Yeonjun sedang berjalan bersama temannya menuju ke kantin kampus yang sedikit jauh dari fakultasnya.
"Dae, Lo kan pernah pacaran sama Soobin, gimana sih lo nembak dia?" tanya Yeonjun sambil menatap kearah Dae yang langsung dibalas dengan tatapan tajam Dae.
Dae bingung, temennya ini kenapa tiba-tiba nanya tentang mantannya yang super-super matre itu.
"Sebelum lo suka sama dia lebih baik mundur aja, bro," saran Dae sebelum memberitahu tentang Soobin si matre.
"Emangnya kenapa? Dia manis kok, tipe gue banget, otaknya juga pintarkan, setaralah dengan gue," ucap Yeonjun sambil tersenyum mengejek kearah Dae dan Dae hanya mendengus.
Kalau otak emang kalian setara, tapi kalau uang kalian gak setara, dasar.
Itu ucapan Dae dalam hati, dia gak mungkin dong bilang gitu ke Yeonjun yang memang keuangannya emang gak terlalu mencukupi.
"Ah gue tau kenapa Lo gak mau ngasih tau tentang Soobin," ucap Yeonjun tiba-tiba membuat Dae mengernyit heran.
"Masalah keuangan guekan? Dari raut muka Lo udah ketahuan tau," lanjut Yeonjun membuat Dae menghembuskan nafas dengan kasar.
"Kalau Lo udah tau, jadi Lo taukan intinya apa?" tanya Dae dengan sungguh-sungguh karena dia gak mau si Yeonjun ini mempermalukan dirinya sendiri di depan Soobin si matre.
"Tau kok, intinya gue harus cepat-cepat menembaknya sebelum dia diambil sama orang lain," ucap Yeonjun membuat Dae akhirnya menyerah untuk memberitahu temennya yang katanya pintar tapi buta sama cinta itu.
Yeonjun berjalan meninggalkan Dae yang masih pusing dengan tingkah laku si Yeonjun yang emang agak aneh.
Dia gak tau aja Dae pacaran sama Soobin baru aja sebulan dan Dae sudah habis uang hampir 20 juta lebih ditambah dengan beberapa bulan dia pacaran sama Soobin mungkin dia suka habis ratusan juta, emang parah tuh cowok.
Saat itu Dae sudah lelah dengan Soobin akhirnya memutuskan Soobin alasannya klise, "Lo matre."
Dan apa jawaban Soobin?
"Gue gak matre, itu kebutuhan, Lo aja yang miskin, bye."
Dae hanya bengong kayak orang bego, dia bilang miskin? Terus Kaya itu seperti apa baginya?
Orang miskin mana mau ngeluarin uang 20 juta hanya untuk pacaran, lagian gak mungkin ada juga.
Dasar.
Mari kita tinggalkan si Dae yang masih kesal dengan tingkah laku si cowok matre dan Kita lanjut ke Yeonjun yang sudah sampai duluan di Kantin dan baru nyadar kalau Dae tidak ada lagi di belakangnya.
"Ah, lagian gue juga gak mau ke kantin, makanan disini mahal, enakan gue nanti beli makanan pinggir jalan lebih murah 50℅ daripada disini dan lebih baik gue segera mengerjakan tugas dari Pak Harto," ucap Yeonjun yang segera keluar dari kantin dan berjalan menuju perpustakaan.
Saat Yeonjun berjalan menuju kearah Perpustakaan dia bertemu Soobin, Soobin ada di depannya dan membuka pintu perpustakaan artinya Soobin akan di perpustakaan.
"Kesempatan emas nih, langsung gas aja," ucap Yeonjun sambil berjalan dengan cepat dan membuka pintu.
Disini cukup sepi karena memang masih banyak orang lain yang belum keluar dari kelas.
Yeonjun berjalan menuju kearah Soobin yang sedang mencari buku.
"Soobin," panggil Yeonjun membuat Soobin langsung menoleh kearah Yeonjun.
"Ya? Kenapa?" tanya Soobin bingung, perasaan dia gak kenal deh sama nih cowok.
"Gue suka Lo, Lo mau jadi pacar gue?" ungkap Yeonjun membuat Soobin bengong tapi cepat-cepat dia langsung mengubah raut wajahnya.
"Oh, emangnya Lo punya apa sampai berani nembak gue?" tanya Soobin dengan senyum matrenya.
"Gak ada," jawab Yeonjun singkat membuat Soobin bengong lagi.
"Emangnya cinta harus bawa yang lain-lain?" tanya Yeonjun membuat Soobin heran.
Nih cowok kok agak beda dari cowok-cowok yang pernah menembaknya.
"Oh, harus dong, emangnya lo cuma mau makan cinta? Makan cinta gak buat gue kenyang, lagian masa Lo ngajak orang pacaran tapi gak bawa apa-apa," jawab Soobin sambil duduk di bangku yang ada disitu.
"Kan gue udah bilang gak gak punya apa-apa," jawab Yeonjun langsung membuat Soobin tersenyum aneh.
Nih cowok polos ya? Atau aneh?
Yaudahlah Soobin cukup kagum karena nih cowok jujur karena berani sekali menembaknya tanpa bawa apa-apa, padahal biasanya cowok yang menembaknya selalu bawa barang minimal mereka bawa boneka atau bunga yang paling murah yang paling mahal mah mereka bawa kalung atau cincin.
Yaudahlah sekali-kali gue mau nyoba pacaran sama cowok biasa, kali aja kebiasaan matre gue hilang.
"Yaudah aku terima, siapa nama Lo? Mana Hp Lo?" tanya Soobin sambil menadahkan tangannya menunggu Yeonjun memberikan Hpnya.
"Gue Yeonjun, anak Manajemen."
Dan Yeonjun langsung memberikan Hpnya dan Soobin hanya menggeleng.
Soobin segera mengetikkan nomor telponnya dan segera memberikan Hp itu ke Yeonjun lagi.
"Ok ingat gue cuma bilang sekali ya, gue itu males nunggu jadi lho harus jemput gue tepat waktu atau Lo yang nunggu gue, Lo harus selalu nganter jemput gue, kalo gak bisa harus ada alasan, jangan buat gue nunggu, Ok? Dan kalo Lo gak tau alamat rumah gue, tinggal chat aja nanti aku kasih tau lewat chat," ucap Soobin sambil mengambil buku yang dia cari dan berdiri dari tempat duduknya.
Cup.
Soobin mencium Pipi Yeonjun lalu berjalan meninggalkan Yeonjun yang terdiam karena Soobin tiba-tiba mencium pipinya.
"Bye, pacar."
Setelah itu Yeonjun langsung menjadi bucinnya Soobin.
Tbc.
Apaan ini woy, wkwk ngakak.
Jadi gini, ini tuh revisi dari cerita yang gak jadi aku publish di akunku yang ini SoufiS01 aku ubah jadi Yeonbin, sayang gak dipublish wkwk.
Latarnya masih di Indonesia, otomatis pakai bahasa Indonesia dll, nama-nama tokohnya juga ya kecuali pemeran utamanya namanya tetap asli.
Karena Lie sudah tamat jadi aku bakal lanjut cerita ini yang katanya update pas puasa malah gak update-update ujung-ujungnya aku unpublish wkwk.
Ok, semoga suka, Vote dan komen jangan lupa.
Sampai jumpa di part selanjutnya.
Salam,
Anaknya Taekook.

KAMU SEDANG MEMBACA
Paradise -yeonbin✔
FanfictionYeonjun miskin, Soobin kaya. Lalu, mereka berdua akan membuat sebuah surga bersama, yang isinya cuma mereka berdua. #1 in yeonjun || 050422 #1 in soobin || 130722 #1 in yeonbin || 191019 #1 in txt || 150122 #2 in beomgyu || 241020 #2 in taegyu || 22...