

"Aku harap kau tidak tuli!"

Kalimat terakhir itu terpotong sejenak, saat tiba-tiba suara klakson mobil terdengar dari luar. Mereka berdua menoleh bersamaan.

Mrs. Dietje seperti tau kekesalan Rena tak ambil pusing. Wanita muda itu berjalan cepat menemui orang yang baru saja membuka pintu mobil.

"Kalian bisa melumpuhkan kakiku. Tapi tidak dengan niatku! Aku akan segera tau letak kejahatan kalian. Kalian tak akan bisa membunuh Alfa!" ujar Rena berapi-api.

"Omong kosong!" lontar Mrs. Dietje yang berhenti di depan pintu. Wanita itu berbalik, menutup pintu, lalu menguncinya dari luar.

Rena terpaku, air matanya meluncur seketika. Akhirnya dia menangis juga untuk ke sekian kali, hanya untuk meratapi hal bodoh semacam ini. Dia tak tau lagi apa yang harus dia lakukan, kakinya terasa berat untuk melangkah. Sesekali terhuyung ke belakang karena tak dapat menjaga keseimbangan.

Gadis itu tidak lugu, dia tau pasti kejahatan guru privat yang selama ini mendampinginya itu. Hanya dia tidak tau sampai kapan kakinya itu akan kembali berjalan normal. Setidaknya dia bisa untuk menyelamatkan Alfa.

Ia sekonyong-konyong terbangun dengan ketakutan, lalu segera berpegangan pada sisi-sisi pintu menuju ke kamarnya. Mengambil sebuah buku tua yang sejak enam hari yang lalu mendampingi mimpinya selama tidur. Setidaknya dia begitu berterima kasih karena buku itu yang memberi petunjuk mengenai keberadaan Alfa dan kedua penjahat berantai itu.

Tapi sayang, buku tua itu tidak memberi petunjuk secara jelas, hanya beberapa clue seperti kalimat petuah yang tidak sepenuhnya Rena mengerti. Tapi kalimat itu yang membawa mimpinya ke sebuah petunjuk yang lebih jelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANGEL ALFALHO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang