7

10 4 0
                                    

Senin. Hari yang paling tidak disukai oleh kebanyakan siswa di sekolah ku, termasuk aku. Kini sedang berlangsung kegiatan upacara bendera. Setelah membacakan do'a, pemimpin barisan atas perintah pemimpin upacara membubarkan pasukannya. Pasukan pun dengan cepat menyebar ke seluruh ruang kelas. Petugas- petugas PMR menuju uks.

Sampai di kelas aku langsung duduk di bangku ku. Tak berselang lama guru masuk dan memberikan pelajaran.

Dimas seperti biasa dia sedang asik tidur di bangku nya. Bangku Dimas cukup strategis, di paling belakang dan paling pojok. Namun posisi itu seolah tak berarti, ketika sang guru memergokinya sedang tertidur.

Bu ema, nama guru itu. Bu ema memang tegas dalam mengajar. Dimas di hukum untuk tidak mengikuti pelajaran bu ema. Hukuman itu terlalu enak untuk Dimas, bisa ku duga sekarang ia sedang duduk di bawah pohon yang ada di kebun bunga itu.

Bel istirahat akhirnya berbunyi. Aku dan Abas menyusul Dimas ke kebun. Benar yang ku duga, Dimas sedang duduk di bawah pohon itu, bukan hanya duduk ia tertidur. Wajah damai, mata terpejam dan nafas teratur sudah bisa dipastikan ia tertidur.

"Dimm...." panggil ku sambil menepuk pipi Dimas pelan. Tak ada reaksi terlihat, akhirnya Abas yang mengambil alih tugas ini.

" HEYY DIMAS BANGUN KAUUU!!!" Triak nya. Dimas langsung terbangun begitu pun sumpah serapah yang ia tunjukkan pada ku dan Abas. Triakan Abas cukup kencang bahkan aku menutup kedua telingaku ketika Abas bersiap mengeluarkan suara emas nya. Nyaring sekali, walaupun sudah tertutup aku masih bisa mendengar nya dengan jelas.

"Kaliann!! Tidak bisa apa membangunkan ku dengan cara yang lebih baik?!"

"Hey tukang tidur! Aku sudah membangunkan mu secara halus! Namun kau tak bangun jadi lah Abas yang mengambil alih!" Ucap ku. Dimas benar benar tukang tidur. Tidur terus, tidak pusing apa tidur terus?

Dimas yang semula kesal kini justru cengengesan. Kami memakan bekal yang ibuku buat untukku dan mereka. Setelah selesai dan bel belum berbunyi kami mengelilingi kebun bunga untuk mencari bunga yang ingin kami jual.

Belum lama mencari bel sudah berbunyi membuat kami harus segara kembali ke kelas. Saat kami tiba di kelas beruntung guru belum datang dan kami tidak perlu menjalankan hukuman.

Pukul 12.30 siang. Jam KBM berakhir para murid bergegas pulang kerumah masing masing begitu juga aku dan yah... Abas dan Dimas.

Seperti biasa ibu menyambut ku dengan senyum hangat nya. Aku berjalan ke kamar, mengganti baju kemudian sholat dzuhur. Sudah selesai aku berjalan ke dapur mengambil makan siang ku dan memakan nya bersama ibu, kebetulan hari ini ibu cuti sehingga bisa menemani ku di rumah.
____________

Aku pamit pada ibu untuk pergi ke rumah Amel bersama Dimas dan Abas. Kami sudah berkumpul di rumah Amel sekarang. Di dekat kami ada tumpukan ember dan beberapa kaleng bekas dan botol plastik. Rencana semua ini akan kami jadi kan vas bunga. Kami belum menghias nya, kami baru ingin membersihkan nya.

Tugas ku adalah membilas. Amel mencuci dan Abas ditemani Dimas yang menjemurnya. Kami mulai mengerjakan tugas masing masing dan tak lama perkerjaan ini selesai. Kami baru bisa menghias besok, karena ayah Abas belum pulang dari kota. Abas meminta ayahnya membelikan nya cat dengan berbagai warna. Dananya ayah Abas meminjamkan nya pada kami, setelah membuahkan hasil nanti  kami akan bayar. Tadinya Ayah Abas menawari untuk tidak usah membayarnya, namun kami menolak dengan alasan sudah sering merepotkan. Dengan sedikit bernegosiasi akhirnya kami di izin kan membayar.

Setelah beristirahat sebentar kami ingin berangkat ke hutan untuk mencari bambu dan akar tumbuhan untuk di jadikan sebuah tandu. Tandu itu akan kami gunakan untuk mengangkut bunga dari kebun ke rumah Abas. Setelah persiapan kecil kami pun berangkat.
__________________

587 kata gusyy
See you next part...
Votmentt

MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang