11; Fight

26 3 0
                                    

Tanpa berfikir dua kali lagi, Dara langsung berlari sambil membawa payung kearah preman preman itu.
"MINGGIR!!" Teriak Dara mencondongkan payung ke arah kedua preman itu secara bergantian. Tampak nya preman preman itu terkejut atas kedatangan Dara.

"Tante! Tante cepetan ke mobil aku!! cepetan Tante!" Ujar Dara sambil menatap was was ke arah preman.

Tante korban begal seperti nya masih tampak syok. Dara melihat raut ketakutan di wajah tante itu.
"Tante... percaya deh sama aku. Ce..cepetan tante masuk ke dalam mobil."

Tante itu terdiam sejenak, perlahan mulai mengangguk dan langsung berlari menuju mobil Dara. Melihat tante itu sudah masuk ke dalam mobilnya Dara cukup lega. Kini mata nya menatap tajam preman yang ada di depannya.

"Eh ada cewe cantik ni bro!" Ucap salah satu preman berbicara ke preman satu nya yg masih berada di atas motor.

Dara bergidik ngeri saat melihat preman itu mengedipkan sebelah matanya. "Anjing lo!" Ucap Dara lalu memukul kepala preman itu dengan payung sekuat tenaga.

"ARGH! Kepala gue!" Ucapnya sambil memegang kepalanya. Preman itu menatap tajam Dara. "Cantik cantik ganas juga ni cewek" ujarnya sambil meludah ke arah kiri lalu berjalan mendekati Dara.

Kejadian itu begitu cepat. Sebelum Dara menghindar, preman itu sudah melayangkan tinju-nya. Membuat Dara kehilangan keseimbangan. Dia merasakan nyeri di area bibirnya.

Dara memegang sudut bibirnya yang mengeluarkan cairan merah pekat. "Anjing lo!" Umpat Dara dengan tatapan tajam nya lalu Dara berlari kearah preman tu dan langsung menendang alat vital-nya dengan sekuat tenaga.

"Rasain lo!" Ucap Dara diringi teriakan oleh sang preman yang tengah kesakitan.

"Aduh Bos bantuin bos!" Preman itu memanggil temannya yang masih berada di atas motor.

Yang di panggil Bos memutar bola mata malas nya. "Ga becus! Ngurus di cewek aja lo nggak bisa!" Ujarnya lalu berjalan ke arah Dara.

Alaram tanda bahaya berbunyi di kepala Dara untuk menyuruhnya segera beranjak dari tempat itu. Dengan sekuat tenaga Dara berlari menuju kearah mobilnya, tetapi belum sempat dia menyentuh pintu mobil, bos preman itu sudah menangkapnya.

"Mau kemana cewe cantik" Bos preman  itu memegang tangan Dara.

"Lepasin nggak!" Ucap Dara meringis.

Si bos preman memperhatikan tubuh Dara dari atas hingga bawah. "Kita main dulu aja ya manis"

"BANGSAT LO!" Umpat Dara lalu mengigit tangan preman di dengan kuat hingga mengeluarkan darah.

Bos preman melepaskan cengkraman lalu mendorong Dara hingga terjatuh.

"Aws.." Ringis Dara melihat kedua lututnya berdarah.

"Sialan! Jon lo cepatan seret tu nenek nenek, rampas semua barang barang berhaganya. Untuk cewek ini gue yang bakal tangani!" Perintah si bos preman kepada preman satunya.

"Siap Bos!" Ujar preman satu nya lalu mengambil balok kayu dan mulai menghampiri mobil Dara.

Dara menatap tante itu ketakutan. Dara berniat mengejar preman itu tetapi bos preman sudah meraih bagian depat kaosnya dan menarik hingga berdiri.

BRUK..BRUK...

Dara menoleh kearah mobilnya yang sedang dihancurkan oleh si preman. Spion dan lampu depan mobilnya sudah pecah. Kini giliran kaca yang ada di sebelah tante itu ingin di pecahkan oleh preman.

Ada dorongan yang amat besar dari dalam diri Dara untuk menolong tante itu, tetapi melihat kondisinya yang mengenaskan membuat Dara tak bisa berkutik.

Dara menerjang perut bos preman lalu meninju mencakar sekuat tenaga.
Bos preman dapat dengan mudah menangkis semuanya.

Bos preman itu tersenyum sinis, lalu mengeluarkan pisau lipat dari dalam saku celananya. "Cukup main mainnya." Ujarnya sambil memainkan pisau lipat nya.

PRANG

Kaca mobil Dara pecah. Preman itu tersenyum lalu menarik tante itu keluar dari dalam mobil.

Tubuh Dara membeku. Tidak bisa berpikir lagi, dia sangat ketakutan saat ini. Dara mendongak dan mendapati si bos preman sudah bejongkok di sisinya. Dara masih terlalu terkejut untuk bersuara. Air mata ketakutannya pun tak bisa terbendung lagi.

Preman itu membawa tante itu ke hadapan Dara. Dara menatap wajah pucat tante itu.

"Lagian ngapain sih ni tante, mau keluar aja harus banget makek perhiasan mahal segala! Belum lagi mobil-nya alphard!" Gerutu Dara dalam hati.

"Bu..bunuh sa..ya aja jangan anak ini!" Ucap tante dengan suara gemetar.

Dara melongo menatap tante itu. Jika hanya dia yang selamat untuk apa Dara membantunya sampai sejauh ini. "Nggak tan, kita harus selamat!"

Kedua preman itu saling bertatapan lalu tertawa kecang. "Kalian berdua akan mati!" Ucap bos preman dengan enteng lalu mengarahkan pisau lipat di arah leher Dara.

Nguing...Nguing...Nguing...

Bunyi sirine polisi menggema di sepanjang jalan. Membuat kedua preman itu saling tatap.

Tante itu menoleh kearah Dara. "Kita selamat.." Ucapnya sambil tersenyum getir.

"Bos! Bos mo...mobil po..lisii cepatan kita kabur bos!" Seru preman itu langsung berlarian menuju motornya disusul dengan bos preman.

Empat orang polisi langsung barlari kearah kedua preman. "JANGAN BERGERAK!" Intruksi polisi itu sambil mencondongkan pistol ke arah preman preman itu.

Salah satu preman itu berhenti dan mengangkat tanganya ke atas, sedangkan si bos preman masih melarikan diri.

DOR

satu tembakan berhasil menghentikan bos preman untuk bergerak. Dan langsung saja ke empat polisi mengamankan preman preman itu.

"Kamu nggak papa?" Tanya tante itu langsung menghampiri Dara.

Dara menoleh dan tersenyum. "Nggak papa kok tan."

"Nggak papa gimana! Itu bibir kamu berdarah, lutut kamu juga.." Ucap tante itu khawatir. "Kita kerumah sakit aja ya.."

Dara paling anti dengan rumah sakit. Bau obat yang pekat membuat nya malah bertambah parah. Dara menggeleng cepat, "Nggak usah tan, aku nggak suka rumah sakit." Ucap Dara dengan polos.

"Ya ampun ya udah kamu kerumah tante aja ya... nanti tante obatin." Tawar Tante itu.

Dara berfikir sejenak. Kalau dia langsung pulang nanti mama nya akan khawatir. Jika di fikir fikir lagi rasa nya tidak mungkin kalau tante ini akan berbuat yang tidak tidak kepadanya. Lantas Dara mengangguk setuju.

Bersambung...

FanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang