15; Semakin dekat

18 1 0
                                    

Sudah lima hari berlalu sejak kejadian pembegalan itu. Dan sejak itu pula Raga menjalin hubungan yang cukup akrab dengan satu satu nya cewek, Dara.

Pelajaran olahraga dihari Jum'at adalah salah satu keberuntungan untuk para murid kelas 12 ipa 1. Mereka tidak perlu membawa baju olahraga seperti di hari lain.

Saat ini Raga dan teman temannya menanti guru mata pelajaran yang belum juga menampakan diri. Semua murid sibuk dengan kegiatan nya masing masing. Para murid cewek sibuk bergosip dan para murid cowok sibuk mabar game di handphone masing masing.

Tiba tiba suasana berubah drastis ketika guru matpel penjaskes datang.

"Jadwal kita hari ini free clas." Ujar Pak Nando 'guru matpel penjas' diiringi sorakan bahagia para murid.
"Tapi jadwal kita minggu tidak free. Karna lusa kita ada praktek renang." Sambungnya.

Salah satu murid cewek mengacukan tangannya. "Maaf pak kalau lagi datang bulan gimana ya pak?"

"Ya udah nanti lapor saja ke bapak, siapa saja yang tidak bisa datang." Ujar pak Nando.

Kali ini Bayu mengacukan tanganya. "Kelas berapa aja pak yang ikut?"

Pak Nando mencoba mengingat ingat. "Oh itu, kelas 12 ipa 1 sampai dengan 2 ditambah kelas 11 ipa 3 dan 4. Sampai disini masih ada yang di tanyakan?" Tanya pak Nando dan mendapat gelengan dari beberapa murid. "Kalau begitu kalian boleh istirahat." Sambungnya lalu pergi meninggalkan kelas.

                             ***

Sekarang pukul tiga lewat sepuluh menit, bel pulang sekolah telah berdendang. Raga bergegas menuju ke parkiran. Sudah dua hari ini Raga tidak lagi mengantar Dara sampai ke kelas di karena kan kaki Dara yang sudah sembuh total.

Sekitar 10 menit Raga menunggu kehadiran Dara, tetapi sampai saat ini belum juga terlihat batang hidung nya.

Diujung koridor kelas tampak Dara berjalan setengah berlari. Dara takut Raga akan menceramahinya sepanjang jalan.

"Maaf Ga, tadi gue kebelet pipis." Ucap Dara sambil nyengir.

"Masuk." Pancaran matanya terlihat kesal.

Dara menurut, dia langsung membuka pintu mobil dan duduk di sebelah Raga. Dan langsung saja Raga menjalankan mobilnya.

"Lusa kelas lo praktek renangkan?" Raga akhirnya membuka suara.

Dara menoleh ke arah Raga. "Kok lo tau sih"

"Pak Nando tadi bilang kalau kelas gue sama lo renangnya barengan."

"Oh gitu ya." Ucap Dara mengangguk ngangguk.

"Lo renang kan?" Tanya Raga.

"Gue ga renang." Jawab Dara.

Dengan mata menyipit, Raga menoleh ke arah Dara. "Kenapa? Oh lagi datang bulan?"

Dara membulatkan matanya mendengar ucapan Raga. Dara menoleh ke arah Raga sehingga matanya langsung bertatapan dengan Mata teduh milik Raga.

Raga terkekeh melihat ekspresi Dara saat ini.

Untuk sekian kalinya Dara terpana dengan senyum itu. Debaran debaran mulai mengahangatkan tubuhnya.

"Muka lo merah banget" Ujar Raga sambil menunjuk ke arah pipi Dara yg sudah berseri seri. "Bahas ginian malu. Tapi pake baju ketat nggak ada malu."

Jleb

Dara tebelalak mendengar ucapan Raga. "Apaan sih Ga. Itu mah beda!" Ucap Dara lalu memukul mukul lengan Raga.

"Ih apaan sih! Sakit tau." Raga mencoba menahan serangan dari Dara dengan satu tangan.

"Rasain lo!"

"Ya udah ya udah nggak bahas yang itu lagi." Ujar Raga lalu terjadi keheningan. "Hari keberapa?" Tanya Raga kembali Datar.

Dara tidak mengerti. "Apaan?"

"Hari keberapa lo haid."

Dara membulatkan matanya. "Raga mesum!!"

"Apaan sih orang cuma nanya kok! Oke oke Seriusan kenapa lo gak berenang?" Tanya Raga dengan nada serius.

"Gue fobia kolam renang." Ujar Dara enteng.

"Kok bisa?" Tanya Raga.

"Waktu itu ceritanya rumah gue lagi kerampokan saat itu gue mau pipis eh gak sengaja gue mergokin maling tiba tiba tangan dan kaki gue di ikat terus gue di ceburin kedalam kolam renang dan saat itu gue pikir gue bakalan mati, tubuh gue udah mati rasa semua eh pas gue sadar gue udah ada di rumah sakit. Dan mulai saat itu setiap gue berenang tubuh gue bakalan mati rasa diair."

Mendengar penjelasan Dara, Raga hanya mengangguk ngangguk saja.

Bersambung

FanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang