12

12 3 0
                                    

Malam nya sehabis sholat maghrib aku mengajak Muti menemui sahabat ku yang kebetulan aku juga belum menemui mereka. Saat keluar dari mushola aku melihat Abas dan juga Dimas keluar bersama. Aku juga bertemu dengan Amel.

Amel dan Muti sudah berkenalan tadi, kini tinggal Abas dan Dimas. Aku menyerukan nama mereka dan meminta mereka menunggu ku, Amel dan Muti. Kami melangkah mendekati Abas dan Dimas."Ayo main," ajak ku ada jeda sebentar. "Tapi sebelumnya kenal kan, ini sepupu mutiara, kalian bisa memanggilnya muti," ucap ku sambil menunjuk muti.

"Hai semua..." sapa Muti.

"Hai, Dimas"  Dimas sudah memperkenalkan diri kini tinggal Abas.

"Hai, yang tampan ini bernama Abas," kata Abas sambil terkekeh. Kami ikut terkekeh. Abas narsis sekali. Acara perkenalan selesai. Atas permintaan ku kami serang berada di kebun bunga.

Seperti aku dan Amel, Muti pun terkagum kagum hingga ia bersorak sambi berlompat lompat. "Indah banget indah bangetttt!!" kebun bunga ini memang sangat sangat indah. Siapa pun yang kemari akan terkagum kagum.

Kami memutuskan untuk duduk di dahan pohon apel. Disini semua orang dapat memetik buah apel namun tetap saja ada aturannya. Setiap orang hanya boleh memetik dua buah itu pun harus memperhatikan kematangan buah nya.

Muti yang kesulitan menaiki pohon apel hingga Abas yang posisinya paling dekat dengannya mengulurkan satu tangannya satu nya lagi ia gunakan untuk memegang dahan yang ada di dekatnya.

Sambil menatap bunga bunga warna warni yang sedang bergoyang terkena angin aku mengambil bagian ku, dua apel hijau yang manis. Muti pun terlihat mengambil bagian nya. Sebelum Muti sudah ke beritahu peraturan pohon apel.

Sejenak aku melamun namun kemudian aku mengingat perihal tentang ayah yang ingin membantu ku mempelajari jenis bunga di taman ini. "Hm... Ayah  ku akan membantu kita mempelajari jenis bunga di taman ini, bagaimana setuju tidak?"

"Tentu saja kami setuju, itu bagus" komentar Amel. Aku tersenyum menanggapi.

"Hey penemu kebun ini, apa kau mengizinkan?" Pemilik kebun yang ku maksud adalah Dimas. Dimas mengangguk.

"baiklah karena sudah diizinkan, ayo bantu aku mengambil stempel bunga yang berbeda jenis," kami pun turun. Muti turun duluan karena posisinya paling bawah, disusul Abas, Amel, Aku dan Dimas yang terakhir. Posisinya paling atas.

Kami mulai memetik bunga yang kami butuh kan, kami harus berhati hati agar kami tidak memetik dua bunga dengan jenis yang sama.
_________________________

Besoknya kami berangkat seperti biasa. Menyimak pelajaran, pergi ke kantin, menyimak lagi, mengerjakan soal, kemudian bel pulang berbunyi.

Kali ini kami bertiga tidak langsung pulang melainkan pergi ke kebun bunga. Memanjat pohon apel, mengambil bagian kami. Waktu terus berlalu hingga senja dengan lembayung khas nya menjemput.

Waktu dan kondisi badan kami yang lengket cukup untuk menjadi alasan kami berpisah. Aku, Muti, dan yang lainnya pergi ke kediaman masing masing. Tadi Muti ditemani Amel menunggu ku dan teman teman.

Sampai rumah aku segera mandi. Selama aku mandi Muti beristirahat, begitu selesai mandi dan berpakaian aku lah yang beristirahat. Beberapa menit sudah berlalu azan magrib mengalun indah.  Aku sudah siap pergi ke mushola begitu juga Muti. Kami pergi ke mushola, menunaikan sholat sunnah, menunggu Iqomah dengan melantunkan sholat, sholat maghrib, lalu langsung kembali ke rumah, mengobrol sebentar dengan ibu, lalu tidur menunggu hari esok.
__________

518 kata gusyyy
Btw tadi aku tuh ya....
Eh nggak jadi lah ceritanya.
Oke see you next part

MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang