6; Oh

29 3 0
                                    

Sudah seminggu berlalu sejak Dara menjadikan Raga sebagai target selanjutnya. Tetapi sampai hari ini Dara belum juga melanjutkan rencananya itu. Itu dikarenankan Dara lebih menfokuskan dirinya dengan keadaan mama nya yang belakangan ini sering kumat.

Dara bergerak gelisah di tempat tidurnya. Tubuhnya sangat lelah tetapi mata nya tidak bisa diajak kompromi. Dara melirik handphonenya yang berdering dan ada nama tertera di layar. Tanpa pikir panjang Dara langsung menjawab.

"Halo bos...,"Sapa Dara

"Lo posisinya di Jakarta kan sekarang." Ujar seseorang tanpa basa basi lagi.

Dara langsung menjawab."Iya. Kenapa? Lagi ada job ya?!"

"Iya. Ini project besar! Lo ditawari jadi model majalah terbesar di Jakarta."

Mata Dara berbinar dan langsung berdiri dengan semangat. "Seirus bos? Kapan dimulai pemotretannya?"

"Secepatnya. Ntar gue kabari lo lagi. Oke."

"Siap bos. Di tunggu kabar baiknya!" Ucap Dara lalu menutup sambungan telepon.

                            ***

Hari senin. Sebagian murid termasuk Dara akan menganggap hari itu sebagai hari terhoror. Bagaimana tidak mereka harus bangun pagi dan harus mengikuti upacara yg membosankan belum lagi cuaca yang panas.
Membanyangkannya saja Dara rasanya tidak sanggup. Tapi apalah daya seorang Dara yang hanya satu diantara delapan ratus lebih siswa SMA Bangsa yang terpaksa mengikuti upacara.

Kalimat yang mengakhiri upacara sudah diucapkan oleh moderator dan disambut gembira oleh para siswa yang sudah bertarung melawan teriknya matahari selama 30 menit.

"Gila panas banget. Berasa aja ikan asin ni gue." Ucap Junet sambil mengarahkan kipas angin mini diarahnya.

"Ya bagus dong kalo panas. Hitung hitung buat lo simulasi masuk neraka ntar." Ucap Dara terkekeh dan langsung mendapat tatapan tajam dari Juna.

"Eh si anjing! Gue mah masuk surga!"
Balas Juna. "Btw jajan kuy Ra. Lapar gue."

"Mager gue." Tolak Dara.

Juna menggerakan tangan Dara."Plis Ra, mau ya..ya.."

Dara menghela napas kasarnya." Ya udah ayok."

Sesampainya di kantin, Juna langsung menghampiri si penjual bakso dan meninggalkan Dara. Dara mengedarkan pandanganya, mencari sosok targetnya. Pandangan Dara melihat Raga yang sedang bersama kedua temannya yang tidak terlalu Dara kenal.

Tanpa membuang waktu lagi, Dara langsung melangkahkan kakinya menuju meja tempat di mana Raga duduk.

"Ini perasaan gue aja atau emang si sincan lagi jalan ke arah kita?." Tanya Bayu yang melihat Dara berjalan ke arah nya.

Dahi leon mengernyit. "sincan?" Tanya nya bingung sedangkan Raga tampak cuek, Raga tampak lebih asyik memainkan handphone berlogo apelnya.

"Iya si sincan. Si SInting CANtik alias si Dara noh." Dengan nada pelan Bayu mengucapkannya.

Baru saja Leon ingin menoleh, tetapi Dara sudah sampai di meja mereka.

"Hai.." Sapa Dara.

Bayu pun langsung membalas." Hai juga Ra."

"Gue nggak nyampa lo kok. Gue cuma nyapa Raga." Ucap Dara dengan enteng.

"Oh kirain lo nyapa kita bertiga."

FanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang