4; Kesialan

33 5 0
                                    

Raga menghembuskan napas kasar. Dia tak habis pikir dengan cewek bar-bar itu. Entah kenapa sedari tadi bayangan cewek itu terus saja memenuhi pikirannya. Dia sudah mencoba mengusir bayang cewek itu dari pikirannya tetapi nihil. Raga benar benar pusing di buatnya. Jujur dia baru pertama kali bertemu dengan cewek liar seperti itu.

"Ehm... kak kita sudah sampai di ruang kepsek. Kakak langsung masuk aja."Ucap anak osis membuyarkan lamunan nya.

Raga mengangguk. Lalu masuk ke dalam ruangan bisa dikatakan lumayan besar.

"Permisi pak... Bapak manggil saya?"tanya Raga dengan sopan.

Pak Dodi mengangguk pelan. "Iya. Begini, bapak mau menawarkan kamu untuk menjadi ketua osis lagi. Walaupun kamu sudah kelas 12 tapi bapak sangat yakin kalau kamu bisa membagi waktu kamu. Jadi bagaiman Raga? Apa kamu masih bersedia?." Tawar Pak Dodi

Raga tampak berfikir sebentar. Lalu dia menjawabnya dengan penuh yakin. "Sebelumnya terima kasih banyak pak atas tawarannya. Tetapi ada baiknya bapak memberikan jabatan itu ke adik kelas saja pak. Saya yakin, pasti ada beberapa dari mereka yang memilik potensi yang lebih baik dari pada saya pak. Sekali lagi saya minta maaf karena sudah menolak tawaran bapak."

"Oh ya sudah tidak apa apa. Tapi bagaimana kalau kamu jadi ketua tim basket lagi? Ya bapak harap sih untuk yang satu ini kamu tidak menolaknya, karena bapak sudah membicarakan ini kepada Pak Revo selaku pelatih basket dan anggota anggota basket pun sudah setuju Kalau kamu kembali lagi jadi ketua tim basket"

Untuk yang satu ini, Raga tidak bisa menolaknya karena baset adalah hobinya sedari kecil. Raga mengangguk ringan, lalu menjawab. "Baiklah pak, saya bersedia untuk menjadi ketua tim basket lagi."

"Nah begitu dong, saya kan jadi senang mendengarnya. Yasudah kamu boleh kembali ke kelas kamu."

"Iya pak. Saya pergi dulu." Ucap Raga tak lupa mencium tangan pak Dodi setelah itu dia pergi menuju ke kelasnya.

***

Dara berjalan lemas menuju ke kelasnya. Bagaimana dia tidak lemas, selama 2 setengah jam pelajaran dia habiskan dengan menyapu, mengepel, dan menyusun buku buku yang sudah kusam itu.

Setelah sampai di depan kelasnya, mata Dara yang tadi tampak sendu sekarang berbinar binar. Tampaknya wali kelasnya yang baru belum juga menampakan batang hidungnya. Semua murid heboh mencari kursi dengan posisi terenak masing masing. Barisan depan sudah terisi penuh, begitu pun barisan kedua dan ketiga. Sekarang tinggal kursi pojok kiri dan kanan yang masih kosong.

"Dara!!" Sang empunya nama pun menoleh kearah sumber suara.

"JUNA?! Anjeng! sekalas lagi ni kita?" Juna pun mengangguk dengan penuh antusias.

Juna menepuk kursi kosong yang berada di sebelah kananya."Sini duduk."

"Gila. Gue nggak tau deh ini keberuntungan apa kesialan sekelas sama lo terus dari SMP."

"Ya keberuntungan dong Ra. Beruntung nya karena elo duduk dengan cowok terganteng nomor dua di SMA Bangsa."

"Nomor dua? Nomor satu nya siapa?"Tanya Dara.

"Ya kak Raga lah. Itu udah jelas, kak Raga itu cowok terganteng nomor satu. Gue mah gak bisa ngalahin pes__" Kalimat Juna langsung di potong oleh Dara.

"Gak usah sebut sebut nama dia. Muak gue dengernya!" Dara memutar bola matanya jengah.

"Lah emang kenapa? Biasanya lo seneng banget kalau ketemu cogan."

"Ganteng si ganteng, tapi mulutnya pengen gue sleding! Udah ah males gue bahas cowok itu. NGGAK PENTING." Juna yang mengerti bahwa Dara yang sedang badmood,memilih untuk diam. Sedangkan Dara mengeluarkan benda pipih berlogo apel dari dalam tasnya, dan mulai membuka aplikasi instagram.

"Eh gak nyangka gue sekelas dengan ratu cabe." Suara cewek yang paling Dara benci di SMA Bangsa.

Juna yang seolah mengerti keadaan, berusahan melerainya. "Shil, lo pergi ya dari sini."

"Lo ngusir gue Jun?!" Tanya cewek yang di nametag nya tertulis Shilcyla Olivia dengan tatapan sinis.

"Bukan..bukan itu maksud gue Shil."

Shilcyla tersenyum sinis."Gue kan mau nyapa temen gue yang paling manis. Emangnya nggak boleh apa?" Ucapnya terkekeh lalu mengelus ngelus kepala Dara.

Dara yang semula diam tak menghiraukannya, kini mulai kehilangan kesabarannya. Dia mendongak, dan berkata,"PERGI!"

"Ihh atut!" Balas Shilcyla sambil menjulurkan lidahnnya ke arah Dara.

Dara yang melihat itu langsung naik darah. Dara bahkan hampir ini meninju mulut Shilcyla tetapi ditahan oleh Juna.

"Udah udah Ra. Ga usah ladeni mak mak rempong kayak Shilcyla."

"Sial banget sih gue hari ini!! Pagi tadi ketemu cowok judes, sekarang sekelas dengan cewek ular, habis ini apa lagi kesialan yang dateng!!." Dara merasa kesal sendiri memilih mengalihkan pandangnya ke handphone.

Suasana kelas yang semula tenang kini berubah ramai. Terutama murid murid cewek yang langsung mengambil posisi didekat jendela.

Dara mengernyitkan dahinya heran dengan sikap teman temannya. "Ada apaan si Jun kok rame banget."

Juna menoleh. "Oh itu?" Ucapnya sambil menunjuk para murid cewek. "Biasa. Cogan lewat." Sambungnya santai.

"Cog__" Ucapan Dara terpotong karna banyaknya teriakan.

"Hai kak Raga"
"Kak Raga follback dong"
"Berenang sama hiu, kak Raga i love u"
"Ganteng banget sih Kak"

Dara memutar malas bola matanya. "Raga lagi Raga lagi."

Kini suara riuh tadi berganti dengan bisik bisikan para murid. Dara yang mempunyai penyakit kepo angkut langsung melangkahkan kakinya untuk melihat apa yang terjadi.

Dara membulatkan mata nya, ternyata saat ini Shilcyla sedang berada di hadapan Raga.

Shilcyla tampak malu malu. "Mm..kak Raga ini aku ada coklat untuk kak..."

Melihat tingkah ganjen Shilcyla membuat Dara bergidik ngeri. Dara berharap Raga akan menolak pemberian dari Shilcyla sehingga membuat Shilcyla menjadi malu.

Tapi harapan pupus seketika karna Raga menerima coklat pemberian si ratu ular.

"Thanks" Ucap Raga lalu pergi meninggalkan Shilcyla.

Shilcyla tampak senang. "Kalian semua liat kan perlakuan kak Raga ke gue manis banget. Nggak kaya itu tuh." Sindir Shilcyla secara terang terangan.

Dara tak terima dengan sindiran Shilcyla pun langsung membalas ucapan si ratu ular. "Manis lo bilang?! Gue yakin kok sebenarnya Raga jijik liat lo yang kegatelan. Dasar cewek ganjen."

"Eh lo pikir lo siapa? Masih medingan gue, buktinya coklat gue aja di terima. Gue yakin kalau lo yang ngasih mungkin tu coklat udah di injek injek di depan muka songong lo!." Ucap Shilcyla dengan nada merendahkan.

Sudah cukup. Dara sangat marah kali ini. Dara berjalan menghampiri Shilcyla. Tangannya sudah gatal untuk melakukan sesuatu. Baru 3 langkah tiba tiba bu Dewi datang dan langsung memberi tahukan bahwa dia adalah wali kelas 11 ipa 4.

"Kalo nggak bu Dewi dateng tadi, udah gue hajar tu ular!" Ucap Dara masih kesal.

"Udah la Ra. Kalau emang lo mau bales perbuatan Shilcyla lo itu harusnya main cantik bukan main kotor." Ucapan Juna membuat otak cantik Dara berpikir keras.

"Main cantik? Maksud lo?" Tanya Dara tak mengerti.

"Yah lo pikirin aja sendiri." Ujar Juna sekenanya dan sukses membuat Dara berpikir keras arti ucapan Juna.

Bersambung...

FanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang