Jangan lupa vote...
****
Matahari memancar terang. Genangan air memenuhi hamparan tanah. Terlihat beberapa orang berjalan-jalan di tengah hutan untuk menyegarkan diri. Mereka telah sampai di Free jungle. Tempat yang biasa dijadikan untuk berkemping.
Alfa dan Rena turun dari punggung kuda. Mereka berjalan beriringan, tidak berjalan tepat ditengah kesibukan orang-orang yang sepertinya pendatang dari kota.
Alfa terus menggandeng erat tangan gadis disampingnya, sementara tangan yang lain membawa tali kuda. Muka Alfa terlihat rengus, mengakali si kuda yang berkali kali berhenti untuk memakan dedaunan.
Tiba tiba Rena merunduk dibalik badan kuda, merendahkan kepala agar sosoknya tidak terlihat oleh orang-orang yang tengah bersibuk diri disana. Alfa heran, lalu lelaki itu mencari sesuatu yang menyebabkan si gadis itu gusar.
Saat sosoknya berada dibawah sinar, Alfa segera dapat mengenalinya. Seorang wanita muda, bersama seorang gadis negro tengah sibuk mencari sesuatu. Alfa sangat mengenali wanita itu. Wanita yang saat itu mencekik lehernya dan membawa pergi kalung kristal ungu.
Alfa mendelik sebelum akhirnya ikut menunduk dibalik tanaman perdu yang menjulang. Menarik si kuda untuk ikut bersembunyi.
Sialnya, si gadis negro itu berhasil melihatnya. Tidak, dia mengamati Rena dengan tatapan tajam. Gadis negro itu menarik baju kedua orang yang berada di belakangnya, sebelum akhirnya menunjuk ke arah kedua remaja yang berusaha bersembunyi.
"Ayo lari!" Rena mencengkeram pergelangan tangan Alfa. Dia berlari sangat cepat sampai jaket yang ia kenakan terkibas-kibas oleh angin hutan.
Alfa segera mengangkat Rena untuk naik diatas punggung kuda. Kuda terpacu dengan kecepatan tinggi. Sampai merubuhkan beberapa pohon kecil yang masih rapuh.
Ada sekitar lima orang yang mengejar mereka. Mereka berlari dengan sangat cepat, tatapan elang yang tajam membuat Alfa semakin melajukan kudanya. Berkali kali memukul kaki kuda dengan pecut, sampai akhirnya si kuda berlari dengan kecepatan tinggi.
Rena berteriak ketakutan, dia terus memejamkan mata. Tangannya memegang erat tali yang melingkar di leher kuda.
"Sepertinya kita melaju cukup kencang! Mereka sudah tidak terlihat!" Seru Alfa sambil menengok ke belakang. Orang-orang itu sudah tidak terlihat.
Kuda poni itu memelankan lajunya. Alfa mencoba menenangkan si kuda supaya ia tidak panik. Rena berhasil bernafas lega. Mereka sudah terlihat bebas dari kepanikan.
Di tengah-tengah helaian nafas lega mereka. Tiba tiba ada seseorang yang menarik kaki Rena sampai gadis itu jatuh tersungkur diatas tanah.
"Aw..." Rena merintih, dia mencoba bangkit. Lelaki yang tadi menarik kakinya itu membantunya berdiri tegak.
Rena terlihat sempoyongan, kakinya terasa sangat sakit, seperti tertindih sesuatu yang amat keras.
"Siapa kau?!" tanya Rena sedikit kesal. Namun kekesalannya itu tak semua ia tumpahkan kepada lelaki itu. Dia lebih memfokuskan pada kakinya yang terasa nyeri.
"Tenang, Rena! Aku Max" jawab lelaki berkulit coklat itu.
"Max?" Rena mengkerutkan dahi.
Belum sempat Max kembali menjawab pertanyaan Rena, tiba-tiba Alfa memukul wajah Max dengan sangat kuat. Sampai lelaki itu terhuyung ke belakang.
Max terlihat sangat marah, dia mendengus. Sebelum akhirnya dia berbalik memukul wajah Alfa sampai hidungnya berdarah. Sebelum perkelahian diantara keduanya semakin sengit, Rena mencoba melerai mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL ALFALHO
Teen FictionBukan sebuah mimpi, Bukan pula sebuah khayalan, Mimpi yang dialami gadis seni tersebut membuahkan khayalan yang tak lain adalah pengalaman nyata. Ini sebuah misteri, perjalanan, dan kehidupan.