14; Fall in love?

21 2 0
                                    

Sinar matahari menerobos masuk ke sela sela fentilasi kamar bernuansa nude itu. Dara saat ini masih bersembunyi di balik selimut tampak enggan membuka kedua matanya. Beberapa saat kemudian alunan musik berdendang keluar dari speaker handphone memaksa nya untuk membuka mata.

Semenjak Raga menjemputnya, Dara selalu bangun lebih awal dari biasanya. Tidur jam 12 malam bangun jam setengan enam pagi. Itulah jadwal tidur Dara selama tiga hari belakangan ini. Dara merenggangkan otot tubuhnya lalu bersiap siap untuk ke kesekolah.

Jarum jam menunjukan pukul enam lebih tiga puluh tiga menit. Saat ini Dara sedang menunggu kedatangan Raga. Tetapi sampai saat ini mobil Raga belum juga menunjukan kedatangannya. Dara melihat lagi benda yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah pukul enam lewat lima puluh menit.

"Aduh Raga mana sih.." Ucap Dara mondar mandir menanti kedatangan Raga. "Apa Raga nggak sekolah ya? Telpon aja kali ya.." Dara langsung mengeluarkan Handphone nya dan tanpa basa basi langsung menelpon Raga.

Titt...tit..tiit...

Nomor yang anda tujui sedang sibuk...

"Kok sibuk sihh. Bisa telat ni gue." Dara kembali melihat jam dan sekarang sudah pukul tujuh tepat. "Mati gue! Tinggal 15 menit lagi bel masuk. Gi mana ni?!" Ujar Dara bingung.

Tak lama kemudian bunyi klakson terdengar nyaring dari depan rumah Dara. Dara mempercepat gerakannya menuju ke arah mobil yang ternyata itu taksi.

Dara melongo ternyata itu bukan mobil Raga melainkan mobil taksi.

Tetapi sesaat kemudian terdengar suara cowok dari dalam mobil. "Cepetan masuk!" Perintah Raga.

Dara tersenyum lalu masuk ke dalam mobil. "Kok lo naik taksi sih Ga? Mobil lo mana?"

"Mobil gue pecah ban."

Dara mengangguk. "Gue pikir tadi lo udah ninggalin gue"

"Ya enggak lah, gue udah janji ke nyokap bakalan antar jemput lo selama seminggu."

Dara hanya ber oh ria lalu masuk ke dalam taksi.

Mobil yang dikendarai oleh Dara dan Raga telah sampai di depan gerbang sekolah. Tapi kelihatannya pintu gerbang sudah di tutup.

"Yah Ga gimana nih telat.." Ujar Dara lemas.

"Tumben lo sedih, biasanya kan lo seneng kalau telat biar nggak belajar 2 jam pelajaran." Ucap Raga enteng.

"Ya allah Ga. Salah mulu deh gue perasaan." Balas Dara dramatis.

Raga terkekeh pelan menampilkan senyuman nya yang menawan.

Dara membeku. Dara tepanah oleh senyuman Raga yang tak pernah ia lihat sebelum nya. Dan saat ini Dara merasakan dada nya yang berdegub kencang bahkan saat ini wajah Dara berseri seri. Dara belum pernah merasakan perasaan ini sebelumnya. Perasaan hangat yang menjalar di seluruh tubuhnya. Perasaan nyaman saat di dekat seseorang. Perasaan candu ingin melihat senyuman nya lagi dan lagi. Dara belum pernah. Dan baru saat ini dia meraskannya. Saat dia bersama Raga.

"Ya udah maaf maaf. Ayo keluar." Ujar Raga lalu beranjak keluar dari mobil sedangkan Dara masih syok dengan reaksi tubuhnya saat melihat senyuman Raga.

"Ra ayo.." Panggil Raga lagi.

Dara menahan napas untuk sesaat lalu mengangguk pelan. "Iya.."

Dari kejauhan sudah terlihat sosok yang Dara takutin selama ini. Ya, bu Galuh saat ini sedang memberikan kultum di depan barisan para murid yang terlambat.

"Ga gimana nih?" Tanya Dara takut takut.

Raga menoleh sebentar ke arah Dara. "Udah lo tenang aja. Biar gue yang hadapin bu Galuh."

Tinggal beberapa langkah lagi Dara akan menghadapi si Trol penjaga gerbang yaitu bu Galuh.

"Permisi bu.." Ucap Raga sopan.

Bu Galu menoleh ke arah Raga dan Dara dengan tatapan kaget. "Loh Raga kamu ngapain ke sini?" Tanya bu Galuh heran.

"Maaf bu saya dan Dara datang terlambat.."

Bu Galuh menatap Raga dan Dara secara bergantian. "Oh jadi kalian berdua telat toh.. Ibu sih ga percaya kalau orang seperti Raga bisa telat tapi kalau Dara ibu udah gak heran lagi, waktu kelas sepuluh aja hampir setiap hari Dara telat ibu sampe pusing ngehadepinnya." Ucap bu Galuh sambil menggeleng geleng.

Dara hanya senyum senyum. "Apaan sih bu Galuh pake cerita lagi sama Raga. Kan malu gue jadinya!" Gerutu Dara dalam hati.

"Tapi bu, kali ini Dara telat karna nungguin saya bu.." Raga membela Dara kali ini. Dara lantas menoleh ke arah Raga dan membulatkan matanya.

"Kok ibu ga percaya ya, gi mana ceritanya kamu bisa terlambat?" Tanya bu Galuh.

"Jadi gini bu......" Raga menceritakan kejadian yang sebenar benarnya kepada bu Galuh dengan harapan membuat hukumannya dapat berkurang sedikit.

Bu Galuh mengangguk mengerti. "Oh jadi gitu. Tapi sekali terlambat tetap terlambat jadi kamu dan Dara tetap ibu hukum ya."

Dara membulat kan matanya. "Lah bu kok gitu sih. Kalau masih dihukum untuk apa Raga cape cape jelasin kejadinnya" Protes Dara.

"Kamu ga dengar ibu bilang apa tadi? Sekali terlambat tetap terlambat." Ucap bu Galuh enteng. "Sekarang Jam berapa?" Tanya bu Galuh.

Ketika Dara hendak bersuara, Bu Galuh justru langsung memotongnya.

"Jam jamilah kurang seksi. Pasti kamu mau jawab itukan!." Ucap Bu Galuh galak.

Dara hanya terkekeh. Ternyata bu Galuh sudah hapal dengan jawabannya.

"Dara, Raga kalian berdua ibu hukum bersihin Uks sekarang!" Perintah bu Galuh, lalu Dara dan Raga langsung bergegas menuju Uks.

Dara bersyukur kali ini di suruh membersihkan Uks yang tidak terlalu luas.

Sesampainya di Uks, Raga langsung mengambil sapu di sudut ruangan.
"Duduk." Ucap Raga.

Dara tidak mengerti. "Duduk?"

Raga menghela nafas. "Lo duduk aja, biar gue yang beres beres."

"Lah kok gitu sih Ga. Kan dihukum nya berdua. Masa lo aja yang bersihin."

"Lo telat karena gue. Jadi lo cukup duduk diam aja biar gue yang bersihin semuanya. Lagian pasti kaki lo masih sakit kan untuk bergerak."

Dara hanya menjawab dengan menggangguk pelan.

"Nah gitu dong." Ujar Raga sambil mengelus rambut Dara lalu bergegas bersih bersih.

Dara menahan nafasnya. Debaran debaran hangat itu muncul lagi. Apa ini yang di namakan jatuh cinta? Kalau iya, ini sangat lucu. Hanya dengan senyuman lantas seorang Dara yang notabennya playgirl bisa jatuh cinta pada pesona Raga Tahta Dirgantara. Dara tak pernah menyangka bahwa dia akan jatuh cinta hanya karena senyuman. Sesederhana itu.

Bersambung

FanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang