22; Contekan

9 3 0
                                    

"Nih minuman buat lo."Raga menyodorkan sebotol minuman.

Dara melongo, tak percaya kalau Raga akan peduli kepadanya. Dara berusah meyakinkan diri nya jika ini bukanlah mimpi. Perlahan dia menapar pipinya. "Aww." Ucap Dara senang.

Melihat tingkah aneh Dara, membuat Raga mengernyitkan dahinya. "Lo gila ya?"

Dara tersenyum lalu mengangguk dengan cepat. "Iya. Gue gila karna lo."

"Bacot." Balas Raga datar lalu menyodorkan minuman dan langsung di terima dengan senang hati oleh Dara. "Lo telat?" Sambungnya.

Dara mengangguk pelan.

"Telat mulu." Sindir Raga.

"Enak aja. Nih ya Selama tiga bulan sekolah gue baru tiga kali telat, sekalinya sama lo waktu itu." Ucap Dara bangga.

"Tiga kali? Gue seumur umur baru sekali telat." Ujar Raga. "Mangkanya biasain disiplin, kalau ngga bisa langsung coba aja perlahan lahan mulai dari hal kecil dulu. Contohnya tuh baju lo, padahal lo tau kan aturan yang udah dibuat oleh sekolah kalau ngga bole pake baju kekurangan bahan kaya lo." Ceramah Raga panjang kali lebar.

Dara menghela nafas. "Iya deh bapak mantan ketos."

"Lap tuh keringat lo netes." Ujar Raga lalu mengeluarkan tisu dari dalam saku celananya.

Dara tersenyum jahil, lalu memajukan kepalanya. "Lap in dong Ga, tangan gue kotor nih, ntar tisunya malah kotor karna kena tangan gue." Ujar Dara sambil memperlihatkan tangannya yang kotor.

"Ck. Ngerepotin." Ujar Raga lalu mulai mendekatkan tangannya ke wajah Dara.

Dara menatap lekat wajah Raga saat ini. Raga begitu sempurna di matanya saat ini. Tanpa sadar tangan Dara memegang ke dua pipi Raga.

Raga menghentikan aktivitas nya, lalu menatap Dara.

Untuk seperkian detik kehingan menyelimuti mereka berdua.

"Gue suka sama lo." Ujar Dara tulus dari hati nya yang paling dalam.

Raga tak memberikan reaksi apapun sesaat setelah Dara mengakui perasaannya.

Tak berapa lama, Raga langsung menepis kedua tangan Dara. "Jauhin tangan lo yang kotor itu dari muka gue." Ujarnya datar lalu pergi meninggalkan Dara yang masih melongo.

***
Deringan bel tanda pergantian jam pelajaran berbunyi disusul dengan helaan nafas gelisah seluruh anak anak 11 Ipa 4 yang sebentar lagi akan menghadapi ulangan harian kimia yang bikin otak pusing tujuh keliling.

"Jun lo belajar gak?" Tanya Dara sambil menyenggol tangan Juna.

"Kaga." Jawab Juna dengan enteng lalu mengeluarkan selembar kertas yang ada di saku celananya. "Kan ada ini." Sambungnya dengan santai.

Mata Dara berbinar binar. "Wah gila lo Jun. Ntar bagi gue yak. Awas lo tiba tiba jadi tuli mendadak."

"Tenang aje be, gue mah orang nya kaga pelitan." Ujar Juna dengan bangga.

Baru saja Dara ingin membuka mulutnya, Bu Siti selaku guru matpel kimia telah menunjukan batang hidungnya sontak membuat murid 11 ipa 4 berlarian menuju bangku nya masing masing.

FanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang