4

22 11 5
                                    

Halo gaes kalian lagi ngapain? Apa kabar?
Happy reading
________________
Di sepanjang jalan banyak orang yang menyapa kami, terlebih lagi menyapa Dimas. Dimas adalah salah satu pemain bola terbaik di kampung. Pernah suatu hari Dimas dan Abas mengantarkan nama kesebelasan kampung ini hingga tingkat kabupaten namun akhirnya kalah. Sayang sekali. Semenjak itu Dimas dan Abas yang merupakan straiker utama langsung terkenal bak idol kampung pasca pertandingan itu.

Tujuan kami adalah kebun jambu milik pak Aziz, ayah Abas. Kami terus berjalan memasuki kawasan pohon jambu yang lumayan padat. Sabil berjalan aku melihat ke sekeliling, pohon di sini buah nya lebat, namun tak selebat daunnya.

"Amell" Aku mendengar nama Amel dengan nada berbisik seperti pada film horor. Sepertinya yang lain pun menyadari nya berusaha mencari sumber suara. Saat sedang mencari suara itu terdengar lagi.

"Bintanggg" kini nama ku yang disebut. Aku semakin mencari asal suara itu. Tapi sebentar... Sepertinya suara itu....

"Hey awas Abas ada ular!" Seru Dimas. Begitu mendengar seruan Dimas aku dan Amel menengok ke arah nya.

"Hah? Mana? Mana?!" Seru abas yang kaget dan takut, saking kagetnya, tangan Abas yang digunakan untuk berpegangan dari ranting terlepas dan Abas pun terjatuh.

"WHAHAHA!!!"
_________

  Kami duduk di sawung sambil memakan jambu hasil petikan kami. Cukup banyak memang untuk kami walaupun lebih dari setengahnya sudah di bawa ayah Abas.

Bila tadi di sekolah Dimas yang kesal sekarang giliran Abas. Semoga aku tidak. Kami makan sambil sekekali terkekeh mengingat kejadian tadi.

"Sudah lah bas, muka mu tambah jelek itu," canda Dimas.

"Jelek kata mu?! Begini begini, amel pernah menyukai ku, iya kan Amel?" Goda Abas sambil melirik Amel. Sepertinya Abas sudah lupa tentang yang tadi, ya sudah lah bagus.

"Pipi mu merah mel," aku melihat pipi Amel merah, boleh lah aku ikut menggodanya.

"Hey Abas juga pernah menyukai mu kan bintang? Iya kan abas?"

"Tidak pernah!!" Kilah kami berdua. Amel ku balas kau nanti!!

"Ciee mereka kompak sekali ya Amel?" Goda Dimas, Amel mengangguk menanggapi.

Ah sial.

"Hey sudah sudah, aku mau ngomong sesuatu nih...," ucap ku sedikit serius.

"Ya sudah cepat, aku mau pulang, mungkin adik sudah menunggu," ucapnya dengan nada yang sedikit khawatir.

"Ya baik lah," aku memperbaiki posisi posisi duduk ku. Tiba tiba suasana serius mendominasi kami. "Bagaimana kalau kamu sekolah Amel? Mau kan?"

"Tentu saja tapi bagaimana caranya? Aku tak punya biaya,"

"Tenang amel, aku punya ide,"

"Apa??" Tanya Dimas dan Abas.

"Ishh diam dulu!" Setelah semua tenang aku mengatakan ide ku dan semua sepertinya setuju namun ada satu kendala yaitu, siapa yang menjaga adik Amel ketika ia sekolah?

Adik Amel bernama Bayu. Bayu berusia 7 tahun. Bayu memang terbiasa sendiri, namun Amel tetap saja Amel ia tidak akan meninggalkan adik nya berlama lama sendirian.

Pertemuan kami hari ini hanya sampai disitu. Kami berpisah karna lembayung sudah mulai mengisi langit, pertanda senja akan datang. Saat sampai di rumah ibu sudah pulang. Seperti biasa ibu menyambut ku dengan senyum manis nya. Aku pun pergi ke kamar, membersihkan badan dan segera tenggelam dalam pelajaran.

__________

484 kata.
Ada yang mau tau ide nya bintang?
Kalo mau baca terus dongg,
Bye, see you next part

MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang