"Ra, rumah lo ada tamu." Ujar Raga sambil menunjuk kearah mobil hitam yang terparkir di depan pagar.
Dara menatap mobil yang tampak familiar itu, Dara coba mengingat ingat sang empunya mobil.
Dara membulatkan matanya, air mata nya perlahan memembasahi ke dua pipi nya. Hanya satu orang yang terlintas di pikiran Dara saat ini. "PAPA?!"
Raga menatap Dara. "Ra lo nangis?"
Pikiran Dara saat ini sedang kacau. Dara tak lagi mendengarkan ucapan Raga. "Ga, maaf ya dinner nya nggak jadi. Lo pulang ya.." Ucap Dara lalu langsung berlari menuju rumah nya.
Saat ini yang ada di pikiran Dara hanyalah mama nya. Dara tidak peduli dengan Raga yang tampak kebingungan. Saat semakin dekat dengan rumah nya, tampak seorang lelaki paru baya baru saja keluar dari rumah nya.
Dara berhenti sejenak, lalu menatapi punggung seseorang yang dia rindukan semakin menjauh. "Papa.." Ujar Dara lirih. Dara menggelengkan kepala nya saat ini dia tidak boleh lemah. Dara berlari menuju rumah nya.
Sesampainya di rumah, Dara langsung di sambut dengan suara teriakan mama nya.
Semakin dekat Hatinya semakin gelisah. Hanya satu nama yang ada di kepalanya sekarang Mama nya.
Pemandangan pertama saat Dara memasuki rumah adalah mama nya berada di pelukan mba Titis, sedang meronta ronta.
"Lepasin! Aku mau ketemu mas Hendra! MAS HENDRA!!" Racau Laras.
Dara langsung melangkahkan kaki nya mendekati Laras, dan langsung memeluknya, memberikan kode ke mba Titis agar segera mengambil obat.
"Ma tenang ma.. yang tadi itu bukan papa.." Ucap Dara berusaha menenangkan Laras.Laras menatap Dara tajam. "JANGAN SENTUH SAYA! PERGI KAMU DARI SINI! PERGII!!" Laras semakin tak terkendali, mulai menjambak, memukul bahkan mencakar. Yang Dara lakukan saat ini hanya mempererat pelukannya dan menangis dalam diam.
"LEPASIN!" Ujar Laras lalu mencakar bagian pipi sebelah kanan Dara.
"Ma udah ma.. Dara mohon.." Ucap Dara sesegukan.
"LEPASIN! ARGHHHHH!" Laras menjambak rambut Dara.
"Ma.." Ucap Dara lirih.
"Ya allah bu... sabar ya non.." Ujar mba Titis lalu mensuntikan obat bius ke Laras.
"Saya ben..ci an..ak se..perti ka...kamu.." Ucap Laras setelah itu pingsan.
"Mba bawa mama ke kamar ya.." Ujar Dara menghapus jejak air matanya.
"Iya non.." Ujar mba Titis lalu membawa Laras pergi menggunakan kursi roda.
Dara menghela nafas gusarnya. Saat Dara hendak menoleh kebelakang tidak sengaja tatapan nya bertemu dengan mata teduh milik Raga.
Dara berjalan mendekati Raga, "Maaf ya Ga, dinnernya gak jadi." Ujar Dara dengan senyum palsunya.
Raga tak menjawab. Mata nya masih betah melayangkan tatapan yang tidak di mengerti.
Dara membalas menatap kedua manik mata Raga lalu tersenyum, "kalau lo mau tau, gue gak papa kok..."
GREP
KAMU SEDANG MEMBACA
Fana
Teen FictionTerkadang semesta suka sebercanda itu. Mempertemukan dua orang yang berbeda, entah itu hanya bertemu bukan bersatu. Kisah tentang si badgirl yang dipertemukan dengan si perfectboy. *warning : Mengandung kata kata kasar. Tidak untuk di tiru!