Tak terasa, sudah satu bulan berlalu. Tidak seperti prediksi Dara, saat ini Raga belum juga jatuh hati kepada nya. Seiring berjalannya waktu, ke obsesiannya semakin menjadi jadi. Semua cara sudah dia lakukan untuk memikat hati Raga tetapi tetap saja hasilnya nihil.
Suara ketukan pintu kamarnya membuat Dara menoleh. "Masuk aja."
Katanya. "Eh, mba Titis. Ada apa mba?""Emm.. gini non, ibu nya mba lagi sakit, terus ngga ada yang ngurusin. Boleh ngga non kalau mba izin selama 2 hari saja" Ucap mba Titis
"Oh ya nggak papa dong mba. Mba kapan pulang?"
"Hari ini non Jam 1 nanti."
Dara sempat berfikir sejenak, "Ya udah mba. Ntar Dara anterin aja ya, soalnya hari ini kan libur."
Mba Titis tersenyum. "Makasih non..."
Ucapnya lalu pergi meninggalkan kamar Dara.Dara sebenarnya sangat mager hari ini. Tapi dia tidak tega melihat mba Titis yg sudah dia anggap seperti kaka kandungnya sendiri pergi sendirian. Dara takut terjadi yang tidak tidak. Lokasi rumah mba Titis memang berada di Jakarta, tetapi daerah nya sangat terkenal sebagai rumah kumuh belum lagi sangat sepi dan rawan pembegalan.
Ting
Dara menatap handphone-nya, ternyata ada notif pesan dari Juna.
Juna Bangsat
Eh be gue denger denger ni lo di dipermaluin lagi ya sama kak Raga?Dara
Ya gitu deh, padahal kan niat gue udah baik! Gue mau ngetraktir doi, eh respond nya judes amat kan kesel barbie!!Juna Bangsat
HAHAHA RASAIN LO EMANG NYA ENAKDara
Anjir lo sat😒Juna Bangsat
Udah lah Ra nggak usah diterusin rencana bego lo! Kena karma baru tau rasa!Dara
Iyaiya nggak bakal gue terusin nih rencana tapi ntar tunggu Raga udah bertekuk lutut di hadapan gue, Gue bakalan SAY BYE! HAHAJuna Bangsat
Cari target yang lain aja Ra buat lo mainin, gue takut lo kena karma ajg!Dara
GUE NGGAK PERCAYA KARMA.Juna Bangsat
Ti ati lo Ra
ReadDara terkekeh melihat betapa lucu nya sahabat nya ini. Zaman sekarang masih percaya aja sama karma? HELLAW! Dara melirik jam dinding nya. Matanya terbeliak saat melihat sudah jam setengah satu. Berarti tersisa setengah jam lagi untuk dia bersiap siap. Dara langsung mengambil baju nya secara acak.
Setengah jam kemudian, Dara sudah siap dengan menggunakan kaos oblong berwarna putih dan jeans berwarna navy yang di padukan dengan sneakers berwana senada dengan jeans nya.
"Ma, Dara sama mba Titis pergi dulu ya.." Ucap Dara sambil mencium tangan mama nya.
Laras tersenyum. "Iya kalian Hati hati ya.."
***
Raga saat ini sedang berkutik dengan beberapa buku. Beginilah kehidupan seorang Raga, walaupun hari libur dia masih menyempatkan dirinya untuk belajar.
"Abang!! Cepetan turun..." Perintah Mira (bunda Raga).
Raga yang mendengar panggilan dari sang bunda langsung turun ke lantai 1 rumah nya. Tanpa basa basi Raga langsung menghampiri Mira. "Kenapa bun?"
Mira tersenyum, "Bang, mau kan hari ini temenin bunda ke acara arisan habis itu temenin bunda ke tempat jahit langganan bunda ya Bang?."
"Jam berapa bun?"
"Jam satu an lah"
Raga berfikir sejenak. "Aduh bun kalau jam segitu Raga nggak bisa, soalnya Raga ada les fisika. Bunda minta temenin aja pak somad."
Mira tampak kecewa dengan jawaban Raga, "Sekali sekali nggak papa kali bolos les nya... bunda tuh masih kangen tau sama kamu bang.."
"Tapi bun__"
"Iya deh bunda tau.. kamu sama ayah kamu itu sama sama sibuk, bunda tau kok.."
"Bukan gitu bun, bunda kan tau Raga sekarang udah kelas 12. Raga nggak mau sia siain waktu Raga untuk hal yg nggak penting kaya acara bunda" Jelas Raga dengan suara yang lembut.
"Iya bunda ngerti kok Raga anak bunda yang paling ganteng.." Ujar Mira terkekeh dan di sambut Raga dengan kekehan juga.
***
Tak sampai satu jam kemudian Dara sudah tiba di rumah mba Titis. Suasana rumah susun tak terawat di tambah lagi dengan keadaan yang sunyi dan sepi membuatnya terkesan angker. Dara bergidik ngeri.
"Ayo non mampir dulu.."Ajak mba Titis.
Dara menggaruk keningnya tak gatal. "Eh nggak usah mba, salam in aja sama bu Eka ya mba. Kalau gitu Dara pamit mba."
Mba Titis tersenyum lalu melambaikan tangan nya. "Makasih non... hati hati ya non.." Ucap mba titis dan langsung mendapat anggukan dari Dara.
Dara langsung melajukan mobilnya meninggalkan rumah mba titis. Baru juga keluar dari rusun tiba tiba ada pemberitahuan kalau jalan yang biasa Dara lewati ternyata sedang ada perbaikan sehingga membuat jalan nya di tutup.
"Eh anjing! Mau lewat mana ni mobil gue kalau jalannya di tutup!" Gerutu Dara sambil membuka google maps di handphone nya.
Dara meremas stir mobilnya, Dara merasa jika dia hanya berputar putar saja tidak menemukan jalan raya ataupun rumah warga untuk menanyakan arah.
Bayangan Dara tentang tempat ini melintas lagi di kepalanya. Dara menjadi resah sendiri.
Saat ini lebih parah. Dara berada di jalan yang disisi jalan hanya di tumbuhi ilalang saja.
Perasaan gelisah memenuhi benak Dara saat ini ketika mobil yang dia kendarai berada tepat di belakang mobil yang sedang di Begal membuatnya kaget bukan main.
Dara melihat seorang wanita paru baya yang sedang mempertahankan tas-nya saat ada dua laki laki yg ingin merebutnya.
Dara menarik napas nya dalam dalam, berusaha menetral kan detak jantungnya.
"Gue nggak liat! Gue nggak liat!!" Ucap Dara gemetar. "Apa gue balik arah aja ya? Tapi kan kesian ibu itu.. Aduhhh gimana nih!!" Sambungnya tambah resah.
Sempat terdiam sejenak, akhirnya Dara sudah mengambil keputusan untuk membantu ibu itu. Dara mengedarkan pandangannya di dalam mobilnya, berusaha menemukan sesuatu yang dapat dia jadikan senjata. Pandanganya kali ini tertuju pada payung yang berada disisi kursi penumpang. Keputusannya sudah bulat, tanpa basa basi lagi Dara langsung mengambil payung dan bergegas menuju arah ibu itu.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Fana
Teen FictionTerkadang semesta suka sebercanda itu. Mempertemukan dua orang yang berbeda, entah itu hanya bertemu bukan bersatu. Kisah tentang si badgirl yang dipertemukan dengan si perfectboy. *warning : Mengandung kata kata kasar. Tidak untuk di tiru!