"Kalian berdua maju kedepan sekarang!" Perintah bapak kepala sekolah selaku pembina upacara.
MAMPUSS!!!
Juna menatap Dara, mencoba menyalurkan rasa ketakutan ditambah rasa malu yang sedang melandanya. Terapi nihil, Dara terlihat sangat santai seperti tak terjadi apa apa.
"Cepat maju sekarang!" Ucap Bapak kepala sekolah yang kerap disapa Budi.
Juna dan Dara perlahan melangkah ketengah lapangan diiringi sorakan para siswa.
"Kalian berdua berdiri disini!" Sekali lagi perintah pak budi dengan suara tegas nya yang sukses membuat Para siswa bergidik ngeri.
Dara sesekali menatap Juna yang tengah menunduk menahan malu. Melihat tingkah Juna membuat Dara ingin tertawa. Berbeda dengan Juna, Dara tak merasa malu sedikit pun malahan sekarang senang karna tidak merasakan kepanasan.
Dara tengah mengedarkan pandangannya mencari keberadaan sang punjaan hatinya, Raga.
Dara tersenyum senang mendapatin sosok Raga yang tengah gagah berdiri di barisan paling depan. Tak sengaja tatapan mereka bertemu, Dara langsung melayangkan senyumannya kearah Raga, dan seperti biasa Raga tak menghiraukannya.
***
"Ngobrolin apa kalian?!" Dara memutar bola matanya dengan malas, lagi lagi Dia harus berurusan sama bu Galuh.
Baru saja Dara ingin membuka mulutnya, tetapi Juna langsung memotongnya.
"La..la..lagi ba..has pe..pelajaran bu." Bohong Juna dan Dara pun langsung menoleh dengan cepat kearah Juna.
"Nih anak niat gak sih bohongnya?!" Gerutu Dara dalam hati."Ckk, kamu fikir ibu percaya dengan alasan kamu?" Tanya Bu Galuh.
"Be..beneran bu, ka..kalau ngga perca..ya tanya aja sa..ma Dara." Ucap Juna terbata bata. "Iya kan Ra?!" Sambungnya lalu menatap Dara.
Dara memutar bola matanya, "mana mungkin bu Galuh percaya dengan alasan bego kaya gitu!" Protes Dara dalam hati. "Gak tau. Lupa gue." Ujar Dara tetap santuy.
Juna melototkan matanya, menatap Dara dengan tatapan tak percaya.
Bu Galuh menghela nafas. "Udah lah, cape ibu nasehatin kalian berdua. Langsung aja, ibu hukum kalian lari lapangan tujuh keliling buat kamu Juna dan Dara lima keliling."
Tak mau berbasa basi lagi, Dara langsung melangkah menuju kearah lapangan. "Kuy kelapangan." Ajak Dara lalu menarik tangan Juna.
"Eits tunggu dulu," Ujar bu Galuh.
Dara pun menghentikan langkahnya lalu menoleh.
"Untuk kamu Dara. Kalau sekali lagi kamu berbuat onar, ibu tidak akan segan segan memanggil orangtua kamu." Peringatan dari Bu Galuh lalu pergi meninggalkan Dara dan Juna.
Dara membulatkan matanya. Dara tak mau kalau sampai mama nya tau kalau Dara sering berbuat onar.
"Ckk. Bangke!" Umpat Dara.
"Lo sih Ra." Ujar Juna.
Dara menatap Juna, "Lah kok nyalahin gue sih." Ucap Dara tak terima.
"Coba aja lo bilang iya pas gue tanya lo tadi."
Dara menganga tak percaya. "Yee si bangsat, alasan lo tuh gak masuk akal" Sahut Dara, "Nih ya walaupun gue jawab iya, gue yakin bu Galuh pasti gak bakalan percaya."
"Yaudah lah ya, yang lalu biar la berlalu." Ucap Juna pasrah. "Jajan dulu kuy." Ajak Juna tanpa rasa bersalah.
"Si bege. Lo mau nyokap gue dapet surat cinta dari bu Galuh? Hah?!"
"Canda elah." Ujar Juna mengacukan dua jari nya. "Yaudah kelapangan kuy." Sambunya lalu mengalungkan tangannya dipudak Dara.
***
Dara dan Juna melangkah ke luar dari gerbang SMA Bangsa, sambil memperhatikan Raga, Leon dan Bayu yang tampak sedang bercanda. Entah, siapa deluan yang memulai atau apa penyebabnya, ketiga cowok itu tertawa sambil sesekali saling mendorong bahu mereka.
Dara tersenyum, seperti ada kebahagiaan yang menyelinap masuk ke relung hati-nya saat melihat Raga yang tampak bebas tertawa jika bersama kedua sahabatnya yang ogeb.
"Caca." Panggil Juna membuat Dara menoleh kearah yang ditunjuk Juna. Tampak Caca melihat ke arahnya tersenyum lalu melambaikan tangan kepada Juna.
Juna menatap Dara sejenak dan Dara tersenyum, "Udah kejar sono!" Ujar Dara tau maksud tatapan Juna.
Juna tersenyum lalu mencubit pipi Dara dengan gemas, "Tengkyu beb" Ujarnya lalu segera berlari menuju Caca.
Dara memegangi pipinya yang tampak memerah, "WOY JUNA BANGSAT PIPI GUE MERAH NIH!" Teriak Dara tanpa rasa malu. Juna menoleh lalu mengacukan dua jari nya sambil tersenyum.
Dara terkekeh melihat tingkah sahabatnya yang sedang dimabuk asmara. "Junet...junet..." Ujarnya sambil menggelengkan kepalanya. Baru hendak memutar badannya, tiba tiba....
DOOORRR
"EH ANJING KAGET GUE!" Ucap Dara sambil memegang dada-nya.
Melihat ekspresi terkejut Dara, membuat Bayu tertawa terbahak bahak.
Dara kesal melihat Bayu yang sukses membuatnya terkejut. "Gila lo Bay, kalo aja gue ada riwayat penyakit jantung gimana?!"
"Ya kan kalo ada, jadi santuy aja kali." Ujar Bayu santai.
"Santuy santuy pala lo peang." Ujar Dara. "Btw mana Raga sama leon?" Tanya Dara bingung.
"Oh Raga sama leon? Udah di parkiran."
"Lah terus lo ngapain disini?"
"Gue cuma mau bilang, jan kaget ntar malem." Ujar Bayu lalu pergi dari hadapan Dara.
Dara mengernyitkan dahinya, "Apaan sih tuh orang." Ujarnya lalu kembali melangkahkan kakinya menuju parkiran.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Fana
Teen FictionTerkadang semesta suka sebercanda itu. Mempertemukan dua orang yang berbeda, entah itu hanya bertemu bukan bersatu. Kisah tentang si badgirl yang dipertemukan dengan si perfectboy. *warning : Mengandung kata kata kasar. Tidak untuk di tiru!