Kami sudah tiba di hutan. Saat di jalan kami sudah menentukan tugas. Aku dan Dimas mencari akar tumbuhan yang bisa di jadikan tali, sedangkan Amel dan Abas mencari bambu. Kami berpencar mencari apa yang sudah di tugas kan.
"Hey bunga apa ini?" Langkah Dimas terhenti mendengar seruan pertanyaan ku. Dimas berbalik dan menghadap ku.
"Bunga Anggrek bulan," jawab Dimas tenang. "Cantik kan?" Aku mengangguk menanggapinya.
"Ayo lanjut jalan," suruh nya. Aku kembali berjalan mengikuti Dimas.
Aku dan Dimas terus masuk ke dalam hutan. Hingga ia menemukan sebuah pohon dengan akar yang tepat. "Lentur, kuat, tepat sekali," gumam nya.
Ia mengeluarkan kapak kecil nya dan memotong akar gantung pohon itu. Satu, dua akar berjatuhan hingga jumlahnya mencapai empat akar Dimas baru menghentikan nya.
Kami segera keluar dari hutan. Dimas membawa semua akar itu kerumah nya. Aku pun pulang. Semburat lembayung menemani perjalanan pulang ku. Rumahku kini semakin dekat hanya tinggal beberapa langkah lagi.
________________Besok nya rutinitas kembali bergulir dengan sendirinya. Aku agak terlambat bangun hingga aku mengejar dan dikejar waktu. Abas dan Dimas dengan setia menunggu ku bersiap. Kami segera berangkat begitu aku telah selesai bersiap.
Sampai di sekolah tepat waktu. Bel berbunyi bersamaan dengan datang nya aku di sekolah. Nyaris saja aku terlambat. Bila dua detik saja aku lebih lambat aku yakin bu jelita akan menghukum kami dan mereka- Abas dan Dimas akan menyalahkan ku.
Sepertinya bu jelita datang terlambat terbukti hingga sekarang bu jelita belum datang. Aku, Abas, dan Dimas sedang asyik mengobrol. Aku lebih sering menghabiskan waktuku di sekolah dengan mereka di banding teman yang lain. Bukannya aku sombong kawan, tetapi... aku hanya ingin real friends not a fake friends. Bintang so inggris guyss.
"Sore ini kita akan mulai menghias pot, itu tugas kau dan Amel, bintang, sedangkan aku dan Abas akan membuat tandu nya." Ucap Dimas.
"Siap pak!" Ucap ku sambil meniru pose seorang polisi yang sedang hormat.
"Selamat pagi anak anak," itu suara bu jelita. Huftt kami jadi belajar. Padahal aku, dimas dan abas mengharapkan jamkos.
Bla bla bla. Aku sangat tidak menikmati pelajaran bu jelita. Bukan hanya aku kedua sahabat ku dan beberapa teman yang lain. Kebiasaan tidur Dimas terus berlanjut sekarang ia pun sedang melakukan rutinitas nya.
"Bintang perhatikan pelajar saya!" Aku langsung tersadar dari lamunan ku.
"Ba baik bu," aku berusaha serius menyimak pelajaran. Namun tetap saja aku tak bisa. Karena lamunan ku, aku ditegur berkali kali oleh bu jelita dan akhirnya aku dikeluarkan dari kelasnya.
Dengan senang hati aku keluar. Sebelum aku keluar aku menyalami tangan bu jelita. Bu jelita terlihat bingung melihat wajah ku yang berbinar senang. Aku juga merasakan ada yang tidak beres dengan ku, seperti... aku mulai menyukai membolos, ah tidak tidak jangan sampai aku menjadi pembolos. Tidak tidak.
_____________
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi
Teen FictionMimpi tentang mimpi mereka. tentang mimpi untuk sahabat mereka. tentang perjuangan menggapai mimpi. tentang Alam yang membantu mereka. sebuah kisah tentang 'mereka'