28 (Meet Him Again!)

10 2 0
                                    

Jangan lupa vote yaaa...

                              ****

Sepanjang perjalanan, Meline dan Rena tertidur pulas didalam mobil. Sesekali kepalanya terbentur sandaran jok, membuat Rena menguap dan terbangun karena posisi tidurnya yang kurang nyaman. Bersamaan dengan itu, terdengar suara benturan didepan. Rupanya kepala Meline berbenturan dengan kaca mobil tempat kepalanya menyandar, dia terbangun sambil meringis kecil.

"Aww..."

Mr.Herry dengan tatapan tajamnya tetap fokus pada jalanan rusak yang mobil mereka tapaki. Meline mencondongkan tubuhnya ke depan, melihat jalan yang sempit dengan kondisi yang tidak terawat, beserta becek. Membuat Mr.Herry terus menginjak rem supaya mobil mereka tidak terpeleset.

Namun rupanya itu tidak berjalan lama. Tiba tiba Mr.Herry kehilangan kendali, dan rem mobil yang mereka tumpangi tidak berfungsi. Membuat mobil mereka melaju kencang di turunan curam.

Mr.Herry berupaya supaya tidak panik, dia terus menginjak rem namun mobil masih terus melaju tak terkendali. Suasana dalam mobil semakin panik, Rena berpegangan erat pada jok mobil bagian depan, dan Meline yang mulai menangis histeris sambil memegang erat kedua tangan Rena. Mereka tidak berani membuka kedua mata. Mobil terguncang dan hampir oleng ke samping.

Mr.Herry membanting stir hingga mobil mereka melipir ke pinggir jalan. Terhenti berkat bebatuan kecil yang menyangga ban mobil bagian depan. Mobil sudah tidak terasa berguncang, Rena membuka mata dan memeluk Meline yang masih menangis sambil menyembunyikan wajahnya di jok mobil.

Meline menggigil ketakutan, dia masih belum berani membuka matanya. Rena tak luput menyumbangkan lirikan matanya ke arah Mr.Herry, pria itu tengah mengatur nafas sambil menyandarkan punggungnya.

Rena mengelus pundak Mr.Herry, berusaha menenangkan kedua orang itu.

Rupanya, mobil mereka tak berhenti selama itu. Batu batu kecil yang tak kuat menahan beban akhirnya menyusut ke dalam tanah, ban mobil perlahan berputar. Membawa bagan mobil melewati batas jalanan dan terpelosok masuk ke dalam jurang yang rimbun oleh dedaunan basah.

Rena mengeratkan jemari tangannya ke jari jari tangan Meline yang dingin. Menutup erat kedua matanya, seluruh tubuhnya menegang dan berdoa kepada-Nya untuk minta di selamatkan dan dijauhkan dari peristiwa buruk yang menimpa mereka.

Mobil terus melaju melewati dinding jurang yang penuh oleh pepohonan, sampai akhirnya mobil mereka berhenti mendadak saat sebuah pohon besar menahan mobil mereka agar tidak jatuh semakin dalam.

Ketiga orang didalamnya terpental ke depan, meninggalkan sejumlah luka dan darah yang mengucur di dahi dan kepala mereka. Meline sempat tak sadarkan diri saat kepalanya terbentur oleh bagian depan mobil. Darah keluar dari hidungnya.

Rena mampu bernafas lega, dia membuka matanya, tak ada cahaya yang masuk ke dalam mobil mereka. Hanya pepohonan dan daun daun rimbun yang menyangga mobil mereka.

Rena mencoba bangkit, memegang dahinya yang berdarah, memejamkan mata dan membungkuk, melihat kondisi dua orang didepan yang tidak sadarkan diri.

Dunia seakan berputar, Rena terus memegang kepalanya yang pening. Berusaha supaya tidak jatuh.

"Meline, bangun!" Cicit Rena dengan suara serak. Namun, orang yang sedari tadi dia guncangkan tubuhnya itu tak kunjung bangun. Lalu dia beralih, menatap sendu pada pria disamping Meline yang sudah tak sadarkan diri dengan kondisi yang lebih parah dari mereka berdua.

"Ya Tuhan!" Rena membekap mulutnya sendiri, matanya berkaca kaca, menatap nanar darah yang mengucur di wajah Mr.Herry sampai ke leher dan bajunya.

ANGEL ALFALHO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang