9; Hukuman

28 3 0
                                    

Dara melangkahkan kakinya dengan lesu menuju lapangan. Menurutnya bu Siti terlalu lebay untuk menghukum Dara selama 2 jam matpel ditambah lagi dengan ancaman maut nya yang membuat nyali Dara menciut.

Lapangan utama dikelilingi oleh kelas 12 ipa dan ips. Walaupun kelas Raga berada di ujung lapangan Dara sengaja melewati kelas Raga hanya untuk menyapa-nya.

Dara mengintip di balik jendela ternyata saat ini pak agus sedang menerangkan pelajaran. Dara mengedarkan pandangannya di ke arah meja nomor 2, dia dapat melihat Raga yang tengah fokus mendengarkan penjelasan dari pak Agus.

"Raga....ga! Raga!!" Panggil Dara sambil melambaikan tangannya ke arah Raga.

Merasa ada yang memanggil namanya Raga menoleh ke arah sumber suara.

Dara lagi Dara lagi. Belakangan ini Raga sudah sangat risih melihat tingkah Dara yang kekanak kanakan.
Dara selalu merengek untuk ikut pulang bersamanya.

"Ssstt..sstt.. Ga! Raga.." Cicit Bayu memanggil Raga.

Raga menoleh. "Mm?"

"Ada.. Dara! Noh" Ucap Bayu sambil menunjuk kearah Dara yang masih melambaikan tangannya.

"Bayu! Kenapa itu tangan kamu nunjuk nunjuk? Hah?!" Tanya pak Agus sambil melintirkan kumis yang menjadi icon dari beliau.

Bayu menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. "Anu pak... itu..anu.."

"Bicara yang jelas!" Perintah pak Agus.

Dara menatap Bayu was was.

Bayu berfikir sejenak. "Anu pak tadi ada cicak gede pak"

Pak Agus mengernyitkan dahinya lalu perlahan menoleh kearah Dara. Secepat kilat Dara langsung berbalik menghampiri bangku panjang yang terletak di ujung kelas dan bersembunyi di samping bangku. Duduk dengan wajah cemas.

"Jadi kamu lebih tertarik kepada cicak dari pada pelajaran pak?"

"Eh bukan gitu pak.."

Pak Agus melipat tangannya di dadanya. "Kamu bapak hukum meringkas 2 Bab!"

"Tapi pak.." Ucap Bayu lirih.

"3 Bab"

"Ehh 2 aja pak ...." Ucap Bayu sambil tertawa hambar.

***
Dara segera beranjak dari bangku dan melangkah menghampiri lapangan yang berada di hadapannya. Dara tak enak hati karena dia Bayu dihukum oleh pak Agus, sehabis ini Dara berjanji akan mentraktir Bayu sepuasnya.

Sepertinya keberuntungan sedang berpihak ke Dara, karena cuaca hari ini sedang sejuk.

Setelah berdiri kurang lebih 2 jam akhirnya bel istirahat berbunyi, Dara menghela nafasnya lalu menurukan tangannya yang susah keram. Dara mulai melangkahkan kaki nya menuju kekantin. Saat mulai memasuki kantin, dia mengedarkan pandangannya menuju meja yang berada dipojok tempat berkumpulnya Raga, leon dan Bayu. Dara tersenyum mendapati ketiga orang itu, tanpa berkata kata lagi Dara langsung menghampiri Raga.

"Bay gue minta maaf ya" Ucap Dara tiba tiba.

Bayu yang tengah asik bermain game lantas terkejut. "ASTAGFIRULLAHALAZIM!" Ucap Bayu dengan mata melotot dan tangan berada di dada.

"Yee biasa aja tu mata kali! Lo pikir gue setan!" Ucap Dara terkekeh melihat ekspresi tak santai dari Bayu.

Leon melotot. "Baru kali ini gue denger lo nyebut Bay! Salut gue sama lo Ra!"

Kalimat yang di lontarkan Leon membuat Bayu langsung menatapnya. "Anjir lo!"

Dara mengerutkan kening, merasa aneh sendiri terhadap sifat Raga yang terlalu cuek. Bahkan saat ini Raga pun lebih asik memainkan handphone-nya.
Dara menatap Raga, lalu menggeleng pelan. Dasar manusia datar, untung sayang. Hehe

"Eh btw kenapa lo Ra tiba tiba minta maaf emangnya hari ini lebaran" Ucap Bayu membuat Dara tersadar akan lamunan-nya.

"Oh...gue mau minta maaf karena gue lo jadi di hukum oleh pak Agus.." Ucap Dara menunduk karena dia sadar semua itu karena-nya.

Bayu terkekeh melihat Dara yang seperti saat ini. Menurutnya ekspresinya saat ini sangat imut. "Yaelah santai aja kali Ra, gue juga udah sering kok dapat hukuman"

Dara nyengir. "Oke, lo boleh nolak permintaan maaf gue. Tapi yang satu ini lo gak boleh nolak sama sekali. Kalian ber tiga gue traktir sepuasnya deh hari ini!"

Mata Leon dan Bayu nampak ber binar binar.

"Serius lo Ra? Sepuas nya kan?!" Tanya leon sekali lagi lalu langsung mendapat anggukan dari Dara.

"Kalau yang satu ini sih gue nggak bakalan nolak" Ucap Bayu tampak senang.

"Nggak usah! Nggak perlu!" Ucap Raga tanpa mengalihkan pandangannya dari layar handphone-nya.

Senyum Dara memudar. "Tapi kan Ga, gue cu__"

Raga memutar mata jengah nya. "Gue nggak mau!" Ucap nya lalu meninggalkan Dara, Leon dan Bayu yang masih melongo di buat nya.

"Ehmm.. Ra gak usah lo peduliin Raga, Raga emang suka gitu, judes nya melebihin cewek yang lagi PMS" Tukas Leon setelah terdiam sejenak.

Bayu mengangguk, membenarkan ucapan Leon. "Iya Ra. Raga orang nya emang kaya gitu, kita aja kadang kaya mau di terkam oleh si Raga. Untunglah  gue sama Leon orang nya sabar kalau enggak! Udah bye si Raga mah"

Dara terkekeh mendengar ucapan Bayu. "Iya iya santai aja kali. Yaudah lo pada pesen gih keburu habis!"

Leon dan Bayu langsung tampak ber binar binar lagi.

Bersambung

FanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang